ANTAREJA MBALELA

104 2 0
                                    


Jangkarbumi

Antareja gundah hatinya karena dirinya merasa diperlakukan kurang adil oleh Pandawa. Patih sengkuni dgn liciknya mencoba memanas manasi Antareja agar bergabung dgn kurawa dgn memberontak/mbalela kepada Kerajaan Amarta. Patih sengkuni menganggap Antareja dilangkahi adiknya, Gatutkaca yg telah diangkat menjadi senopati Amarta.

Kerajaan Amarta.

Para Pandawa menerima kehadiran raja besar Dwarawati yaitu sri Kresna. Prabu Puntadewa meminta petunjuk sri Kresna hilangnya Bima yg tanpa pamit. Sri Kresna meminta Puntadewa untuk tetap waspada akan hilangnya Bima dan bersedia untuk menemukannya. Prabu Puntadewa menerima surat tantangan dari Antareja yg ingin memberontak dari Amarta. Puntadewa menyuruh para Pandawa untuk meringkus Antareja yg berada di alun-alun Amarta.

Alun-alun Amarta.

Arjuna, nakula-sadewa, tambak ganggeng dan tambak gangga menghadang Antareja, hingga terjadilah peperangan. Akhirnya para Pandawa kalah dan menjadi tawanan Antareja.

Di tengah perjalanan, Raden Tambak gangga dan raden tambak ganggeng melaporkan kepada Gatutkaca bahwa kakaknya, Antareja telah melakukan pemberontakan di Amarta. Gatutkaca segera meringkus Antareja di Amarta.
Sanggar pamujan. Puntadewa, Drupadi, sembadra, srikandi menjadi tawanan Antareja yg ingin menduduki tahta Amarta. Gatutkaca bertemu ayahnya, Bima melaporkan keganasan Antareja. Bima menghadang Antareja yg membuat keributan di Amarta. Antareja menuntut keadilan kpd ayahnya yg pilih kasih, lebih sayang Gatutkaca daripada putra yg lain. Bima murka atas tuduhan tsb dan segera menghajarnya. Antareja segera menyemburkan bisa ke badan bima hingga jatuh ke tanah. Kresna segera menyembuhkan Bima dan memberi saran agar memanggil istrinya, urung ayu (dewi nagagini) untuk menghadapi Antareja.
Akhirnya Antareja dapat dikalahkan dan menyesali perbuatannya karena hasutan dari sengkuni untuk menggerogoti kekuatan para Pandawa.

Wayang_kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang