24 - Kedatangan Gian

31.1K 2.8K 147
                                    


Pagi ini Elvio terbangun, tidurnya nyenyak sekali karena mendengar suara nyanyian ayang sampai dia tidur. Wajahnya terlihat sangat segar dengan senyum terpatri di bibirnya.

Kakinya di turunkan dari kasur, berjalan pelan menuju kamar mandi. Sekitar 15 menit di habiskan Elvio untuk mandi lalu setelahnya memakai seragam sekolahnya lengkap.

Elvio berdiri di depan cermin,melihat penampilannya di sana. Bibirnya tersenyum puas.

" Manis banget gue ". Ucap Elvio.

Tersadar dengan apa yang di ucapkannya. Elvio menepuk pelan bibirnya.

" Anjir gue ganteng bukan manis "

" EL!!! TURUN ADA REYVAN NIH!! "

Elvio sedikit tersentak mendengar teriakan Mamanya dari lantai bawah. Wajah kesal namun sedetik kemudian kembali tersenyum ketika mengingat kata-kata Mamanya tadi.

Reyvan sudah datang menjemput, sesuai permintaannya semalam. Dengan terburu-buru Elvio menata tas nya yang kemarin di antarkan oleh temen Reyvan si Hendra dan langsung berlari keluar.

Matanya menatap tangga sambil berlari, takut akan tersandung. Hingga suara seseorang menghentikannya agar tidak berlari.

" Jangan berlarian di tangga, bagaimana kalo kamu jatuh? ".

Suara itu.

Elvio langsung mendongak, melihat Reyvan yang berdiri di tangga paling bawah menatap Elvio khawatir.

Tidak mendengarkan perkataan Reyvan, anak itu kembali berlari menuju Reyvan dan menerjang badan Reyvan. Tangannya memeluk Reyvan begitu erat dengan senyumnya yang semakin mengembang.

Beruntung mereka tidak sampai jatuh. Reyvan membalas mendekap Elvio dengan erat, menciumi rambut Elvio yang wangi sambil mengelus punggung kekasihnya.

" Nakal, untung tidak jatuh "

Elvio hanya cengengesan mendengar teguran Reyvan.

" Kangen Rey ". Pekiknya senang.

Reyvan terkekeh pelan, tangannya merambat ke bawah dan menggendong Elvio seperti koala. Elvio sedikit terkejut dengan pergerakan tiba-tiba dari Reyvan, tangannya sudah mengalung indah di leher Reyvan.

" Rey turunin, nanti Mama sama Papa liat "

Reyvan tidak mendengarkan, pemuda itu sibuk menciumi seluruh wajah Elvio meluapkan rasa gemas yang ia tahan sejak semalam.

Yang di cium begitu hanya terdiam sesekali tertawa geli ketika Reyvan mencium pipinya brutal. Bahkan sekarang pipinya sudah basah namun dia membiarkannya. Lagipula dia juga suka di perlakukan seperti itu asal hanya Reyvan yang melakukannya.

" Hei jangan menodai wajah anak saya "

Reyvan mengehentikan kegiatannya ketika suara Harry menegurnya. Raut wajah Herry nampak tidak suka ketika anak semata wayangnya di perlakukan begitu. Dia merasa posisinya sekarang tergeser.

Walaupun ayah dan anak itu sering bertengkar karena berebut Lia-mamanya Elvio, namun tidak dapat di pungkiri jika Herry juga cemburu anaknya di rebut orang lain.

" Maaf om "

" Papa jangan gitu ". Ucap Elvio membela Reyvan.

Herry berdecih tidak suka, pria yang sudah berkepala 4 itu kembali ke dapur menghampiri istrinya yang sedang memasak daripada melihat anaknya sendiri bermesraan dengan orang lain.

" Papa kamu cemburu ". Reyvan menatap Elvio yang masih dalam gendongannya.

Elvio ikut menatap Reyvan. " Papa emang cemburuan, anaknya deket sama istrinya aja cemburu ". Bibirnya mengerucut sebal.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang