26 - Mampus Gian

27.3K 2.7K 127
                                    

Udah seminggu sejak kepindahan Gian ke sekolah Elvio. Udah seminggu juga Reyvan tampak lebih dingin kepadanya, namun seperti biasa. Sifat posesifnya tidak bisa hilang.

Dan udah seminggu juga hubungan antara Gama dan Arka semakin lengket

Gian juga semakin lama semakin berani untuk mendekati Elvio, dia membuat Elvio selalu berada di dekatnya dengan berbagai alasan.

Elvio tentu terlihat biasa-biasa saja walaupun Gian terlihat secara terang-terangan mempunyai rasa terhadapnya, iya tepatnya rasa obsesi wkwk. Maklumlah anaknya kurang peka.

Ya iya lah!

Orang pekanya cuma sama ayangnya.

Elvio dkk sekarang sedang berada di kantin bersama semua temannya. Anak itu sangat anteng memakan bakso yang di berada di hadapannya.

Hingga ke antengan Elvio sedikit terganggu karena kedatangan seseorang.

" El, gue boleh minta tolong ngga? ". Gian ngos-ngosan karena habis berlari.

Semua teman-teman Elvio menatap Gian tidak suka, mereka emang ngga suka sama Gian. Karena pemuda itu selalu membawa pergi Elvio ketika mereka sedang berkumpul bersama.

Elvio mengerutkan keningnya, ia menelan bakso yang tadi masih di kunyah dan meminum es tehnya. Lalu kembali menatap Gian yang masih berdiri.

" Mintol apa? "

" Tadi Bu Yuli nyuruh gue buat ngambil buku paket Sejarah di perpustakaan, karena bukunya banyak. Jadi gue butuh bantuan ". Jelas Gian tanpa memperdulikan tatapan tajam dari semua teman Elvio.

Elvio mengangguk lalu melirik baksonya yang masih sisa setengah. " Bentar ya, gue mau habisin bakso gue dulu "

" Santai aja, gue tunggu ". Gian mendudukkan bokongnya di samping Elvio.

Elvio menghabiskan baksonya tanpa terburu-buru, lagipula bel masuk masih lama. Elvio merasa kalau dirinya selalu di tatap Gian yang di sebelahnya.

Ia menengok ke samping, dan benar saja. Gian menatapnya lekat-lekat tanpa berkedip.

" Kenapa? Gue makannya belepotan ya? ". Elvio mengelap bibirnya dengan tangan.

Gian terkekeh lalu menggeleng, jarinya menunjuk ke wajah Elvio yang membuat anak itu bingung.

" Lucu aja liat muka lo pas makan ". Gian tersenyum manis.

Elvio mengangkat bahunya acuh lalu kembali memakan baksonya sampai habis.

" Gue dah selesai. Ayo ambil bukunya, keburu masuk ". Elvio berdiri.

" Ayo "

" Temen-temen gue yang tercintah, orang ganteng ini pamit dulu ". Ucap Elvio lalu menyugar rambutnya ke belakang dengan raut wajah songong.

Semua teman Elvio lantas berpura-pura ingin muntah dan membuat Elvio tertawa terbahak-bahak.

" Anak setan, mending lo pergi aja sono ". Gavin mengibaskan tangannya mengusir Elvio.

Elvio mendengus sebal, sejak kejadian Arka di rooftop itu. Gavin selalu menyebutnya anak setan, sebel banget dia tuh.

" Bacot uke ". Balas Elvio dengan wajah mengejek.

" Bang Vano mending semein Bang Gavin aja tuh "

" ELVIO!!!!! "

Elvio lantas menarik tangan Gian dan berlari meninggalkan kantin saat Gavin dengan raut marahnya berteriak hingga membuat seisi kantin kaget dan menatap ke arah mereka yang masih duduk.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang