Kyai Semar merasa gundah hatinya karena keadaan saat ini banyak orang yang menyalahkan gunakan kekuasaannya. Sehingga banyak orang yang mengakui sebagai "pamong jagad" atau penguasa di dunia ini. Banyak semar-semar di jagad ini yang mengaku sebagai pamong dan tidak mengerti bahwa sebagai seorang pamong adalah tugas yang berat menurutnya, sehingga membuat dunia menjadi gaduh.Kerajaan Dwarawati
Prabu Kresna menerima kedatangan Prabu Baladewa dan Adipati Karna. Prabu Baladewa menyampaikan bahwa Semar telah muncul di Kerajaan Mandura yang ingin menjadi pengayomnya. Adipati Karna pun juga mengatakan bahwa Semar juga muncul di Kerajaan Awangga dan ingin menjadi pelindung Kerajaan Awangga.
Tak lama kemudian, datanglah Anoman, Prabu Duryudana dan Puntadewa menghadap Prabu Kresna. Anoman, Duryudana dan Puntadewa pun juga mengatakan bahwa Semar juga datang ke kerajaan Kendalisada, Astina dan Amarta guna ingin sebagai pelindung kerajaan tersebut.
Tiba-tiba datanglah Petruk, Petruk malah meminta bantuan kepada Prabu Kresna untuk mencari keberadaan Semar yang pergi tanpa pamit. Prabu Kresna menjelaskan kepada Petruk, bahwa saat ini banyak bermunculan semar-semar di berbagai Kerajaan. Petruk merasa tidak percaya jika Semar-Semar itu adalah Semar asli, maka Petruk akan mengadakan sayembara adu kesaktian kepada para Semar tersebut. Sri Kresna juga mengutus Petruk untuk naik ke Kahyangan guna meminta pertolongan kepada Batara Guru.
Kahyangan Jonggring Saloka
Batara Guru dihadap Batara Indra, Batara Brahma dan Batara Narada. Batara Indra menjelaskan bahwa saat ini dunia telah digegerkan dengan adanya Semar di berbagai Kerajaan yang ingin menjadi pelindung Kerajaan. Namun, Batara Guru tidak mau ikut campur urusan tersebut.
Tak lama kemudian datanglah Petruk yang meminta pertolongan kepada Batara Guru karena Semar telah hilang. Batara Narada merasa aneh ketika Semar hilang, namun banyak juga Semar yang bermunculan. Batara Guru juga tidak mau ambil pusing, karena itu semua adalah urusannya Semar sendiri dan anak-anaknya. Petruk yang tidak senang hati karena Batara Guru yang seakan-akan lepas tanggung jawab sebagai rajanya dewa di dunia ini sehingga Petruk menuduh Batara Guru sebagai dalang semua yang telah terjadi. Batara Guru murka dan segera mengusir Petruk dari Kahyangan.
Hutan Minangsraya
Ditengah hutan terlihat cahaya tegak lurus ke langit membuat Petruk penasaran untuk menghampirinya. Ternyata sumber cahaya itu berasal dari seorang begawan tua yang sedang bertapa. Petruk segera membangunkan Begawan tersebut guna meminta pertolongan. Begawan tersebut bangun dan mengaku bernama Begawan Badrasekti. Begawan Badrasekti sanggup membantu Petruk dan segera menuju ke Dwarawati.
Alun-alun Dwarawati
Para Semar kembar saling adu kekuatan, namun mereka sama-sama kuat, tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Tak lama kemudian datanglah Begawan Badrasekti untuk memisahkan para Semar tersebut.
Begawan Badrasekti mengajukan sayembara, barang siapa yang dapat masuk ke dalam Cupu manik yang dibawa oleh Begawan Badrasekti maka itulah Semar yang asli. Para Semar segera bergegas untuk masuk cupu tersebut, dan ternyata semua Semar dapat masuk ke dalam Cupu itu.
Anoman, Adipati Karna, Puntadewa, Baladewa dan Duryudana merasa dibohongi oleh Begawan Badrasekti, hingga terjadilah peperangan. Begawan Badrasekti kembali ke wujud semula yaitu Kyai Semar (asli)
Kyai Semar (asli) mengetahui sebenarnya dan menjelaskan bahwa para Semar itu sejatinya adalah para Jin yang menyamar menjadi Semar dan di dalam Cupu tersebut terdapat air suci. Para Semar palsu itu kemudian berubah wujud menjadi aslinya yaitu para jin dan sekarang terbakar di dalam Cupu tersebut. Para jin meminta maaf dan segera mengakui bahwa ia disuruh oleh Batara Guru untuk menyingkirkan Semar.
Kyai Semar murka dan mengancam jika Batara Guru tidak meminta maaf, maka Kahyangan akan dihancurkan. Tiba-tiba datanglah Batara Guru dan meminta maaf kepada Kyai Semar. Batara Guru mengakui kesalahannya dan menyampaikan bahwa sebenarnya ia iri kedudukan Semar yang saat ini menjadi Pamomong para ksatria sehingga lebih dicintai rakyat-rakyatnya ketimbang kedudukannya sebagai raja para dewa.
Kyai Semar menjelaskan bahwa soal dicintai oleh para rakyatnya itu sebenarnya tergantung dari apa yang kita kerjakan. Sebagai seorang pemimpin harus memimpin sebuah kekuasaannya dengan bijak, jujur dan tanggungjawab. Batara Guru segera meminta maaf kepada Kyai Semar dan segera kembali ke Kahyangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wayang_ku
Cerita Pendekkumpulan kisah kisah wayang Mahabharata, Ramayana dan cerita carangan (karangan) . . . Nguri nguri kabudayan jawi🙏 Like dan komen ya kawan😉