" Hmm..mau kabur ya? ". Mervin terkekeh geli.
Sedari tadi dia mendengar apa saja yang di bicarakan Gian. Karena dia memasang alat penyadap di beberapa tempat, dia tau pasti otak licik Gian sedang memikirkan sesuatu.
Dan dengan adanya alat penyadap itu, dia bisa tau rencana apa yang Gian buat.
Untuk seorang pemuda 18 tahun yang punya pemikiran licik seperti Gian, hal itu perlu di lakukan.
Mervin melirik jam tangannya, dia melepas earphonenya.
" Waktunya pulang, rencana lo bakal gagal ". Mervin ketawa kecil.
Menurutnya rencana yang di buat Gian itu mudah sekali di gagalkan. Ya ibarat rencananya itu mirip rencana yang di buat oleh anak kecil.
Mervin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju mansion miliknya. Hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai.
Mobil Mervin sudah terparkir rapi di garasi, pemiliknya langsung masuk ke dalam mansionnya.
Saat memasuki mansionnya, semua pembantu serta bodyguard berjejer untuk menyambut Tuannya yang sudah pulang.
Semua itu Mervin abaikan, tidak ada senyuman untuk membalas penghormatan mereka.
Kakinya melangkah lebar menuju kamarnya yang di lantai atas. Ia memandang pintu di depannya, merogoh saku celananya mengambil kunci utama kamarnya.
Di dalam kamar, Gian menoleh ke arah pintu saat mendengar bunyi putaran kunci. Dan akhirnya pintu itu terbuka lebar, menampakkan si pemilik kamar.
Mereka bertatapan sejenak lalu dengan cepat Gian memalingkan wajahnya. Mervin hanya mendengus geli melihat itu.
" Kenapa ngga makan? ". Tanya Mervin, melihat makanan masih utuh di atas nakas.
Gian berdecak sebal. " Apa peduli lo? Gue makan atau ngga juga itu bukan urusan lo anjing ". Ucap Gian dengan ketus.
" Cih, lo pikir beli bahan makanan ngga pake duit apa? Makan sekarang "
Gian mencengkram sprai dengan kuat, Mervin benar-benar menyebalkan. Dia harus segera menjalankan rencananya agar dia tidak satu atap lagi dengan Mervin.
Gian menggigit bibirnya, dia agak takut dengan rencananya itu. Karena sedikit....ambigu.
Bismillah ngga jadi bencana.
" Lo harus nekat biar pergi dari sini, gue ngga bisa terus-terusan di kurung. Rencana buat ngehancurin Reyvan sampe titik terendah belum terlaksana. Jangan sampe gue kena masalah duluan ". Batin Gian.
Setelah mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya. Gian kini sudah yakin dengan rencananya.
" Mikirin apa lo? ". Mervin berusaha menahan seringainya, berpura-pura bahwa dia tidak tau strategi Gian.
" Mervin? "
" Udah mulai ya ". Batin Mervin.
Gian mulai berdiri dari duduknya, mendekati Mervin yang masih berdiri di dekat sofa. Masih dengan pakaian kantornya.
Perlahan tapi pasti, Gian sudah tepat di depan Gian. Dia harus mendongak karena perbedaan tinggi mereka, Gian memang tinggi tapi Mervin lebih tinggi lagi.
" Mervin ". Panggilnya lagi. Tatapannya berubah, dari yang tadinya penuh tatapan kemarahan dan kebencian kini menjadi tatapan sayu.
Mervin menggigit pipi dalamnya. Entah kenapa melihat ekspresi Gian saat ini, membuatnya sedikit...tergoda?
" Tahan "
" Kenapa hm? ". Mervin menaikkan satu alisnya.
Grep
KAMU SEDANG MEMBACA
BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]
Подростковая литература" Jadi pacar gue? " " Gak, maksudnya gue gak bakal nolak tapi...... " Lo engga bakal pernah lepas dari gue, you're mine ". " Anjing! " Awalnya karena tantangan yang di berikan oleh teman Elvio. Sehingga sekarang ia terikat hubungan dengan Reyvan-ora...