"Pedhut adalah kabut tebal, Kabut tebal yang menyelimuti Kerajaan Madukara menunjukkan tanda-tanda akan terjadi musibah. Musibah apa yang akan dialami? Percintaan ataupun serangan musuh? Atau bahkan keduanya?"Kerajaan Timbul Taunan
Patih Drawaka beserta para punggawa menghadap Prabu Kaladra Walika, penguasa tertinggi di Kerajaan Timbul Taunan. Prabu Kaladra Walika ingin membalas dendam kepada Arjuna karena telah membunuh ayahandanya, yaitu Prabu Kala Wiltaka. Patih Drawaka beserta para punggawa Kerajaan Timbul Taunan menuju ksatria Madukara untuk membunuh Arjuna.
Taman Madukara
Raden Arjuna beserta istrinya, Dewi Ismayawati sedang memadu kasih. Larasati beserta anaknya, Bratalaras datang. Larasati mengingatkan Arjuna untuk segera memulangkan kembali istri-istri Arjuna, Dewi Sembadra, Srikandi, Sulastri, Manohara, dan Gandawati yang sekarang sedang diasingkan di dalam hutan. Akan tetapi Arjuna tidak meresponnya bahkan tetap bermesra-mesraan dengan dewi Ismayawati. Tiba-tiba Patih Surata datang dan melaporkan bahwa ksatrian Madukara telah diserang oleh musuh dari Kerajaan Timbul Taunan. Bratalaras bergegas pergi meninggalkan Arjuna dan akan menghadapi musuh. Namun, hal itu justru membuat Arjuna marah karena meminta izin kepada Arjuna terlebih dahulu. Maka Arjuna segera mengejar Bratalaras.
Alun-alun ksatrian Madukara
Bratalaras menghadang patih Drawaka beserta para punggawa nya yang ingin menuju ksatrian Madukara, hingga terjadilah peperangan yang sengit di antara mereka. Bratalaras berhasil menghalau musuh, namun Arjuna kecewa dengan sikap putranya tersebut karena meninggalkan ayahnya, Arjuna begitu saja dan tanpa pamit. Bratalaras mengakui kesalahannya dan segera mohon ijin untuk berkeliling menjaga ksatrian Madukara.
Pagulingan Madukara
Terlihat Dewi Ismayawati yang sedang tidur di pagulingan Madukara. Tiba-tiba ada seekor naga utusan dari Kerajaan Timbul Taunan datang dan berniat membunuh sang Dewi. Bratalaras dengan sigap segera membunuh naga tersebut dan menyelamatkan Dewi Ismayawati. Naga tersebut berhasil dibunuh oleh Bratalaras dan Bratalaras berniat untuk membersihkan muncratan darah naga tersebut yang mengenai paha Dewi Ismayawati. Ismayawati menjerit dan menuduh Bratalaras telah menggerayangi tubuh dan berbuat tidak senonoh terhadap sang Dewi. Arjuna marah besar kepada Bratalaras dan segera menghukumnya dengan memotong pergelangan tangan Bratalaras. Larasati, ibunda Bratalaras melihat kejadian yang menimpa putranya tersebut depresi hingga kehilangan akalnya dan segera pergi meninggalkan ksatrian Madukara.
Tengah hutan
Semenjak Arjuna mempunyai istri baru, yaitu Dewi Ismayawati, para istri Arjuna yaitu Dewi Sembadra, Srikandi, Sulastri, Manohara, dan Gandawati diasingkan di tengah hutan. Patih Udawa datang berniat untuk membebaskan dan membawa kembali para istri Arjuna ke Madukara. Seketika semua dikagetkan dengan jeritan seorang wanita. Ternyata, wanita tersebut adalah Dewi Larasati. Larasati semakin menggila. Ia terus mencari putranya, Bratalaras dan membawa potongan pergelangan tangan milik Bratalaras. Larasati pun menyebut terus menerus Dewi Ismayawati telah menjadi pelakor dan mempengaruhi Arjuna hingga buta asmara. Patih Udawa merasakan ada kejanggalan di ksatrian Madukara. Patih Udawa dan Dewi Srikandi segera menuju ksatrian Madukara untuk membebaskan Arjuna dari pengaruh jahat Dewi Ismayawati.
Taman Madukara
Arjuna sedang memadu kasih dengan dewi Ismayawati. Kemudian datanglah Srikandi. Arjuna merasa terganggu dengan kehadiran Dewi Srikandi dan segera mengusirnya. Srikandi menasehati kepada Arjuna bahwa ia telah diperalat oleh wanita licik, Dewi Ismayawati. Arjuna tidak Terima wanita kesayangan dihina licik. Arjuna marah besar kepada Srikandi dan segera membunuh Dewi Srikandi. Untungnya, Patih Udawa segera datang dan menyelamatkan Srikandi hingga terjadi peperangan yang sengit antara Arjuna dengan Patih Udawa. Arjuna segera mementangkan busur sakti dan mengenai dada Patih Udawa hingga tewas. Sri Kresna datang dan segera menghidupkan kembali Patih Udawa dengan kembang Wijaya Mulya miliknya. Patih Udawa kembali hidup seperti semula dan menceritakan kejadian yang dialaminya. Sri Kresna mengatakan bahwa yang dapat menyelesaikan masalah ini hanyalah Semar. Sri Kresna segera memanggil Semar dan segera diutus ke Madukara untuk menangkap dewi Ismayawati.
Madukara
Semar berhadapan dengan dewi Ismayawati. Semar segera mengeluarkan senjata ampuhnya yaitu "kentutnya". Seketika Dewi Ismayawati berubah wujud semulanya yaitu Batari Durga (Dewa penggoda). Batari Durga mengakui hanya ingin mengetes kesetian seorang ksatria. Semar segera menyuruh Batari Durga kembali ke khayangan dan Arjuna pun mengakui kesalahannya. Arjuna segera meminta maaf kepada para istrinya telah mengusir dan mengasingkan ke dalam hutan demi satu wanita cantik yang dimilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wayang_ku
Short Storykumpulan kisah kisah wayang Mahabharata, Ramayana dan cerita carangan (karangan) . . . Nguri nguri kabudayan jawi🙏 Like dan komen ya kawan😉