~Numb 47

1 1 0
                                    

Vira hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan dari Figan. "makasih," ucap Figan secara tiba-tiba. Tidak terdengar menyebalkan, untuk kali ini nada bicaranya. Vira pun mendongak, mengernyit penuh kebingungan.

"langka si sumpah." kata Vira sambil menganga. Saking tidak percayanya.

Figan menatap Vira, dengan tatapan yang lagi membuat Vira jengkel, "untuk kali ini doang. Jangan harap bisa akrab ama gue, karna kejadian waktu itu."

"hih, siapa juga yang mau akrab ama cowok brengsek kayak lo." Figan membulatkan matanya, tak percaya akan dibilang cowok brengsek ama gadis satu ini. Nike mulai bersiap-siap untuk mencegah mereka berdua.

Nike menahan Figan yang sepertinya sudah terpancing, "udah udah, cukup Gan."

"Dasar cewek cepu!"

"Dasar cowok brengsek!" balas sengit Vira.

Mata Nike hanya menoleh ke arah mereka berdua, "woi? mau sampe kapa—"

"Diem lo!" ucap mereka berdua ke arah Nike.

Hugo menghela napas, "biarin aja Nike, emang ni berdua sama kolotnya."

.

Sinar mentari, memasuki celah-celah jendela ruangan Ava. Cahaya itu mengenai wajah Figan yang sedang tertidur pulas di pinggiran ranjang Ava. Figan mulai terasa keganggu pun, terbangun. Lalu, ia melihat Ava dengan tatapan sendu, dipengangnya jari jemari Ava yang lemah itu, "kapan lo bangun, Va?"

Semalam tepat setelah Figan selesai berdebat dengan Vira itu berkat Hugo yang malah menjambak kedua rambut Vira dan Figan. Berlangsung mengancam, "kalo lo pada masih begini di mata gue, jangan harap ni rambut masih ada! tampang gede, tapi kayak bocah. Apa?mau semprot gue sama omongan pedes kalian?" Mereka meringis kesakitan, "Vir mending lo pulang. Gan lo juga udah di ruangan aja. Gue ama Nike bakal pulang."

Dan terjadilah sampai dititik Figan tertidur di ruangan putih ini.

Figan hari ini telah berencana untuk mencari keberadaan Ibundanya Ava. Itu satu-satunya cara untuk Ava siuman. Tapi pertanyaan nya apakah beliau masih ada? pertanyaan itu belum bisa dijawab pasti. Figan akan cari tahu sendiri.

"gue akan balik lagi, jadi cepet bangun Ava.."

.

Informasi yang sangat diperlukan adalah seperti apa wajah beliau? Figan tidak pernah tahu wajahnya, bahkan sifat nya. Ava tidak pernah menceritakan Ibundanya semenjak Figan mengenal nya bahkan sampai sekarang.

"rumah Ava. Pasti ada foto dia bersama tante."

Figan pun berusaha kembali ke rumah Ava dengan buru-buru, tapi nihil. Setelah ia sampai tidak ada foto yang terpajang di rumah itu sampai sudut rumah terakhir, entah apa penyebabnya Figan tidak paham, hingga empat kali Figan memutari rumah Ava secara lebih hati-hati, tetapi usaha itu sia-sia tetap tidak ada secarik album yang tertera. Dia heran, lantas Figan harus bertanya dengan siapa?

Pada akhirnya Figan memutuskan untuk bertemu dengan sang Ayah, ia mengunci rumah Ava. Kemudian kembali menaiki motornya menuju rumah.

.

"Selamat datang, Tuan." sapa pelayan rumah Figan.

Figan hanya mengangguk dan bertanya, "Ayah ada di rumah?"

"Ada, Tuan. di taman bersama Nyonya."

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang