Mereka yang telah kembali dibiarkan untuk istirahat di kamar masing-masing. Besok proses pembelajaran akan dilakukan seperti biasa.
Saat ini Crystal berada di kamarnya bersama Meri. Entah ke mana Alice.
"Bagaimana perjalanan misimu?" tanya Meri yang saat ini sedang duduk di atas kasurnya. Sementara Crystal menghadap ke arah jendela.
Dia berbalik ketika ditanya. Memilih untuk duduk di atas kasurnya juga. "Lancar-lancar saja," jawabnya seadanya.
Perasaannya terasa sedikit terganggu. Merasa jika ada sesuatu yang menjanggal tapi dia tidak tahu apa itu.
"Kau baik-baik saja?" tanya Meri ketika melihat Crystal banyak melamun setelah pulang dari misi mereka.
"I'm fine," jawab Crystal diakhiri dengan helaan napas berat.
Ceklek
Pintu kamar terbuka. Di sana ada Alice yang berdiri menatap mereka secara bergantian.
"Kita perlu bicara," ucapnya dengan ekspresi datar.
"Katakan saja," kata Meri. Alice sedikit menggeleng.
"Di tempat biasa, yang lain sudah menunggu," lanjutnya lalu melenggang pergi dari sana.
Meri menoleh menatap Crystal yang terlihat mengusap pelipisnya.
Crystal sudah tahu apa yang akan Alice katakan karena Lilith telah menceritakan semuanya padanya tentang apa yang ia lakukan pada Alice.
•••
Mereka berkumpul di bawah pohon seperti biasa. Saat ini tatapan mereka mengarah pada Crystal yang menundukkan kepalanya.
"Bukankah seharusnya kau menceritakan sesuatu?" Alice memecahkan keheningan dengan sebelah alis terangkat.
Crystal menimbang-nimbang dalam hati. Apakah ini saatnya dia menceritakan yang sebenarnya? Tentang Lilith dan gelar Electusiaz.
Apa mereka akan menjauhinya ketika tahu jika sesuatu dalam dirinya sangat lah berbahaya.
"Jika kalian berada di sana saat itu, aku yakin kalian akan terkejut. Crystal mencengkram pipiku dan mengeluarkan kekuatan api," jelas Alice tepat seperti dugaan Crystal. Dia pasti akan menceritakan kejadian malam itu.
"Alice! Kau tahu Crystal tidak akan melakukan itu," tegur Austin. Ivan membenarkan dengan berkata, "Jangan mengarang cerita."
Sementara Meri hanya menanggapi dengan anggukan kepala.
"Aku berkata jujur! Kenapa kalian tidak memercayaiku?" Alice meninggikan suaranya. Dia menatap Crystal tajam yang saat ini menatapnya penuh rasa bersalah.
"Crystal, apa benar yang Alice katakan?" Austin melempar tanya pada Crystal yang tertegun saat ini.
Dia bingung harus mengatakan apa saking gugupnya. Jujur atau bohong? Dia benar-benar tidak bisa berkata apapun.
"Jawab dengan jujur, Crystal! Jangan menyembunyikan apapun dari kami jika kau masih menganggap kami sebagai sahabat!" tegas Alice mendesaknya.
Mata Crystal berkedip dalam. Lilith mengambil alih tubuh Crystal dengan memasang wajah sedih.
"Sebenarnya apa salahku padamu, Alice? Kenapa kau menuduhku seperti itu?" tanya Lilith dengan suara pelan. Matanya berkaca-kaca yang membuat sahabatnya yang lain terkesiap.
"Aku rasa semuanya sudah jelas," sela Austin. Dia menggenggam tangan Lilith yang saat ini saling bertaut.
"Lilith apa yang kau lakukan?!" bentak Crystal di dalam sana. Dia dapat mendengar perbincangan mereka namun tidak bisa mengambil alih tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Electusiaz [Castle Crown Academy]
FantasyCrystal tak pernah menyangka jika bersekolah di Castle Crown Academy (CCA) akan membuat semuanya menjadi semakin rumit. Apalagi ketika ia mendapati jika dirinya merupakan salah satu orang terpilih atau biasa mereka sebut Electusiaz. Segel kekuatanny...