12 - You're mine

54.6K 5.2K 292
                                    

.
.
.
.
.
Happy reading💜
.
.
.
.
.

" Baby Vi, aku menunggumu. Mari kita ikuti alur tantangan yang mereka berikan ". Reyvan terkekeh sebentar sebelum pergi dari sana.

Pemuda itu memilih untuk menuju parkiran, dimana motor sportnya terparkir sempurna disana. Ia melajukan motornya meninggalkan kawasan sekolah. Sebelumnya dia sudah meminta izin kepada guru dan satpam agar membiarkannya pergi dengan alasan ibunya sakit.

Sepanjang perjalanan Reyvan memikirkan pesan yang terkirim ke ponselnya. Pesan yang entah dari siapa. Ia mengeraskan rahangnya ketika mengingat pesan beserta ancaman itu.

Ia harus segera ke tempat itu untuk mengetahui siapa dalamg di balik ancaman yang diberikan kepadanya.

Reyvan mengencangkan laju motornya hingga mendapat klaksonan dari pengendara lain. Namun dia tidak peduli dan terus melaju kencang. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah keselamatan orang tersayangnya.

Motor Reyvan berbelok menuju sebuah gang kecil dan terlihat sangat sepi karena memang daerah itu sudah tidak di huni lagi. Banyak sekali rumah beserta gedung-gedung kecil yang terbengkalai.

Suasana itu sama sekali tidak membuat Reyvan takut. Ia memarkirkan motornya dan berjalan menyusuri gang itu hingga sampai ujung ia melihat pabrik tua yang nampak akan roboh.

Tanpa pikir panjang ia melangkahkan kakinya memasuki pabrik itu, mata elangnya menatap seluruh penjuru pabrik mencari seseorang yang menyuruhnya kesini.

Prok
Prok
Prok

" Akhirnya jagoan kita udah dateng "

Suara tepukan tangan dan suara seseorang membuat Reyvan berbalik. Disana, orang yang menyuruhnya kesini berdiri di ambang pintu yang tadi ia lewati.

Reyvan menatap sengit pemuda itu. Ia tentu kenal siapa itu, pemuda tinggi berambut hitam pekat,tindik di kedua telinganya dan tato naga yang melingkar di lengan kirinya.

Dia adalah Gian Jonathan, sepupu Reyvan namun bukannya dekat sebagai sepupu. Mereka malah saling memusuhi.

" Gian "

" Lama tidak berjumpa sepupuku Reyvan ". Gian terkekeh sambil menatap remeh Reyvan.

" Cih. Menjijikan ". Ucap Reyvan dengan tatapan datarnya.

Gian mendekat ke arah Reyvan. Pemuda iti memasukkan kedua tangannya di saku celana menatap Reyvan dari bawah sampai atas.

" Gak gue sangka lo jadi gay. Lo lebih menjijikan dari gue ". Gian terus saja memandang remeh Reyvan, ia mencoba untuk memancing emosi Reyvan.

Sementara Reyvan yang sudah tau niatan itu hanya diam sambil menunggu apa yang akan Gian katakan lagi. Sebisa mungkin dia menahan emosinya.

" Kenapa? Lo kaget karna gue tau? Reyvan Reyvan, sebaik apa sih cowo itu sampe-sampe lo belok gini? Banci gitu di sukain haha gila "

Gian terus menerus berbicara menjelekkan dirinya. Reyvan hanya diam menyimaknya.

" Tapi gue liat-liat Elvio itu emamg cukup manis. Pantes aja lo kepincut. Menarik "

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang