"Wah, penampilanmu sangat keren." Irabella mengomentari Crystal yang sudah bersiap untuk pertandingan hari ini. "Aku tahu ini pasti style-mu," kata Crystal sambil tertawa pelan.
"You know me," jawab Irabella ikut tertawa. Mereka berjalan memasuki gedung Castle Crown Academy untuk pergi ke lapangan. Sebenarnya bisa lewat samping kastil tapi karena mereka ingin melihat dekorasi kastil itu jadinya mereka lewat sana.
Castle Crown Academy telah didekorasi sedemikian rupa. Kali ini penuh dengan warna emas. Memberikan kesan elegan dan mewah.
Lapangan juga sudah didekorasi dengan memberikan pagar tinggi dan tentunya tempat duduk untuk para penonton. Di ujung sana sudah terlihat mahkota yang bersiap untuk diambil. Sebelum itu mereka harus berlari ke sana sembari melawan yang lain agar tersisa satu orang sebagai pemenang.
"Selamat pagi murid Castle Crown Academy!" sapa Mrs. Betrice yang saat ini berdiri di tengah-tengah para pengajar.
"Seperti yang kalian ketahui, hari ini kita akan melihat pertandingan dalam perebutan Exousía Crown. Kita akan memulai dari tim laki-laki terlebih dahulu untuk segera memasuki area!" Mrs. Betrice berseru.
Terlihat lah beberapa murid di sana, berjejer dalam posisi berdiri meregangkan otot-otot untuk pemanasan. Diantara mereka ada Adreus, Gara dan juga beberapa peserta lainnya.
"Kali ini aku pastikan kau kalah," kata Gara setengah bercanda. Adreus tidak menanggapi seperti biasanya. Dia hanya diam tanpa ekspresi.
"Kau tegang sekali padahal kita sudah melaluinya sebelumnya," komentar Gara. Adreus menghela napas berat. "Kau sebaiknya diam," katanya datar.
Gara yang mendengar itu hanya mengangkat pundak acuh. Mungkin saja laki-laki itu sedang memikirkan strategi untuk mengalahkannya. Tidak bisa dibiarkan. Dia juga harus mencari cara untuk tidak kalah kali ini.
"Yang harus kalian lakukan adalah mencoba untuk mengambil Exousía Crown di sana. Cobalah untuk mengalahkan peserta lain dengan kekuatan bayangan. Jangan lupa, akan ada serangan yang datang tiba-tiba jadi berhati-hatilah," peringat Mrs. Betrice. Mereka berseru mengiyakan.
"Baiklah, kita akan mulai." Mrs. Betrice melirik Mr. Rico yang akan memberikan aba-aba.
Mr. Rico maju ke depan. "Bersiap semua!" ujarnya yang membuat mereka dalam posisi menatap ke arah depan dengan pandangan ke arah Exousía Crown di ujung sana.
"SATU ... DUA ... TIGA, MULAI!"
Tepat setelah Mr. Rico memberikan aba-aba terakhir, mereka langsung saja berlari ke depan. Mengeluarkan senjata masing-masing.
Awalnya tidak ada serangan apapun karena mereka fokus berlari ke arah mahkota itu tapi entah bagaimana beberapa beruang raksasa yang diciptakan dari tanah muncul tiba-tiba di depan mereka. Itu perbuatan dari Mr. Rico untuk memberi serangan pada mereka.
Mereka mulai menyerang beruang tanah itu menggunakan senjata juga kekuatan elemen. Terlihat Adreus yang dengan keahlian hebat dapat mengatasi beruang tanah itu meskipun sesekali terpental ke belakang akibat serangannya.
"Shit!" Gara mengumpat ketika tubuhnya menghantam rerumputan karena dilempar oleh beruang tersebut. Dia tidak putus semangat. Terus mencoba melawan.
Dia mengeluarkan kekuatan thunder dan menyerangnya hingga badan beruang itu terbelah menjadi dua bagian.
Crystal yang melihatnya berseru takjub. Kakaknya sungguh keren. Dia beralih menatap Adreus. Pria itu dengan gesit menumbangkan beberapa beruang. Terlihat dari ekspresinya yang seolah sedang mengeluarkan seluruh kekuatannya.
"Apakah dia begitu menginginkan Exousía Crown?" batin Crystal. Entah dugaannya benar atau karena ada sesuatu yang menjanggal pikiran pria itu hingga melampiaskannya pada pertandingan ini.
"Kemampuan Adreus semakin meningkat. Pertandingan ini dia jauh lebih unggul," komentar salah satu siswi yang menunggu giliran.
Crystal menoleh menatap mereka yang menikmati pertunjukan. Berbeda dengan Crystal yang berharap agar dia dapat melalui pertandingan itu dengan tidak memberikan ruang pada Lilith untuk mengambil alih tubuhnya.
Kembali dengan pertandingan, mereka semakin dekat dengan Exousía Crown dan itu membuat beberapa orang mulai saling menyerang. Berusaha mengalahkan lawan karena semua beruang tanah itu telah musnah.
Adreus menatap ke sekelilingnya. Dia terdiam untuk beberapa saat. Memperhatikan mereka yang saling bertarung. Pria itu melirik Crystal yang juga sedang menatapnya.
Senyuman Crystal membuat dada Adreus bergejolak. Napasnya terengah-engah menahan sesuatu yang mengganggu pikirannya sendiri. Dia sedang dalam keadaan dilema hingga sulit mengontrol emosinya.
Suhu panas dari Adreus menghentikan pergerakan orang-orang yang saling bertarung termaksud Gara. Rasa hangatnya hampir terasa panas bahkan keringat semakin banyak. Untung saja ada pelindung untuk para penonton. Jika tidak mereka pasti akan merasakannya juga.
"Adreus, what are you doing? Are you okay?" tanya Gara. Dia berjalan mendekat menghampri sahabatnya itu. Tapi tiba-tiba Adreus berteriak kencang sembari merentangkan kedua tangannya. Alhasil para peserta lain termaksud Gara terhempas dengan keras.
BOOM
Suara keras itu mengagetkan penonton termaksud Crystal yang membulatkan matanya ketika melihat Gara tergeletak tak sadarkan diri saat ini. Sementara Adreus yang mengetahui apa yang ia perbuat lantas berlutut mengacak rambutnya frustrasi.
Suara-suara bising memenuhi tempat pertandingan itu. "Dimohon tenang semuanya!" ujar Mrs. Betrice. Dia menyuruh beberapa pengajar untuk membantu mereka tetapi belum sempat menghilangkan pelindung, Crystal lebih dulu berlari ke sana.
Gadis itu terlihat sangat khawatir. Dia menghancurkan pelindung menggunakan kekuatan api miliknya, membuat orang-orang termaksud para pengajar terkejut. Pelindung yang dibuat oleh Mrs. Betrice dapat dengan mudah dihancurkan oleh gadis itu.
"Bagaimana mungkin?" guman Mrs. Betrice. Selama ini tidak ada yang bisa mengalahkan pelindungnya termaksud Adreus.
Crystal memangku kepala Gara. Pria itu tidak sadarkan diri.
"Gara bangun!" ujarnya. Matanya berkaca-kaca saking khawatirnya. Crystal melirik Adreus yang menatap ke arah mereka dengan ekspresi datar.
Tidak bisa membaca pikirannya yang entah merasa bersalah atau tidak. Entah tidak sengaja atau malah sengaja melakukannya.
Mrs. Betrice dan beberapa pengajar menghampiri mereka. Diantaranya membantu untuk menyembuhkan siswa yang juga tergeletak tak sadarkan diri. Sementara Mrs. Betrice berjongkok di samping Crystal.
Crystal kembali menatap Gara. Tangan kanannya terangkat untuk mengeluarkan kekuatan penyembuh. Warna hijau muda itu menyelimuti tubuh Gara yang terkulai lemah. Dibantu oleh Mrs. Betrice.
Tak ada reaksi sama sekali. Bahkan setelah cahaya hijau mereka menghilang, Gara tidak sadarkan diri juga.
Mrs. Betrice terkejut ketika tidak mendapat reaksi apapun.
"Kenapa ini tidak bekerja?" tany Crystal. Air matanya telah mengalir. "Tidak mungkin," guman Mrs. Betrice. Dia menatap lekat-lekat siswi desampingnya itu.
"Adreus tidak mengeluarkan kekuatan bayangan," lanjutnya yang mampu membuat Crystal tertegun. Tidak mungkin pria itu mencelakai sahabatnya sendiri.
"Mr. Choo!" panggil Mrs. Betrice. Pria paruh baya itu segera menghampiri mereka.
"Gara bangun! Tolong bertahan," tangis Crystal semakin menjadi-jadi.
"Kami harus membawanya ke ruang kesehatan," kata Mrs. Betrice pada Crystal. Wanita itu menyuruh Mr. Choo untuk segera membawanya. Crystal yang masih menangis mencoba menoleh ke arah Adreus berada tapi pria itu sudah tidak ada di sana.
Crystal menghapus air matanya yang membuat pandangannya buram. Dia menyapu tempat itu tapi nihil, Adreus sudah pergi.
Sebenarnya apa yang terjadi pada pria itu?
⭐⭐⭐
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Electusiaz [Castle Crown Academy]
FantasyCrystal tak pernah menyangka jika bersekolah di Castle Crown Academy (CCA) akan membuat semuanya menjadi semakin rumit. Apalagi ketika ia mendapati jika dirinya merupakan salah satu orang terpilih atau biasa mereka sebut Electusiaz. Segel kekuatanny...