~Numb. 9

92 57 7
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk mengklik vote, sebagai penyemangat penulis .

Selamat Membaca...

.

"Eh gaisss! ada kakak kelas yang ganteng-ganteng itu!!" teriak seseorang sambil menunjuk-nunjuk dibalik jendela kelas.

"masa sii! mau liatt!!"

"kelas IPA 1 udah rame malah kelas gue sekarang yang rame," cibir si gadis rambut panjang siapa lagi kalau bukan Vira. Vira tetap lanjut mengerjakan tugas Fisika. Fisika itu bukanlah kehebatan Vira. Vira saja muak sama rumus-rumus Fisika. Setiap ulangan dapat 60 aja udah bahagianya kayak orang kesurupan, apalagi dapat 100 udah masuk rumah sakit jiwa yang ada. Karna semakin lama nih kelas berisik kayak pasar Vira akhirnya ikutan juga melihat kakak kelas itu. "belagu banget sih mentang-mentang ganteng," cibirnya sekali lagi ketus.

"Vir ish jangan ngomong gitu! dia tuh emang ganteng," Teman sekelasnya membalas.

Vira berdecak, memutar bola matanya sebal.

.

Figan dan kawanannya berjalan menyusuri koridor kelas 11 memasang wajah sangar, kecuali Nike. "Hai cantik," sapa Nike menaik turunkan alis sembari tersenyum.

Cewek-cewek langsung teriak kesenangan. Memang Nike selalu gatal sama cewek mau itu adik kelas ataupun teman di sekelasnya. Kemudian Figan sampai dikelas Ava berada. Dia mendobrak pintu memakai kaki.

Brak!

Semua anak-anak kelas 11 terkejut. "Siapa yang buat keributan disini?" tanya Figan dingin. Caca menghampiri Figan dengan cengirannya. "maaf kak! saya gak bermaksud membuat keributan! tapi teman saya yang udah buat kami takut kak! dia bawa narkoba!" Caca menjawab.

"narkoba?!" sekarang Eden bertanya menaikkan salah satu alisnya. Caca mengangguk antusias menyuruh Figan, Adan, Eden, Nike dan Hugo memasuki kelas ini. Caca pun berhenti tepat dilantai yang sudah ternoda dengan obat-obatan. Figan berjongkok mengambil salah satu obat yang masih utuh dilantai. Maniknya teliti melihat obat tersebut. "Gan coba liat," ucap Hugo. Tidak lama kemudian Figan berdiri lantas memberikan obat itu pada Hugo.

"mana orangnya?" Figan kembali bertanya pada Caca. Caca menunjuk Ava mantab. "itu kak!" 

Kaki Figan melangkah menuju gadis yang tertidur diatas meja. Rambutnya terlihat sangat berantakan sampai wajahnya sedikit tertutup oleh beberapa helaian rambut si Gadis. "Lo yakin ini narkoba?" tanya Adan kepada teman lainnya. Mereka semua mengangguk cepat.

Tangan Figan menyelipkan helaian rambut si gadis ke kuping. Setelah dilihat wajah si Gadis ini memucat. Figan masih belum mengenali gadis ini. Lalu dia bertanya, "nama?" Caca dan kawanan lainnya ikut menjawab. "Ava kak, Avalyn Clarissa!" Alis tebal itu langsung bertaut. Figan tidak percaya menghadap ke arah mereka.

"Ava?!" seru Eden tidak terima. Adik-adik kelas tersebut kembali mengangguk.

Nike juga bingung padahal kemarin dia baru saja membantu kami semua dari geng Gerardo, mana mungkin Ava ini membawa narkoba kesekolah walaupun dia pernah masuk berita dan sempat viral bahwa dia pemberi narkoba ke Ibundanya. Tapi mana mungkin Ava kembali membawa narkoba? lagi juga berita itu sudah lama sekitar 3 tahun lamanya. 

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang