~Numb 34

8 2 0
                                    

Ga ada kata² kali ini langsung to the point aja,

SELAMAT MEMBACA😆

.

"kamu ngapain kesini?" Ava bertanya penasaran.

Sedangkan Figan masih diam, mematung, tidak membuka suara, yang dia lakukan sekarang yaitu menatap tajam manik hazel Ava. Ava yang tahu akan hal itu, bulu kuduk nya langsung berdiri seketika. "Fi,Figan? kamu baik-baik aja?"

Tiba-tiba saja dia berkata, "gue... mau..." Ava yang menunggu saja sudah tidak sabar, karena dia ngomong putus-putus seperti tidak yakin, dan malu mengatakan. "minta maaf," lanjutnya bernada kecil, sangat kecil, bahkan Ava reflek menganga, sebab tidak dengar.

"kamu ngomong apa sih?"

Figan berdecak sebal, di dalam hati Figan sudah merutuki dirinya sendiri. Bahwa meminta maaf itu sangat susah Fjgan lakukan, betapa bodohnya sekarang. Reputasi seakan hancur berkeping-keping. Karna siapa yang pernah dengar Figan meminta maaf duluan? itu mustahil. Sekarang Figan terlihat seperti orang bodoh, menampakkan diri langsung kepada gadis ini, yang bahkan sempat membuat gadis ini sakit hati sebelumnya. Padahal Figan tidak tahu menahu kalau dirinya akan sanggup bertemu lagi dengan Ava atau tidak. Tapi malah saat ini, di detik ini Figan menampakkan diri hanya untuk berkata permintaan maaf. Lucu sekali. Apa yang akan dipikirkan Ava sekarang?

Dia hanya bertanya-tanya, karna tidak dengar permintaan maaf yang baru saja dikatakan Figan. Menyebalkan.

"Fig--"

"gue minta maaf! sama apa yang udah gue lakuin sama lo!" Figan berteriak, gengsi mengatakan yang sejujurnya. Wajahnya memerah menahan malu. Ava tersontak pada saat Figan berteriak seperti itu. Tapi alhasil...

Ava tertawa.

Ketika Ava tertawa, Figan berbalik badan. Sudah tidak sanggup menatap manik hazel tersebut.

Ava segera membalikkan tubuh Figan agar berhadapan kembali. Dan bodohnya Figan menuruti walaupun sudah tidak dalam keadaan prima. Sudah bete, malu campur aduk. Setelah berbalik Figan menunduk. "kamu emang salah apa?" Figan menggeleng sebagai jawaban. Ava terkekeh kembali, melihat kelakuan Figan yang benar-benar tidak sesuai ekspektasi. "kamu gak perlu minta maaf, aku ngerti perasaan kamu. Mungkin saat itu pikiranmu berkecamuk. Dan pada akhirnya kamu mengatakan apa yang pernah ku pinta. Sebenarnya aku yang meminta maaf karna sudah keterlaluan berkata seperti itu padamu...

"aku gak pernah marah sama kamu, aku juga ngerti kenapa kamu pas ketemu di trotoar, hanya diam tidak menyapa. Itu gak masalah..." Ava memberi tahu yang sebenarnya. Memang yang Figan katakan, yang Figan lakukan pada saat di trotoar pernah membuat Ava sedikit bingung, dan gelisah. Tapi Ava mencoba untuk mengerti keadaan Figan. Tidak ikut menghindar maupun membenci Figan.

Siapa sangka kalau Figan yang akan datang sendiri kerumah Ava hanya untuk minta maaf kepadanya. Sungguh diluar pikiran Ava.

Ava memegang kedua pipi Figan lembut, mendongakkan kepala Figan yang sedari tadi hanya bisa menunduk. "aku gapapa Figan, aku baik-baik aja." Ava tersenyum kepada Figan. Senyuman sumringah itu berhasil membuat Figan semakin malu, wajahnya tambah memerah. Figan tidak berani menatap manik Ava, dia hanya bisa menghidar dari kontak mata dengan Ava.

.

"Eden pulang!!!" Eden berteriak memasuki rumah.

Bunda dan Adan yang sedang menonton serial televisi tersontak. "Eden kamu kebiasaan ya! lama-lama Bunda sumpel bantal ke mulutmu," balas Bunda emosi. Eden hanya tertawa sambil menaruh sepatu di rak yang sudah di sediakan.  Setelah itu Eden bersenandung kecil, mendekati Bunda. Terkecuali Adan.

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang