4 - UKS

58.1K 6.2K 413
                                    

brak

" ANJING! KAKI GUE HUWAAA ". Pekiknya keras dan hampir menangis.

Kaki tertimpa kursi yang tanpa sengaja terlepas dari pegangannya. Membuat kursi itu jatuh dengan keras mengenai kaki yang terbalut sepatu itu. Walaupun Elvio mengenakan sepatu tapi tetap saja rasanya sakit.

Dapat ia rasakan jempolnya sedikit perih. Sudah dipastikan bahwa itu terluka dan berdarah.

Reyvan yang mendengar pekikan kesakitan dari Elvio langsung menghampirinya dengan raut wajah datar namun tersirat kekhawatiran.

" Lo gapapa? ". Reyvan menyingkirkan kursinya lalu memegang pundak anak itu.

Reyvan mengernyitkan dahinya menatap Elvio yang menunduk. Tangannya yang masih di pundak Elvio merasakan pundak itu bergetar pelan. Isakan Elvio pun terdengar walaupun lirih.

" Sakit banget? ". Tanya Reyvan, mengangkat wajah itu dengan kedua tangannya.

Dapat ia lihat wajah Elvio dengan jelas yang sekarang sedang menangis. Air matanya turun membasahi pipi tembamnya. Bibirnya yang melengkung ke bawah.

" Hikss..s-sakit ".

" Ssstt nanti sembuh ". Ibu jarinya bergerak mengusap pipi tembam milik Elvio yang penuh air mata.

Bohong jika Elvio tidak cengeng. Buktinya hanya kakinya yang tertimpa kursi ia sampai menangis begitu.

Namun itu semua tidak menjadi masalah bagi Reyvan. Menurutnya itu membuat Elvio semakin lucu.

" Kaki gue..hiks.. b-berdarah sakit ". Adu Elvio sambil melirik ke kakinya. Perubahannya cepat sekali, padahal beberapa menit lalu ia misuh-misuh tidak jelas.

Namun lihat sekarang. Anak itu malah menangis sembari mengadu kesakitan di kakinya kepada Reyvan.

" Bisa jalan? ".

" Gak bisa ish..hikss..nanti tambah sakit hiks ".

" Sini gendong ". Menunjuk punggungnya.

Elvio mengerjapkan matanya melihat Reyvan yang berjongkok membelakanginya.

" Naik cepet ". Titah Reyvan melihat Elvio yang menatap punggungnya.

" Iya ini naik ". Lirihnya.Dengan perlahan Elvio berjalan ke arah Reyvan.

Melingkarkan tangan di leher Reyvan dan melingkarkan kakinya di pinggang. Tangan Reyvan merambat melalui celah kaki Elvio untuk menahan tubuh mungil Elvio.

Reyvan lalu berdiri sambil tangannya menyangga tubuh Elvio dan berjalan menuju uks untuk mengobati luka di kaki Elvio.

Sementara itu Elvio hanya diam. Pikirannya menerawang ketika dirinya menangis tadi di depan Reyvan. Baru menyadari jika sifatnya tadi berubah. Biasanya dia akan menunjukan sifat cengengnya di hadapan Gavin atau Vano saja.

" Gue malu banget ". Gumamnya namun masih dapat di dengan ora Reyvan.

Reyvan tersenyum kecil mendengar gumaman Elvio. Terus berjalan menuju uks, untung saja ini masih jam pelajaran jadi Elvio tidak terlalu malu.

Reyvan membawa masuk tubuh Elvio yang berada di gendongannya. Menurunkan di kasur lali berbalik ke arah Elvio.

" Buka sepatunya ". Titah Reyvan membuat Elvio menatapnya sambil matanya mengerjap lucu.

" Kenapa? "

" E-eh engga, ini mau di buka ". Elvio berdehem sebentar lalu membuka sepatu kanannya.

" Huwaaa liat kan kaki gue berdarah hikss ". Elvio kembali menangis melihat kaos kaki putih yang di pakaian terdapat noda merah.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang