~Numb 24

11 2 0
                                    

Hallooo ketemu lagii, wah gimana rasanya setelah membaca ini? menyenangkan kah? boleh kalian komen yaa.

Oke kalian boleh kok langsung baca tapi aku ingatkan lagi, untuk vote ya, dan kalau yang belum follow, boleh dong di follow dulu okeh!

Selamat membacaa~~

.

Matahari mulai memancarkan cahaya, menyelinap masuk dari celah-celah gorden, cahaya itu mengenai manik gadis yang sedang tertidur pulas menggunakan selimut. Gadis itu terbangun, meregang-regang serta menarik-narik tangan maupun badan, menggeliat sebelum turun dari kasur. Manik Ava tertuju oleh jam yang berada di dinding, menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Tanpa bermalas-malasan Ava langsung turun dari kasur bergegas mandi membersihkan diri.

Selesai mandi Ava memakai baju seragam seperti biasanya, bedanya kini di tambah almet para peserta olimpiade. Tangan Ava beralih kerambut, rambutnya ia kuncir seperti ekor kuda. Kemudian, Ava memoleskan sedikit bedak, maupun lipbalm.

Sekarang Ava sudah siap, hari ini Ava akan sarapan terlebih dahulu sebelum ada info lebih lanjut dari panitia. Sebelum Ava keluar kamar, tak lupa dengan nametag  yang akan Ava bawa juga.

Ava membuka pintu kamar, segera keluar.

.

Tiba di tempat makan, seperti biasa mata Ava selalu dimanjakan dengan lampu-lampu yang menggantung. Indah sekali, ditambah lagi dengan makanan yang tertata rapi di prasmanan. Kaki jenjang Ava melangkah masuk kedalam, mengambil piring, lalu mengambil lauk dan minuman. Sudah Ava mengambil makanan dan minuman barulah Ava mencari meja di dekat jendela kaca besar yang tak jauh darinya. 

Ava duduk, sembari menaruh makanan dan minuman diatas meja. Ketika Ava memulai suapan pertama ada yang ikut duduk di depan Ava, seorang lelaki bertopi putih. Siapa lagi kalau bukan Figan, manik Ava membulat sempurna. Tangan mungilnya masih memegang sendok berisikan nasi putih. "Figan?"

"boleh kan makan bareng?" Sebenarnya boleh saja, karena dia juga langsung menaruh makanan dan minumannya di atas meja, jadi tidak ada kata penolakan. 

Hari ini Figan memakai kaos abu-abu dibalut jaket baseball berwarna hitam putih, dilengkapi celana jeans hitam. Ava melihat wajah Figan, terlihat segar daripada yang kemarin. "kamu.. kesini naik apa?" Figan yang ingin memasukan makanan ke mulut urung dilakukannya.

"naik taxi." jawab Figan singkat lalu melanjutkan sarapan paginya.

"kok bisa cepat? terus kamu bawa baju ganti gimana? pulang dulu?" Ava kembali bertanya sambil mengunyah makanan di mulut.

Figan menggeleng pelan lalu berkata, "gue ada baju ganti pas di rumah sakit, dibawain sama mama saat itu. Tanpa sepengetahuan gue sendiri."

"lalu bagaimana caranya kamu keluar dari rumah sakit?" Ava penasaran.

"diem-diem lah Va, masa gue terang-terangan ya ketauan nanti." jawabnya tersenyum tipis, yang tak terlihat dimanik hazel gadis, karena ia sibuk menyantap sarapannya.

"kenapa kamu tahu tempat ini? terus kok kamu tahu kalo aku ada di lantai 3?" Ava masih ingin melontarkan pertanyaan walaupun dalam mulut Ava penuh dengan nasi. "gampang. Gue kan udah tahu duluan tempat ini sebelum lo mewakilkan, dan juga gue sebenarnya secara kebetulan ketemu sama lo." Figan menjawab jujur.

Ava kembali bertanya, "Jadi kamu kesini, buat ketemu Arka?" Figan menggeleng sebagai jawaban singkat ketika mengunyah nasi.

"maaf kalau lancang, Arka itu sebenarnya siapa kamu?" Ava serius menanyakan hal ini, karena Ava juga baru tahu kalau Arka pintar dalam akademik. Makanya Ava sempat terkejut setelah bertemu dan mendengar dari pengumuman bahwa Arka dapat juara dua tingkat nasional. 

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang