~Numb. 6

109 69 22
                                    

Hepi reading 💛

.

"Udah lama tidak bertemu Finegan Lawrence," 

Figan masih berdiam diri, tidak kembali menyapa. Si lelaki itu pun menghampiri motor Figan. Berjalan santai, sambil menyembunyikan kedua tangan di saku celana, "sombong amat," timpalnya berseringai.

"ngomong dong," 

"wait, who is she?" Lelaki tersebut memasang wajah bingung. Baru saja tangan kekarnya ingin menyentuh Ava yang sudah ketakutan setengah mati. Untung saja wajah Ava tak terlihat berkat helmnya. "minggir." Figan akhirnya membuka suara bernada dingin yang beda dari sebelumnya.

Lelaki tersebut kembali fokus pada Figan. "gue akan nurut gitu? lo kira gue anjing peliharaan lo!"

Figan menggertakkan giginya penuh amarah. Namun, dia baru sadar akan suatu hal kalau sekarang dirinya sedang bersama si Gadis yang masih belum Figan kenali sama sekali. "minggir. Lo gak punya telinga?" balas Figan tajam. Tanpa peduli keadaan, Figan mengegaskan motor untuk kembali berjalan. Peduli setan jikalau ada yang tertabrak oleh Figan toh, dia juga sudah memperingati buat mereka minggir. Jadi nggak ada salahnya kan? Sekumpulan motor-motor langsung memberi jalan. "anjing! WOI GUE BELOM SELESAI BICARA!" teriaknya sedangkan Figan tetap melajukan motor tanpa peduli perkataan dari dia.

.

Setelah 15 menit kemudian, Figan membawa Ava ke tempat taman kota, yang terdapat sebuah ayunan, bangku-bangku, dan air mancur yang lebih besar dari yang Ava lihat di rumah Figan. Figan bergegas turun dari motor, melepas helm full facenya, lalu berjalan menuju tempat duduk yang sengaja di hadapkan ke air mancur, Ava mengikuti. 

Ava masih berdiri di depan tempat duduk, sambil melihat wajah Figan yang sedikit muram. Kepala Figan mendongak, "masih mau berdiri terus?" tanyanya dingin.

Sebagai balasan Ava hanya menggeleng, dan duduk di samping Figan. Ava kembali bertoleh melihat wajah Figan dari samping. Hidungnya mancung, bulu matanya sedikit lentik, dan alisnya yang tebal, terlihat sempurna. Bahkan manik matanya kini seperti menyala berkat sinar matahari sore. "Kenapa?" 

Ava langsung salah tingkah, "enggak kok, justru aku yang nanya. Kamu kenapa?" 

Figan hanya menghela napas, tidak menjawab. 

Oke Ava paham, lebih baik tidak usah di tanya kalau di tanya juga pasti nggak akan dijawab sama dia. Habisan raut wajahnya sedikit berbeda, tapi entahlah... Lagi juga memang mukanya begini. Beberapa menit kemudian masih didalam keheningan. Tidak ada yang berani membuka suara. 

"what's your name?" Figan bertanya tanpa menoleh pada Ava. 

" Ava," 

Figan mengangguk. "Kamu gapapa?" sekarang giliran Ava bertanya.

Dia tersenyum tipis, "bukannya udah jelas gue gapapa?"

"iya aku tau, cuma kamu kelihatan berbeda..."

"sama aja."

Setelah Figan menjawab, dia kembali melanjuti, "Udah mulai sore. Ayo pulang biar gue anter." ajaknya bangun dari tempat duduk. Ava mengangguk lantas berdiri, sedangkan Figan mengambil motor di seberang sana. Kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan ke rumah Ava. 

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang