11 - Tagihan Tantangan

49.9K 5.1K 67
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading💜
.
.
.
.
.



" Sorry aja nih El, gue fujo hehehe "

" WHAT THE FUCK!!!! "

Riska menutup kedua telinganya mendengar teriakan dari Elvio. Suaranya melebihi toa masjid.

" Gak usah teriak juga kali. Gue kaga budeg ". Ucapnya sambil mengusap telinganya.

" Ya lagian lo bikin gue kaget. Gue kira lo normal "

" Oh jadi maksud lo gue gak normal gitu? "

" Anjeng gak gitu juga "

" Ck udahlah lupain. Gimana tadi rasanya? ". Riska menaik turunkan alisnya berusaha menggoda Elvio sambil tersenyum aneh.

Elvio yang melihat itu menyentil mulut Riska sampai cewe itu meringis sakit tapi tidak marah kepada Elvio.

" Sakit njir "

" Rasain. Salah siapa tanya begituan "

" Gue kan kepo sayang "

" Pala lo peyang. Gue tadi denger suara kamera, coba siniin hp lo ". Elvio mengulurkan tangannya bermaksud untuk meminjam ponsel Riska.

Riska menggeleng ribut. Bisa gawat kalau sampai Elvio tau bahwa dia tadi memotret Elvio saat berciuman dengan Reyvan.

" Gak mau "

" Siniin cepet. Pasti ada apa-apa di hp lo ". Elvio terus memaksa.

Sementara itu Riska yang terus di paksa Elvio tetap tidak mau memberikan ponselnya.

" Gak mau gue "

" Ish cepet kasih! "

" Gak mau El! "

" Babi lo! "

" Owala anjeng "

Mereka terus berdebat dan melupakan bahwa ada orang lain di sini yang tengah menatap mereka berdua dengan raut wajah yang datar.

Elvio yang merasakan hawa tidak mengenakkan di sampingnya menoleh ke arah Reyvan yang sedang menatapnya datar.

Elvio menelan ludahnya kasar. Tatapannya tajam dan menusuk, seketika ia takut. Bulu kuduknya juga berdiri.

" Anjir ni anak, tatapannya emang gak bisa santai apa ya. Nyeremin gitu ". Batinnya.

Riska ikut menoleh ke arah Reyvan. Melihat tatapan Reyvan membuat Riska merinding, menyeramkan juga ketika ia marah.

" Aku tidak suka di abaikan ". Satu kalimat itu membuat Elvio dan Riska diam.

Riska yang sudah tidak tahan dengan hawanya pun memilih langsung ngacir pergi meninggalkan Elvio sendirian dengan Reyvan.

Elvio meremat tangannya dan menatap gugup Reyvan.

" G-gak usah natap gue kaya gitu bisa? Gue gak nyaman ".

Reyvan mengehela nafasnya, tangannya terulur untuk mengusap kepala Elvio dengan lembut. Tatapannya yang tadinya tajam sekarang melembut.

Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Elvio dan membisikkan sesuatu. " Bibir kamu manis, boleh lagi? ".

Elvio membelalak, ia mendorong tubuh bongsor Reyvan agar menjauh darinya. Tentu saja dia tidak mau bibirnya di jamah lagi oleh pemuda itu, dia juga takut jika ada yang mengintipnya lagi seperti Riska tadi.

" Apaan sih! Gak boleh ". Elvio menggeleng ribut sambil menutup bibirnya membuat Reyvan merasa gemas.

Reyvan terkekeh pelan, ia mengacak rambut Elvio yang terasa lembut di tangannya.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang