50 - Akhir yang panas (END)

49K 2.9K 133
                                    


Hari berganti hari, bulan berganti bulan.

Ini sudah 3 bulan lebih setelah insiden kecelakaan Elvio, itu berarti kaki Elvio sudah sepenuhnya sembuh. Bahkan sekarang dia sudah bisa berlari, melompat, ah kecuali menaiki motor.

Dia di larang keras oleh semuanya, terutama Reyvan. Dia lah yang pertama kali melarang Elvio menaiki motor kesayangannya, lalu semua orang terdekatnya mulai ikut-ikutan melarang.

Itu sangat menyebalkan untuk Elvio.

Pernah sekali dia pernah diam-diam ikut balapan motor di tengah kota, alhasil dia ketahuan oleh anak buah Reyvan yang selalu mengawasinya dari jauh lalu di adukan pada Reyvan.

Oleh sebab itu dia di larang menggunakan ponsel, tidak boleh kaluar kamar, bahkan jika hendak ke kamar mandi saja dia harus ijin dulu pada Reyvan. Itu berlangsung selama hampir satu bulan. Reyvan benar-benar iblis jika sudah marah.

Sejak saat itu Elvio jadi tidak berani melawan perintah Reyvan, pacarnya itu benar-benar tau cara membuatnya patuh. Untungnya dia mencintai Reyvan.

Saat ini Elvio duduk di pinggiran kolam ikan di belakang rumah Reyvan. Memandangi ikan-ikan koi yang cantik itu berenang, sesekali melempar makanan untuk ikan-ikan itu. Menyenangkan sekali ketika melihat ikan-ikan itu berebut makanan.

" Baby Vi "

Elvio menoleh lalu tersenyum lebar saat Reyvan datang dengan membawa eskrim pesanannya. Ia langsung berlari kecil menghampiri Reyvan lalu mengambil eskrim itu.

" Makasih Rey"

Reyvan tersenyum lalu mengecup kedua pipi tembam Elvio.

Reyvan menarik tangan Elvio untuk duduk di gazebo. Elvio terlihat sangat menikmati eskrim itu, menjilatinya lalu terkadang mengigit eskrim itu. Reyvan meringis sendiri melihat itu, apakah tidak linu giginya. Dia hanya berdoa dalam hati semoga setelah ini gigi pacarnya itu tidak sakit lagi.

" Rey mau ngga? Masih setengah hehe ". Elvio menyodorkan eskrim itu.

" Kamu habisin aja eskrimnya ya, Rey makan nanti saja. Masih ada di kulkas "

" Oke deh kalo Rey ngga mau, aku habisin sendiri ". Elvio kembali menjilati eskrimnya.

Pemandangan itu membuat Reyvan meneguk ludahnya, melihat bagaimana lidah Elvio itu terus menjilati eskrim yang mencair itu membuatnya menahan kuat hasratnya.

Entah kenapa setelah mereka keluar dari rumah sakit, Reyvan itu jadi cabul sama Elvio. Reyvan menjadi sangean ketika hanya berdua dengan Elvio.

" Baby Vi ". Panggilnya yang masih menatap Elvio.

" Em? ". Elvio menoleh, masih dengan posisinya yang menjilati eskrim.

" Shit! ". Umpatnya kasar.

Reyvan menarik Elvio kedekapannya, ia membuang eskrim yang sisa setengah itu lalu mencium rakus bibir Elvio. Yang di perlakukan begitu hanya melotot terkejut karena serangan Reyvan yang begitu tiba-tiba.

Reyvan terus melumat bibir Elvio, sembari tangannya terus menekan-nekan tengkuk Elvio agar ciuman mereka semakin dalam. Sesekali ia mengigit kecil bibir Elvio yang terasa manis karena eskrim tadi.

" Hnggh ". Elvio melenguh, awalnya memang terkejut namun dia tidak mempermasalahkannya.

Dia malah sangat menikmati ciuman mereka, tidak ada tuntutan dari Reyvan. Ia ikut membalas dengan melumat bibir bawah Reyvan lalu menyesapnya beberapa kali.

" Kamu makin nakal, baby Vi-ku yang kecil ". Ucap Reyvan. Dia tersenyum lembut menatap Elvio yang terengah-engah dengan wajahnya yang memerah sempurna.

Bibir Elvio terlihat bengkak dan lebih merona daripada sebelumnya. Elvio tersenyum malu, ia menenggelamkan wajahnya di dada Reyvan sembari sesekali memukul Reyvan karena kesal di buat merona terus.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang