WISANGGENI RABI

70 2 0
                                    


Raden Wisanggeni adalah anak dari Raden Arjuna, penengah Pandawa. Wisanggeni berniat untuk meminang Endang Kencana Resmi putri Begawan Kartika. Keinginan Wisanggeni dihalangi para Kurawa yang melamarkan Lesmana Mandrakumara dan Prabu Boma Narakasura untuk dirinya sendiri. Peperangan terjadi, Wisanggeni dibantu kakaknya yaitu, Raden Antasena.

Di Pertapaan Cakrawala, Endang Kencana Resmi terlihat murung. Hingga Begawan Kartika bergegas untuk menemui putrinya tersebut. Dengan keteguhan hatinya Endang Kencana Resmi, meminta syarat untuk penglamar. Dia yakin dengan adanya syarat maka akan tampak diantara pelamar yang memiliki keseriusan untuk meminangnya. Endang Kencana Resmi memberi syarat kepada para ksatria yaitu, 1. Cakra Baskara (pusaka milik Prabu Kresna) 2. Cupu manik gambar surga dan neraka (pusaka milik betari Pertiwi) 3. Yang menjadi saksi adalah ksatria tampan tanpa cacat
Wisanggeni merasa kecil hatinya dan berniat untuk membatalkan keinginannya melamar Endang Kencana Resmi.
Antasena segera memanggil kedua kakaknya yaitu, Raden Antareja dan Gatotkaca untuk membantu Wisanggeni melamar Endang Kencana Resmi. Mereka membagi tugas, Raden Antareja akan menuju khayangan Sapta Pertala, Antasena menuju Dwarawati menemui Prabu Kresna, dan Gatotkaca mengawal Wisanggeni untuk menuju ke Madukara.

Kerajaan Dwarawati

Sri Kresna menerima kedatangan putranya, Prabu Boma yang berniat meminjam senjata Cakra Baskara. Ia meminjam Cakra Baskara dengan alasan untuk kepentingan negara nya. Sri Kresna belum memberi jawaban atas keinginan putra nya itu, lalu Antasena datang menghadap dan menepuk pundak Prabu Boma dengan "aji Panglamun" Sehingga Prabu Boma seperti orang yang bingung. Dan Antasena memberi surat kepada Kresna yang isinya "Aku (Kresna) akan meminjamkan senjata Cakra Baskara kepada Wisanggeni guna untuk syarat pernikahannya dan aku titipkan kepada Antasena".
Sri Kresna sebagai raja besar yang tidak bisa ingkar janji, maka senjata Cakra Baskara diberikan kepada Antasena. Antasena mohon diri dan segera menyadarkan kembali Prabu Boma. Prabu Boma yang masih dalam keadaan linglung mohon pamit untuk mengejar Antasena.

Khayangan Sapta Pertala

Para bidadari mengiringi Betari Pertiwi, terlihat sangat anggun dan indah keadaan khayangan Sapta Pertala. Prabu Boma datang dan hendak meminjam Cupu manik gambar surga dan neraka dengan alasan untuk kepentingan negaranya. Betari Pertiwi mengijinkan, namun untuk dapat menerimanya tidak bisa secara wantah dan harus dengan do'a. Ketika Prabu Boma sedang memuja cupu manik itu, Tiba-tiba Antareja datang merebutnya. Betari Pertiwi menyadarkan Boma dan memberi tahu bahwa Antareja telah mengambil cupu manik gambar surga dan neraka.
Perjalanan Antareja dan Antasena dihentikan oleh Prabu Boma, hingga terjadilah peperangan. Antasena dan Antareja berhasil melarikan diri, Boma putus asa dan menghentikan niatnya melamar Endang Kencana Resmi.

Kerajaan Madukara

Raden Arjuna sedang dihadap patih sengkuni. Patih Sengkuni mengatasnamakan Ratu Banowati untuk meminta tolong kepada Arjuna sebagai syarat pernikahan Lesmana Mandrakumara dengan Endang Kencana Resmi. Wisanggeni datang dan menghadap ayahnya yaitu, Arjuna untuk meminta restu menikah dengan Endang Kencana Resmi dan juga memohon untuk menjadi saksi pernikahannya.
Arjuna menolaknya mentah-mentah karena sudah terlanjur bersedia untuk menjadi saksi pernikahan Lesmana Mandrakumara, putra mahkota kerajaan Astina. Dersanala, ibunda dari Wisanggeni sanggup bertanggungjawab dan menjadi saksi di pernikahan putra nya tersebut.
Antareja dan Antasena memberikan syarat yang dibutuhkan Wisanggeni untuk melamar Endang Kencana Resmi.

Pertapaan Cakrawala

Bethari Dersanala menjelaskan kepada begawan Kartika bahwa putranya segera mendapatkan satu persyaratan lagi untuk bisa melamar Endang Kencana Resmi. Sebagai seorang istri, Dersanala menjelaskan kepada Arjuna bahwa Wisanggeni adalah anaknya dan kewajiban seorang ayah adalah memberikan restu kepada anaknya ketika akan menikah. Arjuna sadar telah diperalat oleh para Kurawa dan bersedia untuk menjadi saksi sekaligus merestui Wisanggeni. Akhirnya Wisanggeni dan Endang Kencana Resmi menjadi sepasang suami-istri.

Wayang_kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang