~Numb. 4

119 81 7
                                    

Hepi ridingg! 💜
Sebelum baca klik bintang yaa...
Makasihh, :)

.

Brak,

Suara pintu menggema di sebuah ruangan kolam renang sekolah, entah mengapa Lita membawa Ava kesini. Ava mencoba untuk menahan agar tidak di bawa lebih dalam ke ruangan ini. Sementara Lita tetap menarik Ava, "Sini!" Ava yang menahan hanya sia-sia, Lita lebih kuat di bandingkan dengannya. Ava pun tertarik sampai pinggir-pinggir kolam renang. 

"Kak jangan... kak... hiks," Ava terisak. 

Lita terkekeh seperti iblis, "Kenapa kamu takut, huh?" Ava mengangguk cepat. "Segala nangis, gak usah sok cengeng deh lo!" Tangan Lita langsung sengaja mendorong kencang tubuh Ava. 

"KAKK!!--" Ava teriak pada saat Lita mendorong. "YA AMPUN~ GAK SENGAJA..." balas Lita bernada imut.

Ava berusaha untuk berenang ke tepi sambil memanggil-manggil Lita, "Kak... to...long...," mulutnya kini sudah terpenuhi air. Tidak lama kemudian Ava tenggelam sampai di dasar kolam renang yang dalamnya sekitar 1,35 meter.

"DASAR ANAK SETAN!"

"SEHARUSNYA KAMU TIDAK USAH LAHIR DISINI!"

"KAMU GAK BERHAK HIDUP DI DUNIA INI AVAA!!!"

"KAMU HANYALAH SAMPAHH!! SAMPAH!"

Mata dia kini mulai perlahan tertutup, dengan memori yang sangat menyakitkan baginya teringat kembali. 

Sementara, Lita meninggalkan Ava disana sendirian.

"Lita?" panggil seseorang bertopi putih, pada saat Lita baru saja keluar dari ruang kolam renang.

"Figan? lo gak ke kelas?" Lita kembali bertanya,

"Elo sendiri ngapain di deket ruang kolam renang?" Tanyanya menyelidiki.

"E-enggak kok ahaha, cuma habis mainin air aja tadi," Lita menjawab gugup. Mata Figan memicing, "Bohong. Apa wajah gue terlihat percaya sama omongan lo?" setelah membalas Figan melenggang pergi ke ruangan tersebut, sedangkan Lita hanya bergegas ke kelas buru-buru.

Figan mengangkat  sebelah alis lalu membuang wajah. Kaki Figan beranjak masuk ke ruangan.

.

"Finegan Lawrence, hadir?" guru mata pelajaran bahasa Indonesia bernama Hari kini sedang mengabsen anak-anak kelas XII IPA 3.

Seseorang mengangkat tangan, "Dia lagi izin bu," Adan menyahut. "Kenapa gak izin ke Ibu? emang kamu guru?" protes Bu Sera sambil menaikkan kacamata yang mulai turun ke bawah.

"Ya kan mungkin aja dia gak sempet makanya dia izin ke saya bu. Masa dia udah kebelet berak, terus harus nemuin ibu dulu, kan tidak mungkin bu." murid-murid lain tertawa. Bu Sera menghela napas kasar, "Yo wes lah, serah kamu," jawabnya medok.

Adan bertoleh ke tempat duduk Eden yang berada di bangku barisan ke tiga. Seakan-akan ia bertanya. Dimana Figan? Eden mengangkat kedua bahu. Tidak tahu.

Barusan memang si Adan sama Eden berjalan bersamaan ke kelas. Di saat memasuki kelas Figan sudah tidak ada di samping mereka. Dan akhirnya Adan yang berusaha alibi ke guru bahwa Figan izin. Padahal Adan tidak tahu dia sebenarnya pergi kemana. Dalam hati Adan berkata, kemana coba tuh anak?! kayak setan aja bisa ngilang.

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang