33 - Kenzo? [NC21+]

46.3K 2.8K 133
                                    

Gian berjalan dengan tertatih menuruni tangga, dia melarikan diri dari kamar setelah memastikan Mervin masih tidur nyenyak. Syukur karena Mervin tidak terganggu saat dia mencuri kunci yang di letakkan pemuda itu di bawah bantal.

Setelah 3 harian terkurung di kamar Mervin, akhirnya dia bisa keluar tanpa sepengetahuan Mervin.

" Bangsat banget tu orang, badan gue rasanya remuk semua ". Gian memegang pinggangnya yang terasa sangat pegal.

Gian berjalan tanpa memperdulikan tatapan semua pekerja yang terpaku kepadanya. Mungkin mereka merasa aneh dengan cara jalan Gian.

" Ini semua salah Mervin! Gue kayak gini gara-gara dia anjing! ". Umpatnya.

Dia jalan masuk ke dapur, di sana ada pembantu yang sedang memasak sarapan. Yah bisa di bilang dia bangun pagi banget.

" Ada yang anda butuhkan Tuan? ". Tanya wanita paruh baya yang selalu mengantarkan makanan ke kamar.

Panggil aja bibi Kasih.

" Ngga ada bi, saya cuma mau minum ". Gian mengambil gelas dan mengisi dengan air putih.

Dia menegaknya sampai habis, tenggorokannya tadinya benar-benar sangat kering karena terus berteriak kepada Mervin.

Gian meletakkan gelasnya dengan kasar sampai pembantu yang sedang membuat sarapan terlonjak kaget.

Dia tiba-tiba saja teringat kejadian semalam. Itu sangat memalukan.

Flashback semalem.

" Akhhh sialan ". Gian memekik sakit saat sesuatu masuk ke dalam lubangnya.

Gian meremas kuat bantal yang menjadi bantalan kepalanya. Keadaannya sekarang naked tanpa benang yang melekat di tubuhnya. Tubuhnya yang awalnya mulus sekarang banyak bercak merah yang menghiasi.

Pelakunya sekarang malah terkekeh melihat eskpresi kesakitan Gian. Dengan perlahan Mervin menggerakkan jarinya yang membuat lubang itu malah mengetat.

" Nghh keluarin itu hh~". Gian menutup wajahnya dengan kedua tangan. Mengigit bibirnya dengan kuat untuk meredam suara laknat yang selalu keluar.

" Kenapa di tahan? Keluarin aja ". Mervin semakin menekan jarinya.

Gian mengigit bibirnya semakin kuat sampai berdarah ketika Mervin menambah satu jarinya dan langsung di gerakkan dengan cepat.

Sungguh sangat menyiksa, ini pertama kalinya untuk Gian. Biasanya dia menusuk entah itu wanita atau par cowo manis. Tapi sekarang kebalikannya, dia yang di tusuk oleh orang yang lebih mendominasi darinya.

" Mmpp sshhh udah anj--aaakhh ". Sebelum Gian mengeluarkan kata kasar, Mervin sudah lebih dulu menambah satu jari lagi ke dalam lubang Gian.

Untuk cowok yang awalnya seorang seme, lubang Gian cukup berwarna pink kemerahan layaknya orang yang kodratnya di bawah.

" Kayaknya udah cukup lebar nih ". Mervin menghentikan pergerakan jarinya mengobrak-abrik di lubang Gian.

Mervin mulai membuka satu persatu kancing kemeja kerja yang masih melekat. Tatapannya sedari tadi tidak lepas dari wajah Gian yang memerah, menatap pemuda di bawahnya dengan tatapan menggoda.

Gian jadi sedikit takut dengan Mervin sekarang. Apalagi ketika Mervin mulai menurunkan resleting celananya, masih di bungkus celana aja udah jelas banget gembungnya gede. Apalagi kalo udah ngga ada penghalang, entah seberapa gedenya.

" Udahan pliss, gue capek ". Gian sebisa mungkin memundurkan badannya, tapi pinggangnya sudah lebih dulu di tahan oleh Mervin.

Mervin terkekeh pelan, mengelus pinggang Gian terdapat cetakan tangannya karena sempat memukul pinggang Gian saat pemuda itu terus memberontak.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang