Vote dulu kuy💙
•••
Ruangan besar itu terasa sangat hening dan canggung. Beberapa orang yang berada di sana tidak ada yang berani buka suara. Amica saling memandang satu sama lain. Seolah tengah bertelepati siapa yang harusnya bicara duluan. Tapi mereka malah saling menunjuk.
"Sebenarnya kalian ada perlu apa sampai harus berkumpul begini?" tanya Ibu Alice. Mereka semua semakin merasa deg-degan. Padahal hanya bicara saja. Meskipun nyatanya tidak semudah itu.
"Begini...," Ivan angkat bicara yang membuat teman-temannya menghela napas lega. Setidaknya Ivan mau menjelaskan.
"Austin akan jelaskan," lanjutnya yang sontak membuat si empunya nama menatapnya terkejut.
Ivan yang memang berada di sampingnya lantas berbisik, "Kau yang paling tua di Amica jadi kau yang harus jelaskan. Ini sudah jadi tanggung jawab yang paling tua."
Austin tak habis pikir. Ivan memang sangat kurang ajar. Mau tidak mau dia hanya bisa menghela napas terlebih dahulu, terpaksa.
"Maaf karena kami mengganggu waktu Bibi sama Paman," ucapnya berbasa-basi. "Tidak masalah. Kalian memangnya ingin mengatakan apa? Bibi jadi penasaran," ucap Teressa.
"Begini Bibi ... kami mohon izin agar Alice diperbolehkan sekolah di Castle Crown Academy," katanya langsung. Sepasang suami istri di depan mereka saling melempar pandang.
Austin menyenggol lengan Ivan. Seolah bertanya apa yang berada di pikiran kedua orang tua Alice. Ivan menggeleng tidak tahu. Tentu saja, dia bukan cenayang yang bisa membaca pikiran orang lain.
"Sekolah itu cukup berbahaya. Kami tidak membolehkan Alice sekolah di sana," kata Tian-ayah Alice-. Mereka berlima saling berpandangan. Tidak tahu harus menyangga dengan kalimat apa lagi. Tian terlihat sangat serius berkata demikian.
"Bagaimana jika aku mau sekolah di sana?" tanya Alice angkat bicara. "Kami tidak memberi izin. Kau lebih baik sekolah di pusat saja, Nak." Tian menegaskan.
"Tapi aku lebih memilih di Castle Crown Academy," sanggahnya mulai terbawa suasana. Sepertinya Alice mulai mengeluarkan sikap pemberontaknya.
"Sayang, biasanya kau selalu menerima keputusan kami. Kenapa sekarang kau menolak? Ini juga untuk kebaikanmu," kata Teressa berusaha membuat anaknya mengerti.
Alice beranjak dari sofa. Dia menatap kedua orang tuanya marah. "Untuk kebaikanku atau untuk kepentingan kalian? Apa aku tidak boleh memilih keinginanku? Sampai kapan aku harus menuruti kemauan kalian?" tanyanya dengan emosi yang meluap-luap.
Crystal meraih tangan Alice berusaha menenangkan agar tidak semakin marah tapi Alice malah menepis tangan Crystal. "Pokoknya aku mau sekolah di sana!" tegas Alice.
"Kami tidak mau kau ada ikatan dengan sekolah itu setelah selesai sekolah di sana. Tolong mengertilah. Kami melarangmu karena kami menyayangimu," ungkap Teressa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Electusiaz [Castle Crown Academy]
FantasyCrystal tak pernah menyangka jika bersekolah di Castle Crown Academy (CCA) akan membuat semuanya menjadi semakin rumit. Apalagi ketika ia mendapati jika dirinya merupakan salah satu orang terpilih atau biasa mereka sebut Electusiaz. Segel kekuatanny...