47 - Segera bertemu

22K 2.3K 105
                                    

" Huftt kapan Rey pulang? Ini udah dua minggu lebih tapi Rey belum pulang juga, kata Mami sama kak Avin cuma sebentar doang. Ini mah lama namanya! "

Elvio bersandar pada pembatas balkon menikmati sumilir angin sore yang sejuk. Jika Gian melihat ini pasti orang itu akan marah-marah, pasalnya Elvio baru sembuh dari demamnya. Dan sekarang malah angin-anginan lagi.

Anak itu cemberut, memandang langit jingga yang sebentar lagi akan di gantikan oleh langit malam yang gelap.

" Kira-kira Rey sekarang lagi apa ya? Kangen banget, apa Rey kangen gue juga? ". Gumamnya.

Rey membuang nafasnya kasar, berkali-kali dia memandang hp nya berharap ada pesan atau panggilan dari orang tersayangnya itu.

" El kok lo di luar sih? Kan udah gue bilang istirahat aja di kasur, lo kan baru sembuh. Kalo sakit lagi gimana hah? ". Ceramah Gian yang baru saja masuk ke kamarnya.

Elvio memutar matanya jengah, Gian ini terlalu berlebihan menurutnya.

" Gue kan cuma mau menghirup udara segar. Emang ngga boleh? ". Ucap Elvio dengan wajah cemberutnya.

Gian menghela nafas berusaha sabar menghadapi Elvio yang suka ngeyel ini. Kalo ngga sayang udah Gian buang ke laut keknya.

" Ya tapi kan lo baru sembuh El. Nurut sama gue ngapa sih elah. Masuk! ". Gian menarik Elvio masuk kembali ke kamarnya lalu menutup pintu balkon.

Elvio cuma pasrah di dudukin lagi di kasur. Gian mengambil piring berisi apel yang sudah di potong dan sedompol anggur yang tadi di bawanya.

" Nih makan biar lo ngga kekurangan vitamin. Kalo ngga makan, nanti lo di suntik lagi kaya waktu itu. Lo mau? "

Elcio melotot horor, seketika dia jadi kesal mengingat kejadian itu. Dia masih dendam sama Havin dan dokter Edgar.

Ia mengambil piring itu lalu memakannya dengan tidak selera. Jika makan sambil melihat pacar mungkin dia bisa makan buah 1 kilo lebih wkwk.

Tapi pacarnya kan sekarang ngga tau dimana. Ngga ada kabar sama sekali, menyebalkan.

" Gian, lo ngga dapet pesan atau apa gitu dari Rey? Dia kan sepupu lo "

Aduh Gian jadi rada gugup, padahal dia tau semuanya apa yang terjadi sama Reyvan selama ini. Dia ikut andil dalam menyembunyikan itu.

Jika ketahuan apakah Elvio mau memaafkannya karena tidak bicara jujur?

Bagaimana ini? Gian jadi dilema, keluarga Reyvan menyuruhnya menyembunyikan perihal Reyvan yang di hukum dan sekarang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Reyvan sampai sekarang belum juga bangun.

Mereka berencana memberitahu semuanya setelah Reyvan sembuh.

Dengan gugup Gian menggeleng. " Ngga ada El "

Elvio menunduk sedih, dia meletakkan piring itu di meja.

" Gue mau keluar. Jangan larang gue ". Setelah mengatakan itu Elvio mengambil kunci motornya di laci.

Gian tidak bisa melarang Elvio, biarkan Elvio menenangkan diri di luar. Semoga saja dia tidak sakit lagi.

Gian menggigit jarinya cemas, entah kenapa firasatnya menjadi buruk. Semoga Elvio tidak melakukan hal yang berbahaya.

Elvio mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Namun lama kelamaan laju motornya semakin kencang, beruntung jalanan lumayan sepi kendaraan.

Walaupun motornya melaju cepat, namun dia tetap tau batasan dan tidak ugal-ugalan.

" Rey, lo kemana sih? Lo ngga tau gue kangen banget di sini? Masalah kita belum selesai njing dan beraninya lo pergi gitu aja ". Gumamnya sepanjang jalan.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang