44. [Sebuket Bunga]

51 8 1
                                    

Kastil CCA didekorasi berbeda hari ini untuk bisa melaksanakan pertandingan esok hari. Murid-murid CCA yang memiliki tiga kekuatan sedang berada di aula untuk pencatatan nama dan pembagian seragam. Seragamnya serba hitam yang membuatnya terlihat keren.

"Selamat untuk kalian yang berpartisipasi dalam perebutan Exousía Crown. Persiapkan diri kalian untuk pertandingan esok hari. Selamat siang." Mrs. Betrice menutup pertemuan itu tatkala pencatatan nama dan pemberian seragam telah dilaksanakan.

Beberapa murid keluar dari aula dengan senyuman mengembang. Crystal menoleh ke arah Siena. Gadis itu tersenyum sinis seolah menunggu pertandingan itu untuk menghancurkan Crystal.

Meskipun mereka harus menggunakan kekuatan bayangan tapi Siena sangat bertekad untuk tidak kalah kali ini. Cukup pada saat uji kekuatan saja dia kalah, untuk menyerahkan Exousía Crown tidak akan pernah terjadi!

"Crystal!" panggil Adreus yang saat ini berjalan ke arahnya dengan memegang seragamnya sendiri. "Kau bisa menyimpan seragammu dulu setelah itu temui aku di taman."

"Untuk apa?"

"Datang saja," jawabnya lalu pergi dari sana. Meninggalkan Crystal yang menatap kepergiannya dengan kebingungan.

Dia segera kembali ke kamar untuk menyimpan seragamnya. Setelah itu pergi ke taman seperti yang Adreus perintahkan.

Sesampainya di sana dia dapat melihat Adreus yang sedang berdiri membelakanginya.

"Ekhem." Crystal berdehem pelan, membuat Adreus berbalik dengan wajah datarnya.

"Aku akan menunjukkan sesuatu," katanya. Crystal yang penasaran lantas bertanya, "Apa itu?"

"Kau akan tahu nanti," jawabnya sembari menggenggam tangannya. Mereka berjalan melewati lapangan menuju ke hutan. Mereka hanya diam membiarkan keheningan menyelimuti.

Mereka berjalan cukup jauh dan tibalah di suatu tempat yang berhasil membuat Crystal berdecak kagum. Matanya berbinar. Bagaimana tidak, pemandangan yang disuguhkan di depan mereka terlihat sangat indah.

"Kau menyukainya?" tanya Adreus sembari menatap gadis itu. "Sangat," jawab Crystal. Dia berjalan ke arah tempat di mana sumber keindahan itu berada.

Hamparan berbagai bunga terlihat warna-warni di hutan itu. Ada bunga Lily of the valley di sana, yang sangat ia sukai. Juga bunga lainnya seperti anggrek, gladiola, melati, dan lainnya.

Tempat itu merupakan perbatasan dari daerah Zarazon oleh sebab itu ada banyak bunga di sana. "Crystal!" panggil Adreus.

Gadis itu berbalik dan dapat ia lihat jika Adreus menggenggam sebuket bunga yang terbuat dari dedaunan sementara di tengahnya terdapat bunga tulip putih dan disekelilingnya adalah bunga Lily of the Valley.

Adreus berjalan lebih dekat. Dia menjulurkan bunga itu. "Aku tahu kau suka bunga Lily of the Valley jadi aku membuatnya," katanya tulus. Crystal mengambilnya dengan senyuman lebar.

"Terima kasih. Ini sangat indah," ungkapnya sembari mencium aroma bunga itu.

"Tapi kenapa ada bunga tulip putihnya?" tanya Crystal. Dia mengusap lembut kelopak bunga tulip itu. Sangat lembut dan halus.

Adreus tidak menjawab pertanyaannya. Dia malah menarik Crystal ke dalam pelukannya.

"I love you," ungkapnya sungguh-sungguh. Crystal tersenyum. Entah kenapa pria itu selalu mengungkapkannya belakangan ini. "I love you too," balasnya.

Adreus terlihat nyaman memeluk Crystal hingga enggan melepaskannya. Tapi tatapannya datar. Tak bisa ditebak apa yang ia pikirkan saat ini.

"Apapun yang terjadi tetaplah ingat jika aku selalu mencintaimu ... Selamanya," bisik Adreus. Matanya tertutup menghirup aroma rambut Crystal yang menenangkan. Crystal mengangguk pasti, "I will."

•••

Malam ini Crystal berada di cafetaria asrama. Dia duduk sendiri karena Irabella belum datang juga. Tidak seperti biasanya. Dia sempat menerima pesan dari Irabella jika dia ingin mengatakan sesuatu yang penting. Entah apa itu, yang pasti Crystal sangat penasaran saat ini.

Sret

Irabella datang dengan menarik kursi lalu duduk di sana dengan senampan makanan dan segelas minuman. "Kenapa kau terlambat?" tanya Crystal.

"Akan ku ceritakan setelah makan. I'm starving," jawabnya. Dia makan dengan sangat terburu-buru karena tidak sabar bercerita tapi perutnya juga meminta asupan.

"Pelan-pelan, kau bisa tersedak," peringat Crystal. Irabella tidak menjawab yang membuatnya memperhatikan gadis itu dengan khawatir. Dia akhirnya memilih untuk makan juga.

"Ha~" Irabella meletakkan gelas yang telah kosong sekarang. Dia melap bibirnya dengan sapu tangan yang ia punya. Setelah merasa energinya kembali, Irabella lantas menyingkirkan nampan kosong itu. Memajukan badannya pada Crystal yang menatapnya aneh.

"Aku tadi mencari tahu tentang suatu hal dan aku menemukannya," kata Irabella serius.

"Apa itu?" tanya Crystal yang ikut menyingkirkan makanan yang tinggal setengah itu karena penasaran.

"Blue moon akan terjadi besok." Perkataan Irabella mampu membulatkan mata Crystal. Dia tidak tahu seberapa buruk tentang blue moon nanti tapi mengingat ucapan ratu Veola yang menyuruhnya berhati-hati membuatnya takut. Mungkin saja hal buruk akan terjadi. Entah seburuk apa.

"Itu berarti bertepatan dengan pemberian mahkota," lanjut Irabella. Jadwal pertandingan di pagi hari sementara penyerahan mahkota baru akan dimulai pada malam hari.

"Ini sungguh membingungkan. Aku penasaran hal apa yang akan terjadi pada blue moon nanti " Irabella dibuat frustrasi sementara Crystal sudah merasa was-was.











⭐⭐⭐

To be continued

Electusiaz [Castle Crown Academy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang