23 - Rencana licik Gian

31.7K 2.9K 110
                                    


Sore ini Reyvan sudah mengantar Elvio ke rumahnya setelah puas berjalan-jalan ke sana kemari, membeli berbagai makanan dan tadi Elvio juga membeli gelang couple untuk mereka berdua.

Masih terbayang-bayang bagaimana senyum bahagia Elvio yang terus terpancar, membuat Reyvan ikut bahagia juga.

Reyvan yang masih di dalam mobilnya tersenyum melihat gelang hitam melingkar di pergelangan tangan kirinya. Di sana terdapat bandul berinisial E.

Seketika pikirannya tertuju dengan penjelasan Elvio saat di gudang sekolah itu. Tangannya meremat stir mobil dengan sangat erat, matanya menyorot tajam ke depan.

Gian

Gian

Nama itu terus saja muncul, membuat Reyvan naik pitam.

Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Membelah jalanan yang sedikit sepi menuju ke markas nya yang tidak jauh dari mansion utama keluarganya.

Sebelumnya dia sudah memberi pesan pada Mervin untuk menemuinya di markas.

Hanya memerlukan waktu 30 menit untuk sampai di markas. Reyvan keluar dari mobil, lalu dalam sejenak semua bodyguard langsung berjejer dan memberi hormat kepadanya.

Jika kalian berpikir Reyvan adalah anggota mafia, maka salah. Dia hanya memimpin sebuah kelompok penjualan barang haram, seperti narkoba yang berkualitaa tinggi dan juga kadang menyeludupkan senjata tajam.

Bukan mafia kan? Dia hanya melakukan bisnis ilegal.

Reyvan langsung masuk ke dalam markas, menghampiri Mervin yang sudah duduk manis sambil merokok di ruangan Reyvan.

Reyvan duduk di kursi depan Mervin.

Mervin yang melihat kedatangan Reyvan hanga memutar matanya malas. Dia sebenarnya sedang asik bermain dengan para jalang di club malam tapi bocah sialan ini malah memanggilnya ke markas.

" Cepat katakan, kau mengganggu waktuku bermain ". Ucap Mervin dengan nada malasnya.

Reyvan jika sudah berbicara dengan orang penting dan keluarganya pasti akan berbahasa formal. Kepada Elvio juga, hanya saja tidak seformal sekarang. Kata 'kamu' di ganti dengan 'kau'.

'Kamu' hanya ia tujukan kepada Elvio saja.

Reyvan melipat tangan di depan dada.

" Ya, ada hal penting "

Mervin menghisap benda nikotin itu, membiarkan asap mengepul yang perlahan menghilang.

" Apa? Cepatlah "

" Gian, dia pindah sekolah yang sama denganku dan satu kelas "

" Hm? Benarkah? "

braakkk

Reyvan menggebrak meja dengan keras namun Mervin tetap terlihat santai. Tidak terkejut sama sekali, dia paham betul dengan sifat Reyvan yang memang pemarah jika menyangkut hal yang sangat penting. Terlebih lagi ini tentang keselamatan kekasihnya.

" Kau tidak tau? Kenapa? Aku menyuruhmu untuk mengawasi si sialan itu! "

Mervin menginjak putung rokoknya setelah di buang ke lantai. Menatap Reyvan dengan tenang.

" Aku sudah tau "

" Lalu? Kenapa tidak mengatakannya padaku? "

" Ya, aku sibuk bermain dengan para jalang. Jadi aku lupa "

Reyvan memejamkan matanya erat mencoba sabar dengan tingkah Mervin yang tidak menjalankan perintahnya dengan benar.

Sementara itu Mervin masih sibuk dengan rokoknya yang kedua saat Reyvan terlihat sangat emosi.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang