WIRATHA PARWA 1

14 2 0
                                    

Duryudana Banda

Kerajaan Astina

Prabu Duryudana mengadakan rapat besar yang dihadiri oleh ibunya, Dewi Gendari dan para Kurawa. Prabu Duryudana sedang membahas tentang para Pandawa yang saat ini sedang menjalani hukuman pengasingan di hutan Kamiyaka selama 12 tahun dan setahun untuk masa penyamaran akibat para Pandawa mengalami kekalahan pada saat adu dadu. Prabu Duryudana khawatir karena sisa hukuman Pandawa tinggal 1 tahun lagi dan akan meminta kerajaan Astina sepenuhnya.

Prabu Duryudana berniat untuk menumpas para Pandawa agar tidak kembali ke Astina.
Prabu Destrarastra memberi nasehat kepada Prabu Duryudana untuk mengurungkan niatnya itu. Akan tetapi, Prabu Duryudana tetap pada pendiriannya menjadi penerus kerajaan Astina dan memerintahkan Patih Sengkuni mencari cara untuk menumpas Pandawa.

Prabu Duryudana segera mengutus Patih Sengkuni untuk mengundang para Pandawa datang di Kerajaan Astina.

Hutan Kamiyaka

Para Pandawa yang sedang menjalani pengasingan di hutan menerima kedatangan Patih Sengkuni. Patih Sengkuni menyampaikan maksudnya, yaitu mengundang para Pandawa ke Kerajaan Astina.

Raden Werkudara yang mempunyai firasat buruk menolaknya, tetapi sebaliknya Prabu Puntadewa menyanggupi undangan tersebut. Prabu Puntadewa mengira bahwa Prabu Duryudana akan menyerahkan separuh dari Kerajaan Astina ke Pandawa sesuai janji pada peristiwa adu dadu. Patih Sengkuni mengiyakan saja dan segera mempersilahkan menuju ke Kerajaan Astina.

Kerajaan Astina

Prabu Duryudana beserta para Kurawa dengan senang hati menerima kedatangan Pandawa. Ternyata Prabu Duryudana menyiapkan pesta di Kerajaan Astina untuk menyiksa perasaan Pandawa, Pandawa yang saat ini sedang mengalami kesusahan akibat pengasingan di hutan tapi para Kurawa justru berpesta-pesta di Kerajaan Astina. Pandawa juga di jamu dengan sisa-sisa makanan dan minuman dari para Kurawa. Disana para Pandawa diberlakukan layaknya seperti hewan.

Kejadian itu membuat Werkudara marah, hingga terjadilah peperangan. Namun, dapat dipisahkan oleh Puntadewa dan menyuruh Werkudara beserta adik-adiknya untuk meninggalkan Kerajaan Astina saja.
Sepeninggalnya Pandawa, tiba-tiba datanglah Gandarwa Citragada dan memporak-porandakan semua isi dari Kerajaan Astina, hingga Prabu Duryudana ditangkap sebagai tawanan Gandarwa Citragada. Melihat kejadian tersebut Patih Sengkuni segera meminta pertolongan.

Perbatasan Astina

Werkudara meminta maaf kepada kakaknya, Prabu Puntadewa yang sudah membuat di Kerajaan Astina karena emosinya yang tidak terkendali.

Tak lama kemudian datanglah Patih Sengkuni meminta pertolongan kepada Pandawa karena kerajaan Astina kedatangan musuh dan Prabu Duryudana sebagai tawanan musuh tersebut.

Werkudara tidak Sudi membantu Kurawa karena sudah terlanjur sakit hati. Prabu Puntadewa mengancam Werkudara, apabila ia tidak mau membantu Kurawa maka ia akan berangkat sendiri. Akhirnya Werkudara bersedia membantu menyelamatkan Prabu Duryudana.

Kerajaan Astina

Werkudara melihat Prabu Duryudana yang sedang diikat di bawah pohon dan segera menolongnya. Setelah berhasil menolong, Prabu Duryudana justru mencaci Werkudara karena ia merasa direndahkan.
Kemudian datanglah Gandarwa Citragada menanyakan kepada Werkudara kenapa menolong Prabu Duryudana yang sudah membuat sengsara Pandawa. Werkudara beranggapan bahwa jika kejahatan dibalas dengan kejahatan maka tidak akan selesai permasalahan itu dan sebaiknya kejahatan itu dibalas dengan kebaikan.

Seketika Gandarwa Citragada berubah wujud menjadi aslinya yaitu, Batara Citragada Para Pandawa pun menyembah sujud kepadanya. Batara Citragada memberi petunjuk kepada para Pandawa untuk menjalani masa penyamaran selama setahun di Kerajaan Wiratha.

Prabu Puntadewa dan Dewi Drupadi menyamar sebagai abdi Kerajaan Wiratha bernama Dwijakangka dan Dewi Salindri, Werkudara menyamar sebagai Jagal di pejagalan Wiratha bernama Jagal Abilawa, Arjuna menyamar sebagai pelatih tari Wiratha bernama Wrahatnala, Nakula dan Sadewa menyamar sebagai tukang kebun Wiratha bernama Durmagantri dan Tantripala. Para Pandawa berterimakasih kepada Batara Citragada dan segera menuju ke Wiratha.

Wayang_kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang