41 - Akhir (1)

23.4K 2.5K 323
                                    

" Kamu beneran mau ajak aku jalan-jalan? ". Tanya Eliz dengan nada senangnya.

Pasalnya saat dia sedang asik menonton film, tiba-tiba Reyvan menelfon dan ingin mengajaknya pergi keluar. Betapa senangnya dia, mungkin dia pikir rencananya untuk menggait hatinya Reyvan sudah berhasil.

" Ya ". Hanya itu jawaban Reyvan. Masih singkat.

" Emm oke deh, aku mau. Kamu mau jemput aku jam berapa? Aku mau siap-siap ". Eliz full nyengir.

" Pukul 5 sore, harus siap ". Setelah mengatakan itu Reyvan langsung mematikan sambungannya.

Eliz berteriak senang, ia melompat-lompat di kasur saking senangnya. Akhirnya sumber uangnya kembali, ia tidak akan miskin lagi.

" Gue harus dandan yang cantik biar Reyvan makin bosen sama Elvio itu. Terus dia sepenuhnya jadi milik gue ". Eliz beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Setelah mandi ia memilih baju, sebuah dress pendek sepaha berwarna merah maroon, di padukan dengan sepatu high heels warna merah juga. Entahlah dia tidak tau akan di bawa kemana, yang pasti dia harus kelihatan cantik.

" Udah siap, tinggal nunggu ". Eliz selesai berdandan sekitar pukul 16.49

Tidak lama lagi Reyvan menjemputnya.......

Untuk mengantarnya ke sebuah akhir hidupnya.

***

" Rey mau kemana tuh, rapi banget ". Elvio mengintip di luar kamarnya dan Reyvan.

Dia melihat Reyvan memakai pakaian santai yang sangat rapi. Dan terlihat semakin tampan, Elvio melongo lihatnya.

Pacarnya itu ganteng banget cuy.

Ah tapi kan dia sedang marah pada Reyvan. Oke, Elvio berusaha untuk tidak menghiraukan dia.

" Baby Vi, kenapa ngga masuk? ". Elvio terlonjak kaget karena tiba-tiba Reyvan sudah di depannya. Serta pintu itu juga sudah terbuka lebar.

Elvio berdehem, agar tidak terlalu jelas bahwa dia sedari tadi mengintip Reyvan.

" Emang ngga ada niatan masuk kok ". Jawab Elvio jutek, ia lalu berbalik untuk pergi dari sana.

Namun Reyvan malah memeluknya dari belakang. Aroma parfum Reyvan langsung tercium di hidungnya, sangat wangi dan itu kesukaannya. Dia jadi merindukan Reyvan, dia rindu di peluk, di cium, dan di tidurkan Reyvan.

Karena dia marah pada Reyvan, dia memutuskan untuk tidur bersama Mami. Tidak peduli dengan Daddy yang akhirnya terusir dari kamarnya sendiri. Mami juga tidak keberatan.

" Maaf ya "

" Ngga ada maaf buat lo! Lepasin gue ngga?! ". Elvio memberontak, walaupun aslinya dia suka di peluk begini oleh Reyvan.

Nyaman.

Hangat.

Reyvan menggeleng, ia semakin mengeratkan pelukannya. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Elvio, menghirup dalam-dalam aroma bayi dari tubuh kekasihnya. Ah dia merindukan aroma itu.

" Semua akan berakhir sayang, tunggu ya. Semua akan baik-baik saja ". Bisik Reyvan.

Elvio hanya diam, tidak menanggapi perkataan Reyvan barusan.

Reyvan melepaskan pelukannya, membalikkan badan Elvio agar menghadap ke arahnya. Dengan cepat bibirnya menubruk bibir Elvio, tidak ada lumatan hanya sekedar mengecup lama saja.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang