𝟑𝟏. Promise

39.2K 3.5K 125
                                    

Di lorong istana yang panjang, seorang gadis dengan penampilan yang sudah acak-acakan sedang berjalan dengan tertatih-tatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di lorong istana yang panjang, seorang gadis dengan penampilan yang sudah acak-acakan sedang berjalan dengan tertatih-tatih.

Rambut peraknya berantakan, gaunnya sobek di sana sini, mirip seperti gelandangan. Gadis itu berjalan sambil memeluk tubuhnya, air mata tak henti-hentinya keluar dari pelupuk matanya.

Demi apapun dirinya sudah tidak kuat lagi berada di dunia karangannya sendiri, ia ingin kembali ke tempat asalnya dan menjalani hari-harinya seperti dulu.

Sampai akhirnya dia keluar dari lorong kamar para pelayan itu, dan bertemu dengan seseorang yang sedari tadi mencari-cari dirinya itu.

Sang pria yang melihat orang yang dari tadi ia cari langsung berlari menghampiri, menatap gadis itu dengan raut khawatir yang sangat jelas.

Ia sangat khawatir saat mendapati gadis itu berjalan dengan memeluk tubuhnya sambil menangis sesenggukan.

“Bycella, k-kau kenapa?” tanya Arseano lembut sambil memeluk tubuh mungil itu dengan erat.

Gadis itu hanya diam tak menjawab, hanya suara isak tangisnya yang terdengar di telinga Arseano.

Arseano mengusap punggung gadis itu dengan lembut, berusaha menenangkannya yang masih terus menangis.

“Hei, kau kenapa? beritahu padaku siapa yang membuatmu menangis.” tanya pria bersurai pirang itu dengan lembut.

Bycella hanya mampu menggelengkan kepalanya, bagaimanapun ia tak ingin Arseano mengetahui apa yang telah di perbuat oleh adik tirinya. Ia tak ingin memperkeruh keadaan.

“Beritahu aku.” pria itu masih terus berusaha untuk mencari tahu penyebab gadisnya menangis.

“A-aku takut.”

Arseano melepaskan pelukannya dan menatap gadis itu dengan penasaran.

“Aku tidak ingin berada di sini lagi, a-aku ingin pergi.”

Arseano mengerutkan keningnya dengan tak suka, dia menatap Bycella dengan sorot mata yang dalam, ia merasa kata 'pergi' dari gadis itu memiliki makna lain.

“Tidak! kau tidak boleh pergi kemanapun, kau akan tetap di sini, aku juga akan tetap di sini, tidak ada yang akan pergi.” tegas pria itu.

Bycella hanya diam sambil berusaha menghentikan tangisnya itu. Tangannya mengusap wajahnya yang penuh dengan air mata itu.

Arseano yang peka langsung mengambil alih, dia mengangkat dagu gadisnya kemudian mengusap air mata yang ada di wajah cantik tunangannya dengan sangat lembut dan hati-hati.

“Salam yang mulia kaisar matahari kekaisaran Rowena, semoga dewi Moirai memberkati.” dari arah belakang ada dua orang prajurit yang sedang membungkuk hormat ke arahnya, hal itu membuat Arseano langsung menoleh.

“Ada apa?”

“Maaf yang mulia, lagi-lagi kembali di temukan lima mayat dengan tanda aneh di tubuhnya.” jawab salah satu dari kedua prajurit itu.

Exchange Souls With VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang