38 - Marah

22.9K 2.4K 78
                                    

Sekolah hari ini pulang lebih cepat dari biasanya karena ada rapat guru. Sejak kejadian di kantin Elvio tidak melihat Reyvan lagi, Eliz pun tidak kelihatan. Entah mereka kemana dan sedang apa Elvio tidak tau.

Dia bahkan pulang di antar oleh Kenzo, dia pulang ke rumah Reyvan karena memang dia di minta untuk tinggal di sana. Lagipula orangtua Elvio juga tidak masalah anaknya tinggal di rumah pacar. Herry malah senang, akhirnya tidak ada yang akan mengganggunya jika sedang berduaan dengan sang istri.

Elvio masuk ke dalam rumah sambil menghentak-hentakkan kakinya. Ia kesal! Sangat kesal!.

Semua pelayan di rumah Reyvan sampai menatap ke arahnya yang sedang mendumel tidak jelas. Tapi dia tidak peduli, dia hanya peduli akan kekesalannya pada Reyvan.

" Loh El? Kok udah pulang? ". Elvio menoleh ke arah tangga, di sana Mommy berdiri sembari menatapnya.

" Ada rapat guru, jadi semua di suruh pulang "

Vanesa turun mendekati Elvio yang wajahnya nampak muram dan kesal.

" Terus Reyvan kemana? Kenapa ngga pulang sama dia? ". Tanya Vanesa sembari membenarkan tatanan rambut Elvio yang berantakn karena tadi naik motor di bonceng Kenzo.

" El ngga tau, ngga peduli juga ". Jawab Elvio dengan nada kesal.

Vanesa mengerut bingung, kenapa pacar anaknya ini keliatan sebel banget?

" Ya sudah kamu ke atas ya, naik lift aja jangan tangga. Ganti baju terus turun ke bawah, makan siang dulu ". Elvio mengangguk menuruti perkataan Vanesa. Kebetulan perutnya kelaperan.

Sejenak Vanesa mengelus kepala Elvio dengan sayang. Elvio lalu masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai tiga.

" Rey nyebelin, pengin gue cekek aja bawaannya sekarang. Nek lampir itu juga nyebelin ". Setelah sampai di kamar Reyvan, Elvio langsung melempar tas ke kasur.

Elvio mengambil pakaiannya di lemari, hanya celana pendek dan kaos putih polos. Lalu memakainya setelah melepas semua seragam sekolah.

" Mereka lagi ngapain ya? Kalo Reyvan selingkuh, ngga bakal gue maafin ". Elvio lalu keluar dari kamar, turun ke lantai bawah menggunakan lift juga.

Kaki melangkah menuju ke dapur, di sana sudah ada Vanesa dan Havin. Huh kakak kedua Reyvan lagi, si paling nyebelin di keluarga Reyvan. Sedangkan Daddy, dia ada pekerjaan di luar kota mungkin 3 hari lagi baru pulang, Juan sedang di rumah mertua bersama sang istri tentunya dan Irina si bungsu sedang ada kegiatan di sekolah mungkin pulang sore.

" Sini El, duduk di samping Mami ". Elvio menuruti dan duduk di samping Vanesa. Sedangkan di depannya ada Havin yang selalu menatap datar ke arahnya.

" Waahh puding coklat ". Mata Elvio berbinar saat melihat satu mangkuk puding di meja.

Vanesa tersenyum, dia senang ternyata Elvio suka puding. Tidak sia-sia dia membuatnya khusus untuk Elvio.

" Makan nasi dulu, pudingnya buat penutup ". Vanesa mengambilkan Elvio nasi beserta lauknya.

" Mami, El ngga suka sayur ". Elvio cemberut, karena lauk yang Vanesa ambil berupa sayuran semua. Padahal di meja kan juga ada ayam goreng, ada ikan bakar pula.

" Makan sayur biar kamu sehat sayang, jangan pilih-pilih makanan oke "

Elvio menggeleng, ia menunjuk ke piring yang berisi ayam goreng. " Mau itu juga Mami, El janji makan sayurnya kalo ada ayam ".

Tentu saja Vanesa menuruti, dia menaruh paha ayam di piring Elvio yang membuat anak itu seketika memekik senang.

Akhirnya dia tidak hanya merasakan sayur tapi juga ada dagingnya.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang