13 - Nginep 🔞

88.2K 5.3K 414
                                    

Warning typo
.
.
.
.
.
Happy Reading💜
.
.
.
.
.

" You're mine "

" ANJING! "

Elvio reflek mengumpat dengan suara keras karen terkejut dengan penuturan Reyvan. Sekarang ia merasa menyesal karena sudah menuruti perkataan Arka.

" Bisa berbicara lebih sopan? Jangan mengumpat ". Ucap Reyvan dengan nada dingin dan melayangkan tatapan tajam ke Elvio.

Yang di tatap hanya tertawa kikuk. " Iya maaf "

" Sialan. Kenapa cara ngomongnya berubah-ubah njing! Gue nyesel! Arka awas aja lo besok! ". Batinnya yang terus-menerus memaki Arka.

Reyvan menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Elvio. Anak itu yang merasa ada alarm bahaya langsung menjauh.

" Eeeee..kayaknya gue harus pulang deh ". Ucap Elvio gugup.

" Pulang? ". Elvio sedikit bergidik mendengar suara berat Reyvan yang sepertinya tidak menyukai ketika Elvio pamit pulang.

" Iya pulang, udah malem nanti Mama gue khawatir ".

Alasan

Padahal rumahnya juga bersebelahan, hanya tinggal jalan beberapa langkah saja sampai. Mamanya tidak akan sekhawatir itu jika Elvio tidak pulang, kan.

Tanpa menunggu persetujuan dari Reyvan. Elvio sudah berdiri dan hendak pergi dari sana sebelum tangannya di cekal oleh Reyvan dan di tarik, sehingga kini dia terduduk manis di paha kekar pemuda itu. Reyvan memeluk posesif pinggang Elvio.

Elvio menelan ludahnya kasar. Ia merasa tidak nyaman dalam posisi ini, apalagi mereka itu sama-sama lelaki. Elvio menggeliat agar pelukan Reyvan pada pinggangnya itu terlepas namun pemuda itu malah mengeratkan pelukannya.

" Lepasin, gue gak nyaman ". Ucap Elvio terus menggelit mencoba melepaskan diri dari rengkuhan Reyvan.

Reyvan mendesis pelan ketika kejantanannya tergesek oleh dua bongkahan kenyal milik Elvio.

Sial.

Dia terbangun.

" Diam, baby. Dia bangun ". Ucap Reyvan dengan berbisik.

Elvio mengerutkan keningnya. " Siapa yang bangun? Udah ah lepasin! Gue mau pulang! "

Elvio semakin brutal menggerakkan badannya. Ia benar-benar tidak nyaman dalam posisi ini. Karena ia baru pertama kali di perlakukan seperti ini dan itu oleh sesama batangan. Rasanya aneh.

Reyvan mengigit bibirnya kuat menahan agar tidak ada geraman yang keluar. Kejantananya benar-benar sudah mengeras karena pergerakan Elvio.

Elvio baru menyadari ketika pantatnya merasakan sebuah tonjolan besar di bawahnya. Ia terdiam merutuki dirinya dalam hati. Ia baru sadar apa yang ia lakukan membuat sesuatu di bawah sana terbangun. Jadi itu yang di maksud Reyvan. Elvio goblok!

" Lo goblok El! Gue baru nyadar anjing! Yang dimaksud Reyvan itu tuh burungnya. Gila keras banget ini! Huwee Mama, El takut. Sialan! Sialan! Fucek! "

Reyvan yang menyadari Elvio terdiam langsung menatap wajah anak itu yang terlihat pucat. Ia menyeringai kecil lalu mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Elvio.

Sedikit mengerjainya mungkin menyenangkan.

Reyvan menjilat pelan leher Elvio, membuat anak itu berjengit kaget merasakan sapuan hangat pada lehernya. Elvio mendorong pundak Reyvan agar pemuda itu menjauh dari lehernya namun sang empu tidak bergerak sedikitpun. Kini lehernya tidak hanya di jilat, Reyvan bahkan mengigit serta menghisap kecil lehernya.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang