~Numb 44

2 1 0
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 18.00, beliau tak kunjung datang, Figan yang sedari tadi mengerjakan soal sambil menunggu kedatangan beliau juga ikut heran. Ava masih tenggelam di alam mimpi, Figan membiarkannya. "kenapa lama ya? om juga tidak ada bilang apa-apa bahkan ngasih kabar pun enggak," Figan menatap sendu Ava yang sedang tertidur. "mungkin aja penerbangan di batalkan karna cuaca tidak mengkondisikan."

"tapi..."

"makanannya akan sia-sia,"

Figan menghelus lagi kepala Ava, "Ayah kamu pasti pulang Va, tenang aja... beliau pasti akan pulang."

.

Langit semakin gelap, bulan juga mulai bersinar terang menerangi bumi. Jalanan sudah mulai sepi jarang ada mobil maupun motor berlalu lalang di malam hari apalagi besok hari masuk kerja.

Kini hanya ada Ava dan Figan yang sedang menikmati makanan. Makanan yang Ava buat sendiri, setengah mati. Khusus untuk sang Ayah. Tapi sayang Ayah belum kunjung datang juga di pukul 21.00 malam. Ava tidak dibuat berpikir lebih atas ketidak datangan sang Ayah. Berkat Figan. Figan memberikan pendapat positif tentang beliau.

Sebisa Figan.

Untung nya Ava mengerti maksud Figan, Ava tidak lagi memikirkan yang aneh-aneh tentang beliau. "Ayah Ava makan ya sama Figan, Ayah cepat datang dong, Ava kan sedih gak ada Ayah disini, padahal Ayah udah janji buat pulang secepat mungkin.." katanya. Figan hanya tersenyum tipis.

"gimana enak gak?"

"enak,"

Ava tersenyum sumringah.

Beberapa hari yang lalu bibi mengontak bahwa ia tidak tahu kapan bisa datang kerumah Ava, begitu pun satpam. Ava tidak masalah dengan itu semua, toh Ava bisa jaga rumah ini, beruntungnya ada Figan yang selalu datang menghampiri bahkan bisa di bilang setiap hari langsung dari sepulang sekolah.

Di pukul 22.00 Figan pulang ke rumah. Meninggalkan Ava sendiri. Padahal kalau Figan menginap sekali saja tak masalah, tapi Ava kekeuh menyuruh Figan untuk segera pulang karena sudah larut malam.

.

Sampai akhirnya tiba Ujian sekolah sisa hari ini, hari terakhir. Figan mengerjakan dengan sangat cepat dan selesai, karena ujian hari ini adalah mapel bahasa Inggris jadi itu hal mudah buat Figan. Sembari menunggu yang lain Figan menaruh kepala di lipatan tangan dan tidur-tiduran di atas meja.

"atas nama Finegan Lawrence."

Figan segera mengangkat tangan, "saya bu."

"hp kamu terus berbunyi. tolong diangkat dulu telfon nya."

Dalam hati Figan bertanya-tanya, siapa yang menelpon di saat ujian sedang berlangsung? "baik bu," Figan bangkit dari kursi, berjalan mendekati meja pengawas.

"kamu udah selesai?"

"sudah bu," jawabnya.

"silahkan keluar dan boleh pulang." ucap pengawas tersebut. Figan mengangguk, lantas keluar dari ruangan sekarang juga.

Lagi-lagi hp Figan berbunyi, setelah dilihat tidak ada nama yang tertera disana hanya ada nomor tidak di kenal. Artinya ini bukan teman Figan, dia hanya lah orang asing. Kadang banyam murid-murid sini suka mendapatkan nomor Figan, alhasil banyak juga yang menelpon secara tiba-tiba hanya untuk iseng cari perhatian.

FINAVA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang