" Hah..hah..bantar Rey, aku cape "
Elvio menarik baju Reyvan agar berhenti sejenak, dia sangat lelah karena harus berlari mengitari lapangan 20 kali karena terlambat masuk sekolah dan berakhir di hukum.
" Ini semua karena lo, kalo aja mobil lo ngga kehabisan bensin di tengah-tengah jalan pasti kita ngga bakal telat dan di hukum kaya gini ". Elvio kembali dengan lo-gue, ya karena dia lagi marah.
Reyvan terkekeh menatap pacarnya yang sedang kesal dengannya, ya ini salahnya. Harusnya tadi dia memeriksa bensin mobil pasti tidak akan terjadi kaya gini.
" Maaf oke, aku salah "
" Iya lo salah! Gue cape banget, baru 10 putaran, sisa 10 lagi. Ini juga kenapa lapangannya harus seluas ini sih! ". Bibirnya mengerucut kesal sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Reyvan terkekeh melihat tingkah gemas pacarnya, ia menempatkan dirinya jongkok di depan Elvio.
" Mau apa lo? "
" Gendong sini "
Elvio menggigit bibir bawahnya ragu, dia takut ada yang melihat walaupun di lihat-lihat keadaan sekitar sangat sepi karena memang sudah jam pelajaran. Dia juga sedikit kasihan dengan Reyvan.
Reyvan menoleh ke belakang.
" Hei, ayo naik "
Elvio menggeleng. " Ngga ah, mending kita kabur aja ayo. Mumpung ngga ada yang ngawasin "
Reyvan kembali berdiri, menggandeng tangan Elvio lalu mengajak anak itu untuk berlari bersamanya meninggalkan lapangan. Mereka berhenti di kantin dan tertawa bersama karena kabur dari hukuman.
Elvio mendudukkan bokongnya di kursi kantin. Nafasnya masih terengah-engah. Reyvan tersenyum kecil melihat kekasihnya kelelahan.
" Mau pesan minum? "
" Iya boleh, es jeruk aja "
Reyvan mengangguk, ia berjalan menuju warung kantin. Memesankan es jeruk yang Elvio inginkan, sedangkan dirinya hanya beli aqua.
" Ini, minumlah ". Meletakkan gelas berisi es jeruk di depan Elvio.
" Emm makasih "
Elvio langsung menghabiskan es jeruknya sampai tandas, meletakkan gelas itu dengan kasar sampai Reyvan sedikit kaget.
Reyvan menatap Elvio, menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan anak itu. Memegang sebelah tangan Elvio, mengelusnya pelan.
" Masih marah? "
Elvio memutar matanya malas, menarik tangannya yang masih di genggam Reyvan.
" Tanpa gue jawab pun lo udah tau "
Reyvan tersenyum kecil. " Maaf "
Elvio memiringkan tubuhnya menghadap Reyvan, menatap pemuda itu dengan lekat lalu beberapa detik kemudian dia membuang mukanya ke samping.
Jantungnya berdetak kencang jika bertatapan dengan Reyvan, huh rasa ini membuatnya lemah terhadap Reyvan. Dia ingin marah namun hatinya berkata lain.
Akhirnya Elvio hanya bisa menghela nafas kasar. Tangannya menarik tangan Reyvan, menyeret pemuda itu menuju ke kelas. Sampai di depan pintu kelas yang tertutup Elvio melepaskan pegangannya pada tangan Reyvan.
Melihat itu Reyvan merasa tangannya menjadi kosong, bibirnya mengerucut sebal. Elvio melihat itu merasa aneh dengan tingkah pemuda di depannya ini.
Elvio merasa ngeri dengan perubahan tingkah Reyvan yang tiba-tiba. Biasanya kan dia stay cool, walau kadang senyum tapi senyum cuma untuk Elvio doang.
" Lo kenapa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]
Teen Fiction" Jadi pacar gue? " " Gak, maksudnya gue gak bakal nolak tapi...... " Lo engga bakal pernah lepas dari gue, you're mine ". " Anjing! " Awalnya karena tantangan yang di berikan oleh teman Elvio. Sehingga sekarang ia terikat hubungan dengan Reyvan-ora...