~Numb. 7

101 67 3
                                    

Selamat Membaca 💅 

.

Apa-apaan ini kenapa aku dituduh?

"anak saya tidak pernah melakukan hal keji ini pak," timpal Lexa diikuti napasnya yang memburu.

Tampang wajah yang lain langsung seperti tidak terima jawaban yang sudah diucap Lexa. "Haduhh Bu saya jelas-jelas melihatnya loh!" sahutnya sambil menunjuk Ava. 

Lexa dengan sigap menghempas tangan seorang yang sudah menunjuk-nunjuk putrinya sembarangan, "Ibu tolong jangan asal tunjuk ke anak saya!"

Ava sudah tak tahu harus berkata apa, dan mata Ava merasa silau, ternyata sangat tidak di sangka Ava dna Lexa dikelilingi orang-orang yang sedang merekam kejadian, jelas kalau Ava tahu mereka semua merekam berkat lampu di dekat kamera mereka menyala sampai mata Ava kesilaluan begitu juga dengan Lexa. "Bunda Ava takut..." 

"Eh lihat-lihat wajahnya ketakutan,"

"Wah kayaknya dia nyari perhatian ke emaknya biar dia bisa kabur dari sini!" tambah yang lain diangguki semua orang.

"Ava sayang..., kamu gak melakukan ini kan sama Bunda?" tanya Lexa lembut sambil memegang kedua pipi Ava. 

Ava menggeleng,

"Aduhh anak jaman sekarang bisanya drama!"

"Anak saya gak akan melakukannya!" kata Lexa setengah teriak.

Datanglah soerang gadis berpakaian hitam, masker hitam, dan di lengkapi topi hitam sehingga wajah si Gadis tidak terlihat, "Bu maaf jika saya lancang, ini bu buktinya ada di tas anak Ibu," Gadis tersebut menunjukkan keberadaan narkoba ditas rotan yang Ava bawa.

Seisi cafe langsung terbelalak kaget, termasuk Lexa kini terkejut bukan main. Sedangkan Polisi masih menunggu. Lexa menekuk lutut, air matanya terjun bebas, Ava berjongkok di samping Lexa. Baru saja Ava ingin memegang pundak Lexa. Namun siapa sangka kalau Lexa langsung mencengkram tangan Ava, "Bunda, sakit..."

Manik Lexa melotot marah pada Ava, dan sesuatu terjadi.

Plak!

Ya Lexa menampar Ava, bisa dibilang ini adalah tamparan pertama dari Bunda. Sejak Ava masih kecil hingga remaja Ava tidak pernah merasakan amarah dari Bundanya. Tetapi mengapa? mengapa Bunda menampar Ava begitu saja? 

Setelah itu, Ava dibawa masuk kedalam mobil, sedangkan orang-orang yang berada di Cafe sibuk merekam kepergian Ava. Mobil Lexa melaju kencang membelah jalanan. Sementara air mata Ava sudah mengalir deras disana. Dalam hati, kenapa Bunda percaya sama omong kosong mereka, kenaa Bunda tidak percaya sama anaknya sendiri.

Tidak berlama-lama Ava dan Lexa sampai dirumah. Lexa menarik Ava, melempar Ava sehingga punggung Ava bertabrakan dengan sofa ruang keluarga, "Bunda, bukan Ava Bunda mereka nuduh Ava, hiks.., hiks," ucap Ava terisak. Lexa tetap tidak menghiraukan ia sibuk mengambil barang yang bisa melukai anak ini, atau mungkin menghabisinya. Dan dapat Lexa mengambil guci hiasan kecil yang terpajang di tempat benda-benda antik. Lexa memulai dengan cara melayangkan guci ke udara, namun...

"BUNDA!" teriak Tom bernada berat sambil menahan tangan Lexa yang sudah melambung ke udara. 

"Bunda, ada apa?" tanya Tom baik-baik.

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang