~Numb 21

9 2 0
                                    

HAI HAII✌️

Ketemu lagii😆, gak nyangka kalo udh sampe chap 21 xixixi

Selamat Membacaa yaa💙

"mau pura-pura gak kenal gue?" ketusnya

Ava mengepalkan tangan di samping, ingin sekali memukul dia, tetapi akan sama saja jika dia memukul balik. "JAWAB!" Mata Ava membelalak akibat suara keras dia. "woi, gue jelas kenal lo. Wajah polos yang lo buat-buat, berani banget mengarahkan pistol ke gue!"

"lo kira gue lupa sama muka lo yang sok polos hah?!" Arka. Dia Arka. Arka menjambak kasar rambut Ava yang terkuncir seperti ekor kuda. Ia meringis. "Kenapa lo ikut campur urusan gue sama Figan?! Dan kenapa olimpiade ini malah lo yang gantikan dia!"

Tangan Arka kini beralih memegang name tag Ava. "Avalyn Clarrisa?" Arka melangkah lagi, membuat Ava ingin jatuh namun terhenti karna Arka menarik name tag tersebut. "akh! kumohon, lepas!" pinta Ava mulai meneteskan air mata, leher Ava terasa sakit karna name tag yang terus di tarik Arka menjeda jatuh ke kolam. Ava tidak punya nyali untuk membalik keadaan. Ava sudah terkurung dalam perasaan takut.

Arka tertawa lebar, "nangis? ahahaha mana nyali lo?!" kata Arka masih dalam menarik name tag. "karna lo merusak rencana gue. Gue gak akan diam!" Arka pun memutuskan name tag Ava, ia taruh di kantong almetnya. "AAAA!"

byur!

"TOLONG! UHUK!"

Arka berjongkok, tersenyum kearah Ava yang berusaha mencari oksigen. Dia tersenyum puas. "ternyata gak bisa renang, so gue menang kali ini. See ya!" Arka berdiri, lalu berjalan keluar dengan melambaikan tangan. "tolong... hiks, kumohon bantu aku!" Tidak mendengar dia, sama sekali tidak berbalik arah. Tetap berjalan hingga punggung nya tidak terlihat lagi dimata Ava.

.

"Papi! katanya Ava yang menggantikan Figan olimpiade?!" protes Lita.

Kepsek itu mengangguk, "IIII! Kenapa Papi kasih! Dia jelas-jelas udah memalukan sekolah! kenapa papi kasih dia kesempatan buat olimpiade bahkan menggantikan Figan!" Lita berseru tidak setuju. Kepsek memukul meja, membuat Lita bungkam. "emang kamu bisa apa?! Lita kamu keterlaluan deh! Dia udah berani menggantikan Figan! Kamu?! Gak bisa apa-apa bisanya ngoceh, merasa tidak adil setiap harinya!" balas kepsek ikut emosi menghadapi Lita yang tengah menunduk.

"Saya suka heran sama kamu Lita, saya tau masalah yang kamu hadapi, saya tau! kamu menderita karna--" Lita menangis sesegukan, lantas bangkit dari tempat duduk. "Papi gak tau apa yang Lita rasakan! cukup tak usah bahas masa lalu itu lagi! Lita benci Papi!" Lita pun melenggang pergi, berlari menuju pintu.

"Lita!"

brak!

"anak itu masih saja tidak bisa menerima." gumam Kepsek menghela napas.

Lita berjalan cepat ke kamar mandi, menunduk. Sampai dia menabrak seseorang. "woi jalan pake mata!" katanya. Lita yang mendengar itu tidak terima, langsung berhadapan dengannya. "ngomong apa lo barusan?!" kata Lita masih dalam sesegukan. Orang itu mengernyitkan dahi, tidak percaya kalau ketos menangis bahkan sampai sesegukan seperti anak kecil.

"budek? gue bilang jalan pake mata!" balasnya ketus, dia adalah Nike. Lita baru sadar kalau yang ditabrak adalah Nike. Lita bungkam, dan berlari. Nike, menahan Lita dengan mengenggam lengannya. "ada masalah apa si? sampe nangis kayak gitu?"

"bukan urusan lo!" jawab Lita, menampar Nike kencang. "akh! sakit coy buset dah." Lita berhasil melepas tangan Nike. Nike sedari tadi menghelus-helus pipi yang akan memerah berkat tamparan. Tapi Nike bersikap bodoamat, walaupun ingin sekali Nike menampar balik pada Lita. Nike hanya mencibir sebal.

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang