WISNU PERTIWI

15 1 0
                                    


Khayangan Sapta Pretala
Hyang Anantaboga, penguasa tertinggi di Khayangan Sapta Pretala mengadakan pertemuan agung yang membahas tentang anaknya yaitu Batari Pertiwi yang sudah beranjak dewasa namun belum menemukan jodohnya.
Tiba-tiba Patih Banteng Wulung datang, ia diutus Prabu Kala Kresna Pujangga
dari Kerajaan Giri Prawoka untuk melamar Batari Pertiwi. Namun, Hyang Anantaboga menolak lamaran tersebut. Hyang Anantaboga menjelaskan bahwa seorang dewa ditakdirkan berjodoh dengan dewi dan rasaksa ditakdirkan berjodoh dengan raseksi. Dengan rasa kecewa, Patih Banteng Wulung pergi meninggalkan Khayangan Sapta Pretala dan segera melaporkan kepada Prabu Kala Kresna Pujangga.
Tak lama kemudian, datanglah Hyang Narada.   kedatangan Hyang Narada tersebut bermaksud melamarkan Hyang Guru dengan Batari Pertiwi. Batari Pertiwi merasa khawatir, Prabu Kala Kresna Pujangga akan menyerang khayangan nya karena lamaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh ayahnya. Batari Pertiwi pun mengajukan permintaan "barang siapa yang berhasil mengalahkan Prabu Kala Kresna Pujangga dari Kerajaan Giri Prawoka". maka berhak memboyong Batari Pertiwi". Batara Narada segera mohon pamit dan segera melaporkan kepada Hyang Guru.

Khayangan Jongging Saloka
Para Dewa dan para bidadari khayangan menghadap Hyang Guru yang sedang menunggu kedatangan utusannya, yaitu Hyang Narada.
Hyang Narada datang menghadap Hyang Guru dan segera melapor. Hyang Narada menjelaskan bahwa yang dapat mengalahkan Prabu Kala Kresna Pujangga dari Kerajaan Giri Prawoka maka ia berhak memboyong Batari Pertiwi.
Hyang Guru segera mengutus Hyang Wisnu turun ke bumi untuk mengalahkan Prabu Kala Kresna Pujangga dan Hyang Narada untuk mengawal perjalanan Hyang Wisnu. Hyang Wisnu dan Hyang Narada mohon pamit dan meminta do'a restu.

Alun-alun Giri Prawoka
Hyang Wisnu bertemu dengan prajurit Kerajaan Giri Prawoka, yang dipimpin oleh Patih Banteng Wulung. Patih Banteng Wulung menanyakan maksud dari Hyang Wisnu yang memasuki Kerajaan Giri Prawoka. Hyang Wisnu menjawab bahwa ia adalah utusan dari Hyang Guru untuk membunuh Prabu Kala Kresna Pujangga sebagai sarana memboyong Batari Pertiwi. Patih Banteng Wulung murka dan terjadi peperangan diantara mereka. Patih Banteng Wulung kewalahan, ia berhasil melarikan diri dan segera melapor kepada Prabu Kala Kresna Pujangga.

Pagulingan Giri Prawoka
Prabu Kala Kresna Pujangga sedang dimabuk asmara dengan Batari Pertiwi dikagetkan dengan datangnya Patih Banteng Wulung secara tiba-tiba dan dalam keadaan sekarat. Patih Banteng Wulung melaporkan bahwa ada musuh bernama Hyang Wisnu yang akan membunuh sang raja. Prabu Kala Kresna Pujangga marah dan segera menemui Hyang Wisnu.
Tiba-tiba Hyang Wisnu datang, Prabu Kala Kresna Pujangga segera menantangnya perang. Prabu Kala Kresna Pujangga terkena pusaka Cakra Baskara milik Hyang Wisnu dan kembali kewujud semulanya yaitu Hyang Narayana. Hyang Narayana menagih janjinya untuk menitis ke raga Hyang Wisnu. Segeralah Hyang Narayana merasuk dan bersatu ke raga Hyang Wisnu.

Khayangan Sapta Pretala
Hyang Anantaboga beserta anak-anaknya, Batari Pertiwi, Batari Nagagini, dan Batara Nagatatmala menerima kedatangan Hyang Wisnu. Hyang Wisnu mengabarkan bahwa ia berhasil mengalahkan Prabu Kala Kresna Pujangga utusan dari Hyang Guru. Batari Pertiwi kagum dengan ketampanan Hyang Wisnu dan menolak dijodohkan dengan Hyang Guru. Hyang Anantaboga juga memberikan alasan bahwa Hyang Wisnu lah yang berhasil mengalahkan Prabu Kala Kresna Pujangga sesuai dengan permintaan Batari Pertiwi dan merestui hubungan Hyang Wisnu dengan Batari Pertiwi. Hyang Narada pun bingung dan segera melapor kepada Hyang Guru.

Taman Sapta Pretala
Hyang Wisnu dan Batari Pertiwi sedang memadu kasih ditaman Sapta Pretala. Tiba-tiba datang Hyang Guru bersama Hyang Narada. Hyang Guru merasa kecewa dengan sikap Hyang Wisnu terburu-buru menikahi Batari Pertiwi dan lupa bahwa ia adalah hanya utusan dari Hyang Guru. Hyang Wisnu meminta maaf kepada Hyang Guru karena ia tidak melaporkan terlebih dahulu kepada Hyang Guru dan langsung pergi ke khayangan Sapta Pretala. Hyang Guru pun memberi hukuman kepada Hyang Wisnu untuk bertapa di tengah samudera selama 100 tahun dan kepada Batari Pertiwi untuk bertapa di tengah hutan selama 75 tahun.

Wayang_kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang