Angin malam menemani perjalan pulang mereka. Ditemani dengan isak tangis Crystal. "Kau tidak apa-apa?" tanya Irabella khawatir.
"Bella, tolong jangan ceritakan hal ini pada siapa pun," ucapnya dengan suara serak. Dia bahkan tidak menjawab pertanyaan temannya itu.
Tanpa berpikir panjang Irabella lantas mengiyakan dengan anggukan. "Aku janji. Tapi apa kau baik-baik saja?" tanyanya memastikan.
"Tenang saja. Aku hanya terkejut dengan kebenaran itu." Crystal tersenyum menenangkan. Irabella lega mendengarnya.
"Tapi ada satu hal yang membuatku penasaran," ungkapnya serius. Crystal menyeka bekas air matanya. "Apa itu?"
"Blue moon." Jawaban Irabella membuat Crystal menggigit bibir bawahnya. Irabella benar. Veola menyuruhnya berhati-hati dan pasti itu adalah hal penting.
Mereka memasuki halaman kastil. Suasanya sepi karena pasti mereka sudah berada di asrama masing-masing setelah makan malam.
Mereka berdua turun dari kereta kuda setelah itu kudanya pergi entah ke mana.
"Hei!" panggil seseorang. Mereka menatap ke depan di mana GEAN menghampiri mereka. Sepertinya mereka menunggu kedatangan Crystal dan Irabella.
"Kenapa kalian lama sekali?" tanya Exaffa ketika mereka telah berada di hadapan kedua gadis itu.
Irabella yang memang malas merespon pria itu hanya diam sementara Crystal tidak menjawab. Pandangannya mengarah pada Gara. Kedua tangannya mengepal agar tidak kembali menangis.
"Ah, kalian bahkan tidak menjawabku. Ngomong-ngomong, kenapa matamu sembab?" Exaffa kini bertanya yang tertuju pada Crystal.
"Don't be so nosy!" sela Irabella dengan raut wajah kesal.
"Kenapa? Kau tidak ingin aku khawatir pada orang lain?" tebak Exaffa menggodanya. Irabella melongo. Dapat dari mana lagi pemikiran itu.
"Kau terlalu percaya diri!" jawabnya ketus. Exaffa terekeh sementara yang lain tidak peduli pada perdebatan keduanya.
Mereka malah fokus pada Crystal. Penasaran kenapa gadis itu terus-menerus menatap Gara tanpa ekspresi.
Irabella menoleh menatap Crystal tidak mau berurusan lagi dengan Exaffa.
"Aku akan pergi memberitahukan Ms. Clathria jika kita sudah kembali. Kau bisa langsung istirahat," kata Irabella. Crystal mengangguk pelan sebagai respon.
Irabella melemparkan tatapan tajam pada Exaffa terlebih dahulu lalu pergi dari sana.
"Hei, aku akan menemanimu!" seru Exaffa. Dia berlari mengejar Irabella yang menjauh darinya.
"Jangan mengikutiku!" kesalnya sembari berlari menghindar.
Kepergian kedua orang itu meninggalkan keheningan. Nolan melirik mereka bertiga satu persatu. Adreus menatap Crystal dengan ekspresi datar. Sementara gadis itu menatap Gara yang salah tingkah.
"Apa yang kau tangisi?" tanya Adreus mampu mengalihkan pandangan Crystal dari Gara. Dia menggeleng lemah.
"Bukan apa-apa. Apa yang kalian lakukan di luar sini?" tanya Crystal mengalihkan pembicaraan.
"Menunggumu," jawab Adreus seadanya. Crystal mengangguk paham. Dia merasa semakin kelelahan hingga tiba-tiba Lilith mengambil alih tubuhnya.
Lilith menatap mereka dengan pandangan malas lalu melangkah bermaksud untuk pergi. Tapi Adreus menahan tangannya.
"Kau mau ke mana? Kita belum selesai bicara," kata Adreus menghentikannya. Lilith mendengus sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan," jawabnya. Nolan yang memperhatikan itu lantas menyadari jika yang bicara saat ini bukan lah Crystal melainkan Lilith.
KAMU SEDANG MEMBACA
Electusiaz [Castle Crown Academy]
FantasyCrystal tak pernah menyangka jika bersekolah di Castle Crown Academy (CCA) akan membuat semuanya menjadi semakin rumit. Apalagi ketika ia mendapati jika dirinya merupakan salah satu orang terpilih atau biasa mereka sebut Electusiaz. Segel kekuatanny...