BONUS CHAPTER(HavinxReno)

25.4K 2.1K 118
                                    

Hari ini adalah hari penting bagi Elvio dan juga sahabat-sahabatnya. Semua orang sudah sangat rapi dan mungkin sudah mulai memasuki ruangan tempat di adakannya pernikahan itu.

Namun berbeda dari semua orang yang sudah berkumpul, Reno masih berada di kamarnya. Dia meneliti penampilannya sejenak, lalu menghela nafas. Sebenarnya dia sedikit tidak enak badan, seluruh badannya terasa sakit terutama bagian..emm itu.

" Gue harus dateng, ini nikahan sahabat gue. Bodo amat sama badan gue yang rasanya remuk semua "

Reno menghela nafasnya kasar, dia lalu menyisir rambutnya agar terlihat lebih rapi. Membenarnya jasnya.

Ting tong

Tiba-tiba saja bel kamarnya berbunyi, dan itu berbunyi berkali-kali membuat Reno kesal saja.

" Siapa sih? Ganggu bae "

Dengan malas Reno berjalan menuju ke pintu kamarnya, dia mengintip dulu di lubang kecil yang ada di pintu. Matanya melotot saat tau siapa yang memencet bel berkali-kali, tubuhnya menegang, nafasnya pun mulai memburu.

Itu Havin.

Bel berbunyi lagi karena tak kunjung di bukakan pintunya.

" Kamu mau buka pintu sendiri atau saya dobrak? "

Reno berjengit kaget mendengar suara rendah itu. Detak jantungnya jadi tidak karuan, rasanya seperti waktu pertama kali bertemu Havin, bedanya sekarang dia ketakutan.

Dia berulang kali menarik nafas lalu membuangnya perlahan untuk meredakan rasa takutnya. Tangannya yang bergetar membuka pintu itu.

" Om---akh! "

Bruk

Sebelum pintu itu terbuka lebar, Havin sudah lebih dulu menerobos ke dalam. Havin mendorong Reno ke dinding dengan kuat sampai punggung Reno rasanya mau retak. Sakit banget.

Havin mengukung Reno di antara lengannya. Menatap begitu tajam ke dalam mata Reno, membuat Reno semakin gemetaran.

" Kenapa lama sekali? Mau menghindar dari saya hm? "

Cara bicaranya begitu lembut namun karena suara Havin yang memang berat membuatnya terdengar menyeramkan, apalagi tatapannya yang tak lepas dari mata Reno.

Reno menggeleng ribut, walau kenyataannya memang begitu. Dia berusaha menghindar dari Havin, namun sejauh apapun dia menghindar tetap saja Havin selalu mendekatinya dan mengurungnya dalam sangkar tak kasat mata.

" E-engga om, aku ngga ngehindar kok. Tadi aku lagi di kamar mandi, jadi lama buka pintunya ". Jawab Reno dengan gugup, tangannya menyatu di bawah saling menggenggam erat.

" Really? "

Yang bisa di lakukan Reno hanya mengangguk, matanya bergerak gusar. Itu membuat Havin tidak mempercayai ucapan Reno barusan.

Namun Havin mengesampingkan itu. Sebentar lagi acara pernikahan adiknya akan segera di mulai, dia mengusap pelan jidat Reno yang terdapat keringat dingin. Lalu tersenyum tipis sambil membelai wajah pucat anak di depannya.

" Acaranya sebentar lagi mulai. Kamu harus terlihat baik-baik saja, jangan tunjukan wajah lemahmu kepada siapapun. Jadilan Reno yang seperti biasanya ". Bisik Havin rendah.

Reno mengangguk lagi, lidahnya terlalu kelu untuk menjawab perkataan Havin. Jika dia membuka suara, pasti suaranya iu bergetar.

Senyum Havin mengembang, bukan senyuman senang melainkan seringai seram. Ia lalu membuka pintu dan pergi meninggalkan Reno sendirian yang masih gemetaran. Pintu itu memang bisa di buka dari dalam, namun jika dari luar harus menggunakan kartu.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang