45 - Kebohongan

22.3K 2.3K 82
                                    

Hari ini adalah hari di mana Elvio dkk sepakat untuk mendatangi mansion Reyvan. Elvio sudah duduk rapi di depan rumah, rencananya sih Gian mau ikut katanya.

Bentar lagi jam setengah sembilan, tapi teman-temannya itu belum dateng. Hingga tidak lama kemudian terdengar beberapa mesin motor yang mulai mendekat.

Itu mereka sudah sampai di depan gerbang karena langsung akan berangkat jadi tidak perlu repot-repot masuk ke pekarangan rumah Mervin.

" GIAN MEREKA UDAH DATENG, CEPETAN ". Teriak Elvio memanggil Gian yang masih di dalam rumah.

" IYA BENTAR INI, TUNGGUIN GUE "

Elvio mendengus sebal mendengar teriakan Gian.

Sedangkan keadaan Gian saat ini sedang di cegat oleh Mervin agar tidak ikut mereka.

" Bangsat minggir ngga lo?! Gue mau pergi njing, awas lo! ". Gian terus mencoba menggeser Mervin yang menghalangi pintu.

" Ngga boleh pergi, ngapain juga ngikutin bocah-bocah tengil itu. Mending di rumah aja sama gue ". Ucap Mervin yang terus berusaha menghalangi Gian yang ingin keluar.

Hari ini libur, Mervin ingin menghabiskan waktu bersama Gian di rumah. Dia sangat senang mengetahui bahwa Elvio akan pergi bersama teman-temannya.

Namun Gian malah jadi ingin ikut-ikutan pergi bersama mereka.

" Minggir sebelum gue ngelakuin kekerasan ke lo ". Mata Gian memicing tajam.

Bukannya takut, Mervin malah makin nantangin Gian. Ngga tau aja bahaya sedangkan mengintai adick kesayangannya.

" Silahkan aja, ngga takut gue ". Mervin mengangkat dagunya menantang Gian.

Gian yang merasa tertantang tentu aja seneng. Akhirnya dia bisa melakukan sesuatu yang akan membuat Mervin seketika tumbang hanya dalam satu kali pukulan. Oke sudah waktunya.

" Lo yang nantangin ya, rasain ini anjing! "

Bugh

" Aggrhhh bangsat sakit banget! "

Sesuai dugaan Gian, Mervin langsung tumbah ke lantai sembari memegangi area selatannya yang tadi di pukul dengan kuat oleh Gian.

Gian tertawa puas melihat wajah merah Mervin yang tengah menahan sakit.

" Nantangin sih, rasain tuh ". Gian lalu dengan cepat membuka pintu lalu kabur dari sana.

Di depan gerbang sudah banyak yang menunggu kedatangannya.

" Sorry lama, tadi ada kutu nempel ". Gian mengambil helm yang di berikan oleh Bagas, jadi dia akan di bonceng Bagas.

" Kutu? ". Gumam mereka semua bingung.

Jadi sekarang mereka tuh posisinya gini.

Gian sama Bagas

Elvio sama Kenzo

Gama tentu dengan kekasihnya, Arka.

Gavin di bonceng sama Vano. Si Gavin ogah sih sebenernya.

Sedangkan Reno sendirian.

" Udah siapa semua? Kita cabut sekarang ". Kenzo dan Elvio yang mulai jalan lebih dulu.

Lalu di ikuti oleh mereka di belakang. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah kediaman keluarga Dwinata.

Jantung Elvio berdegup kencang saat melihat rumah besar itu. Ia jadi teringat kenangan-kenangan bersama Reyvan di rumah ini. Ia jadi semakin merindukannya.

" Lo oke? ". Tanya Kenzo saat melihat wajah Elvio yang sedikit pucat.

Elvio cuma mengangguk, lalu dia turun dan berjalan mendekati gerbang. Bodyguard yang berjaga di sana tentu sudah sangat mengenal siapa itu Elvio.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang