9. [Practice Together]

108 12 3
                                    

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANKANNYA 😊

Vote dulu yuk⭐

Vote dulu yuk⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Huft~"

Helaan napas lelah keluar dari mulut Crystal. Keringat muncul di sekitar pelipisnya. Dadanya pun kembang kempis karena kelelahan.

Gadis itu duduk di atas rerumputan setelah berlatih kekuatan wind yang telah Adreus ajarkan. Tapi ternyata lebih sulit belajar sendiri. Tenaganya lebih banyak terkuras hingga ia merasa lemah.

Crystal sama sekali tidak ingin merebut Exousía Crown dari Siena. Dia bahkan lebih suka jika belajar satu kekuatan saja agar lebih fokus. Tapi paksaan dari kedua orang tuanya benar-benar membuatnya harus melakukannya. Ini kali pertama mereka begitu memaksakan sesuatu.

Crystal mengacak rambutnya frustrasi. Dia lelah dan tidak bisa mengeluarkan kekuatannya. Tapi tidak ada keberanian untuk menolak keinginan kedua orang tuanya tersebut.

Crystal bangkit setelah merasa jika napasnya mulai berjalan normal. Dia pun memilih untuk pergi dari sana.

•••

Pohon rindang di taman depan sekolah. Mereka duduk di bawah pohon besar dengan posisi bersandar di sana hingga AMICA mengelilingi batang pohon tersebut.

"Bagaimana jika kita berlatih bersama?" saran Austin. Alice mengubah posisinya yang tadinya bersandar di pohon kini menghadap ke arah Austin karena mereka bersebelahan.

"Aku setuju!" ujarnya.

"Aku juga," sahut Ivan dan Meri hampir bersamaan.

"Aku mengikut saja," tambah Crystal.

Mereka berdiri di posisi masing-masing membentuk lingkaran. Di halaman itu tidak hanya ada mereka yang berlatih tapi banyak juga dari murid lain.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Meri bingung. Austin melihat ke sekelilingnya dan mendapati sebuah objek yang bagus. "Sebaiknya kita berlatih satu persatu," sarannya lalu menunjuk sebuah guci yang terletak di atas tugu kecil.

Mereka menatap guci tersebut dengan serius. "Kita harus menghancurkannya?" tanya Alice. Austin menggeleng. "Kekuatan kita berbeda-beda jadi aku akan membagikan tugas kalian masing-masing."

Austin berdehem sejenak lalu kembali melanjutkan, "Pertama Alice, kau harus mengisi guci itu menggunakan air tapi air yang kau gunakan harus berasal dari sana. Jadi kau harus berhasil menggerakkan air itu menuju ke dalam guci." Austin menunjuk pancuran air yang tak jauh dari tempat mereka.

Alice paham. Dia mulai memfokuskan dirinya. Tangan kanannya terangkat ke arah pancuran tersebut dengan bentuk patung lumba-lumba di atasnya. Mulut patung itu mengeluarkan air agar kolamnya tetap terisi. Tapi sama sekali tidak pernah penuh.

"Wow." Meri berucap takjub tatkala melihat Alice yang berhasil melakukannya. Air terlihat melayang ke arah dua guci yang sudah tersedia. Setelah guci nya terisi penuh, Alice menghentikan kekuatannya dengan senyuman bangga.

Electusiaz [Castle Crown Academy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang