16. [Train]

99 10 0
                                    

Vote dulu yuk ⭐

Follow LyanaSkyla

Follow LyanaSkyla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Baiklah, kita mulai sekarang!" ujar Adreus.

"Kau bisa mengajar mereka sendiri kenapa harus mengajakku? Aku akan kembali tidur," komentar Nolan lalu berbalik namun Adreus menariknya menggunakan tanaman rambat.

Ketika pria itu sudah berada di sampingnya membuat Nolan menggerutu kesal.

"Sekarang aku harus apa? Ah, kau menggangu jam tidurku saja."

"Jangan banyak bicara dan buatlah bayangan dirimu untuk melawan mereka, setelah itu kau bisa tidur." perintah Adreus dengan santainya.

"Kau juga punya kekuatan Shadow, untuk apa menyuruhku?" tanya Nolan dengan kesal tapi ketika melihat tatapan tajam Adreus membuatnya menghela napas berat. Mau tidak mau dia harus menurutinya atau pria itu akan melakukan sesuatu yang tidak ia sukai.

"Berapa bayangan?" tanyanya dengan nada terpaksa.

"Lima."

Nolan menarik napas. Memfokuskan dirinya. Menutup mata lalu bayangan dirinya muncul satu per satu tepat di hadapan AMICA. Memegang senjata yang sama yaitu pedang.

"Sudah 'kan? Aku akan tidur sekarang." Nolan berjalan ke arah bawah pohon.

"Bagaimana denganku? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Exaffa dengan mengusap kedua tangannya, bersiap-siap. "Aku juga," timpal Gara.

"Berikan beberapa rintangan pada mereka tetapi gunakan kekuatan bayangan kalian agar jika mereka terluka bisa diobati dengan cepat. Kau harus berhati-hati!" peringatnya pada Exaffa. Senior ceroboh.

Mereka mengangguk.

"Aku akan menghitung sampai tiga. Bersiaplah!"

AMICA saling berpandangan sejenak. Menatap satu sama lain. Mulai mengambil ancang-ancang.

"Satu! Dua! Tiga! Mulai!" ujar Adreus.

Bayangan-bayangan Nolan mulai menyerang mereka satu persatu. Dengan sigap dilawan. Kekuatan mereka semakin meningkat.

Prang

Prang

Prang

Tring

Pyash

Sret

Sret

Suara senjata mereka saling beradu. Mereka pikir bayangan itu tidak akan sekuat yang mereka pikir ternyata mereka salah. Lebih kuat dari perkiraan.

"Kapan kami menyerang?" tanya Exaffa tidak sabar. "Tunggu aba-aba," jawab Adreus santai. Memperhatikan mereka dengan sangat serius. Kedua tangan dilipat di depan dada.

Electusiaz [Castle Crown Academy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang