GONDANG JAGAD-DEWA DAN NAWANG WULAN-NINGSIH

51 3 0
                                    

"Ketika keangkuhan membuat prahara yang besar, hanya cinta yang dapat bersatu. Prahara yang terjadi antara kerajaan Madukara dengan kerajaan Kanda Bumi."

Peperangan antara Raden Arjuna dengan Prabu Kanda Pramana berlangsung sengit. Karena kesaktian Arjuna sebagai lelanangin Jagat, maka Kanda Pramana raja kerajaan Kanda Bumi mati terkena panah sakti Arjuna.

Kanda Bumi

Nawang Wulan dan Nawang Sih termangu dalam lamunan. Mereka terngiang-ngiang dengan peristiwa kematian kakeknya yaitu, Prabu Kanda Pramana. Nawang Wulan berniat ingin membalas kematian kakeknya yang tewas ditangan Arjuna. Nawang Sih mempunyai cara untuk mengalahkan Arjuna, namun tidak dengan cara peperangan.

Balai Agung Kanda Bumi

Prabu Kanda Bawana mengadakan persidangan besar dihadapan adiknya, Raden Kanda Maruta beserta para punggawa kerajaan Kanda Bumi. Prabu Kanda Pramana merasakan kesedihan yang mendalam karena setelah kematian ayahnya, Prabu Kanda Pramana kondisi kerajaan Kanda Bumi porak-poranda. Raden Kanda Maruta beserta para prajurit bersiap siaga menggempur ksatrian Madukara. Mereka mempunyai tujuan mulia membalas dendam kepada Arjuna.

Tersebutlah dua pemuda tampan yang bernama Gondang Jagad dan Gondang Dewa. Mereka berdua sedang mencari ayahnya, Raden Arjuna. Akan tetapi Gondang Jagad dan Gondang Dewa terpupus niatnya karena keadaan Ksatria Madukara tidak seperti yang mereka bayangkan.
Semar mengatakan kepada Gondang Jagad dan Gondang Dewa setelah Arjuna menjadi Lenangin Jagad mempunyai tingkah laku yang tidak semestinya karena keangkuhan telah menyelimuti hidupnya.

Ksatriyan Madukara

Di ksatriyan Madukara, Arjuna kedatangan tamu agung, yaitu Sri Kresna, Prabu Baladewa dan Bima. Sri Kresna merasakan keanehan di ksatriyan Madukara dan selalu mengingatkan kepada Arjuna untuk selalu rendah hati. Srikandi dan Larasati diperintahkan mengambil pusaka Madukara untuk melakukan jamasan (pencucian pusaka). Namun, pusaka tersebut telah hilang. Arjuna murka menyalahkan kedua istrinya yang mempunyai tanggungjawab menjaga pusaka Madukara. Arjuna meminta pertanggungjawaban kepada kedua istri nya untuk mencari kembali pusakanya yang hilang.
Tiba-tiba patih Suroto dan Patih Sucitra datang melaporkan bahwa ksatria Madukara telah didatangi musuh dari Kerajaan Kanda Bumi. Arjuna meminta pertolongan kepada saudara-saudaranya untuk menumpas musuh dan disinilah keangkuhan Arjuna semakin tampak diantara para ksatria.

Medan laga

Pasukan Madukara yang dipimpin oleh Prabu Baladewa menghadang pasukan Kanda Bumi yang dipimpin oleh Raden Kanda Maruta, hingga terjadilah peperangan yang sengit. Kekuatan pasukan Kanda Bumi membuat Prabu Baladewa kewalahan hingga Arjuna segera melepaskan anak panah saktinya dan tepat mengenai dada Raden Kanda Maruta.
Srikandi dan Larasati yang sedang mencari hilangnya pusaka Madukara bertemu dengan kedua sosok yang menyerupai dirinya. Srikandi dan Larasati curiga bahwa mereka adalah musuh yang telah mencuri pusaka Madukara. Maka terjadilah peperangan diantara mereka. Srikandi dan Larasati palsu kembali ke wujud semula nya, yaitu Nawang Wulan dan Nawang Sih. Mereka mengaku ingin melemahkan ksatriyan Madukara dengan mencuri pusaka Arjuna dan segera melarikan diri.

Di tengah jalan, Sri Kresna bertemu dengan Gondang Jagad dan Gondang Dewa yang ingin bertemu dengan ayahnya, yaitu Arjuna. Sri Kresna berjanji akan mempertemukan mereka dengan Arjuna, asalkan dapat menemukan kembali pusaka milik Arjuna.

Tepi Kanda Bumi

Nawang Wulan dan Nawang Sih berhasil mencuri pusaka Madukara. Namun, Prabu Kanda Buwana mengatakan bahwa ayah dari Nawang Sih yakni Kanda Maruta telah mati ditangan Arjuna. Nawang Sih murka, bersama Nawang Wulan mereka segera mencari Arjuna dan menitipkan pusaka Madukara ke Prabu Kanda Buwana.
Perjalanan Nawang Wulan dan Nawang Sih mencari Arjuna dihadang oleh Gondang Jagad dan Gondang Dewa. Gondang Jagad dan Gondang Dewa mengetahui niat Nawang Wulan dan Nawang Sih untuk membunuh ayahnya, yaitu Arjuna. Maka dengan terpaksa Gondang Jagad dan Gondang Dewa menandingi Nawang Wulan dan Nawang Sih. Namun, peperangan mereka mempunyai rasa cinta yang saling menutupi.
Akhirnya Gondang Jagad dan Gondang Dewa mengutarakan cintanya kepada mereka berdua dan peperangan mereka berakhir dengan hubungan asmara. Dengan bersatunya cinta putra dari Arjuna dengan putri Kanda Bumi. Prahara Madukara dan Kanda Bumi telah sirna dan berakhir dengan kedamaian.

Wayang_kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang