"Ayo Va." Figan menarik lengan Ava, meninggalkan Vira yang mematung disana.
Adan pun langsung mendekati Vira.
Pundak Vira tidak lagi tegap seperti sebelumnya. Ia menunduk. Merasa sangat bersalah. "Vir..."
"Dan, Vira pulang dulu ya, Adan lanjut aja disini. Biar Vira yang mengatasi masalah ini. Adan gak perlu memohon pada lelaki brengsek itu." balas Vira menamai Figan dengan sebutan yang berbeda. Apakah Figan mendengar? Jelas, dia dengar persis apa yang Vira katakan barusan. Tapi Figan tetap tidak peduli, terus berjalan menuju tempat Hugo berada.
Vira melangkahkan kakinya keluar pintu utama rumah ini. Sesekali ia menghentakkan kaki, kesal. Juga mengepalkan kedua tangan. Ava tidak bisa berbuat apa-apa, saat bertemu tadi, Ava mengingat semua kata yang Vira sempat lontarkan, semua tindakan yang Vira lakukan. Rasa kepercayaan Ava terhadap Vira seakan lenyap. Untuk sekarang, Ava tidak ingin mendekat dengan Vira apalagi percaya padanya. Ava akan memaafkan jika dirinya sudah bisa menerima Vira kembali.
Kaki Adan melangkah menuju tempat semula. Walaupun wajah Adan sudah mulai tidak akrab lagi. Tetapi Adan berusaha agar tidak mengeluarkan emosinya disini. Adan tahu situasi seperti saat ini, tidak pantas untuk mengerahkan emosi dirinya sendiri. Lagi juga itu semua salah Adan. Buat apa marah kepada Figan?
Figan bersila di lantai yang ditambah karpet tebal sedangkan Ava bersimpuh tepat di samping Figan. " Nike, Dan, Den, Go. Ada yang perlu gue sampaikan." Figan menjeda sejenak, membiarkan mereka terfokus padanya terlebih dahulu. "gue senang bisa bertemu kalian."
"gue mau membubarkan geng motor yang telah kita buat sejak kelas 10."
Semua langsung membulatkan mata, tidak percaya. Dan sangat mendadak.
"lo bercanda?" Eden mengerutkan alis.
Figan menggeleng, "gak. Gue emang berniatan untuk bubarin geng ini. Gue tau ini sangat mendadak, tapi ini yang terbaik buat kalian. Mungkin sejak kita kelas 10 sampai sekarang pun Arka yang biasa kita sebut musuh... Bukanlah musuh kalian. Melainkan teman gue sejak kecil. Dia harusnya beurusan dengan gue aja. Bukan dengan kalian. Gue belum tahu pasti dia nyerang gue karena apa, tapi dengan bodohnya gue memasuki kalian ke masalah gue dan Arka. Dengan cara membuat geng motor.
"maaf gue baru mengatakan yang sejujurnya. Dan memberi tahu bahwa Arka teman gue sejak kecil. Hugo sudah tahu, walaupun sedikit. Tapi gue tahu pasti kalau Hugo bisa menganalisis hal tersebut saat SMP."
Hugo mengangguk kecil, "Gue gak tahu kenapa Arka bisa berbeda dari sebelumnya. Ya intinya geng motor ini bubar.. sekarang..."
"Yah... mau gimana, gue tetap akan menganggap dia musuh Gan. Kapanpun itu. Dia gak pantas jadi teman lo." Eden kembali mengomentari.
Bibir Figan tidak lagi terbuka.
"Gapapa Gan, lo gak salah. Andai lo bilang sejak awal bahwa dia teman kecil lo." Ujar Adan.
"mm, mmpp, mphh..." Nike berucap di sana walaupun lakban masih menempel di bibirnya. Adan segera bangkit menyamperi Nike. Adan dengan hati nurani yang baik melepas kan lakban tersebut. Dengan kasar. "AKH! SIAL! SAKIT DAN, GILA LO!"
"sama-sama" balas Adan, menyumpali lakban tersebut ke mulut Nike yang terbuka lebar. Nike berseru marah.
.
"Walaupun geng motor bubar, bukan berarti kita berpisah kan?" Nike membeo.
"jelas enggak dong," balas Eden.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINAVA [TAMAT]
Teen Fiction[⚠BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠] Dia ada untukku, Dia selalu datang untukku, Dia... Banyak sekali kalau di ungkapkan dengan kata-kata. Gadis yang bernama Ava ini bersyukur atas kedatangan nya, walaupun banyak sekali rintangan yang datang beruntu...