02. PEMBULLYAN YANG TIDAK BERUJUNG

5.4K 639 122
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
🌱
••••

Cella Davitrta, siapa yang tidak mengenalnya?, gadis yang selalu unggul di bidang akademik dan non akademik dan juga gadis yang dikenal sebagai  most wanted girl Laskar high school itu berjalan perlahan kearah Alice yang duduk di salah satu kursi taman.

"Kenapa?" Cella datang dan langsung duduk disebelah Alice sambil menatap Alice dengan tatapan bertanya.

Alice dibuat terkejut karena suara Cella yang membuyarkan lamunannya.

"Gapapa" Jawab Alice setelah menormalkan raut wajahnya dan menatap ke arah Cella sambil tersenyum tipis lalu terdiam untuk beberapa saat,
hingga akhirnya Alice pun kembali bersuara

"Gimana lomba olimpiade nya, menang?" Tanya Alice dan menatap Cella dengan pandangan bertanya, karena Cella yang terpilih dari sekolah mereka sebagai perwakilan untuk mengikuti olimpiade sains antar sekolah

Cella menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dengan pandangan yang terus menatap kearah depan.

"Coba kalau gue pintar, gue pasti jadi kebanggaan kedua orang tua gue" Alice berkata dan tersenyum miris, Cella melirik kearah Alice, lalu memutar kedua bola matanya dengan malas, dia benci jika ada yang membahas tentang kebodohan yang dibandingkan dengan kepintaran seperti ini.

"Gue balik, nyokap nungguin" Cella bangkit dan hendak meninggalkan Alice disana tetapi perkataan Alice barusan menghentikan langkahnya.

"Nyokap lo udah balik?" bingung Alice, karena setahunya mamah Cella berada diluar negeri.

"Anak mereka masih disini dan sendirian, jadi apa alasan yang buat mereka nggak balik-balik" Jawab Cella dan melanjutkan langkahnya.

Alice hanya melihat Cella yang sudah menjauh, dirinya tertampar oleh perkataan Cella tadi.

Cella berkata seolah menyinggung kedua orang tua nya,
meskipun orang tua Cella berada diluar negeri mereka tidak pernah tidak datang walau hanya beberapa kali dalam setahun itulah yang Alice ketahui, namun lain halnya dengan dirinya, meskipun berada di negara yang sama tetapi di kota yang berbeda jangankan datang, menelpon dan mengirim pesan saja tidak pernah, mengingat hal itu membuat Alice menundukkan kepalanya dan tersenyum miris.

°°°

Hari jum'at memang hari yang selalu ditunggu-tunggu oleh semua murid Laskar high school karena setiap hari jum'at semua murid bebas melakukan segala hal dan tentunya tidak melanggar aturan yang ada di buku panduan sekolah.

Alice dan Cella duduk bersantai ditepi lapangan dengan Alice yang pandangan nya tertuju ke arah lapangan basket dimana sebagian tim ekskul basket serta murid sedang bermain basket dan Cella yang sibuk dengan ponsel yang berada di tangannya.

Namun tiba-tiba semua murid berlari kearah taman yang letaknya tidak lah jauh dari lapangan basket outdoor, hal itu tentu saja membuat Alice dan Cella bingung tidak ingin ketinggalan informasi mereka berdua pun ikut berjalan kearah gerombolan murid-murid tadi.

Alice sudah melompat lompat supaya bisa melihat kearah depan, Cella menggelengkan kepala melihat tingkah Alice, tangan Cella menarik tangan Alice menuju ke tempat yang mungkin cukup untuk mereka berdua berdiri guna melihat apa yang sedang terjadi.

Hal pertama yang dilihat keduanya adalah most wanted boy Laskar high school yaitu Nathala berserta kedua sahabatnya dan seorang gadis kutu buku Laskar high school yaitu Rintya.

Alice melihat mereka dengan tatapan penasaran, sedangkan Cella hanya menatap mereka dengan raut wajah yang tidak menonjol sedikitpun di wajahnya.

Dapat Cella lihat Nathala mengeluarkan sebuah kotak yang ukurannya sebesar kepalan tangan dari saku celananya lalu membuka nya.

"Mulai sekarang, lo jadi pacar gue" Nathala berkata dan memasangkan sebuah kalung dengan liontin bunga mawar berwarna merah yang dia keluarkan dari dalam kotak tadi kepada leher Rintya.

Murid perempuan berteriak tidak terima, sedangkan murid laki-laki menyoraki pertanda jika mereka memberi selamat kepada pasangan baru itu namun ada juga yang mengatai jika keduanya sangat tidak serasi.

Selesai memasangkan kalung di leher Rintya Nathala mundur beberapa langkah.

Cella berbalik dan menarik salah satu tangan Alice untuk menjauh dari tempat itu.

Bugh

Tetapi suara itu membuat Cella kembali menoleh kearah dimana Nathala berdiri, dirinya menatap datar kearah Nathala, melihat apa yang telah Nathala lakukan.

Rintya berjongkok memegang perutnya dan meringis kesakitan akibat satu pukulan yang Nathala berikan, mengabaikan rasa sakit pada perutnya Rintya kembali berdiri dengan tegak dan menatap Nathala dengan tatapan tajam namun terlihat biasa saja oleh banyak orang yang melihatnya karena kacamata yang Rintya pakai.

Murid murid yang menyaksikan hal ini dibuat terkejut bagaimana mungkin seorang yang sudah mengklaim seseorang untuk menjadi kekasihnya malah memukulinya namun ada juga yang bersorak senang menyaksikan hal itu.

"Gue tarik ucapan gue tadi" Nathala menghentikan perkataannya sejenak.

"Bitch " Nathala melanjutkan perkataannya dan memukuli Rintya dengan membabi buta, sebisa mungkin Rintya menghindar dari pukulan yang Nathala berikan, murid-murid yang berada disekitar mundur tidak ingin terkena pukulan Nathala yang terlihat membabi buta. Nathala sepertinya memiliki gangguan kejiwaan.

Sekuat apapun kita mengelak jika lawannya adalah seorang yang jago dalam hal bela diri itu percuma saja. Rintya sudah kewalahan karena selalu terkena pukulan, dirinya akhirnya pun hanya bisa pasrah menerima pukulan dari Nathala, dirinya lelah.

Nathala terus memukuli seorang perempuan sama seperti dirinya memukuli seorang laki-laki. Sungguh bodoh.

Bola basket melayang dengan kuat kearah Nathala untung dirinya cepat mengelak jika tidak wajahnya pasti sudah memerah.

Nathala menatap kearah Cella dengan tatapan tajamnya. Cella terlihat tenang dan tidak peduli dengan tatapan yang Nathala berikan kepada nya karena Cella lah yang melempar bola basket tadi kearah Nathala. Tadi Cella mengambil bola itu langsung dari salah satu anak basket yang membawa bolanya tadi ketika berlari ke arah kerumunan ini.

"Ingat, nyokap lo itu cewek" Cella berkata yang mana tertuju kepada Nathala, berharap Nathala menghentikan aksi gilanya. Cella menarik lengan Alice yang terdiam mematung melihat aksi Nathala yang memukul Rintya, lalu keduanya berlalu pergi dari sana tetapi Cella menghentikan langkahnya dan kembali berbalik lalu berkata.

"Martabat seorang perempuan itu dijaga, bukan dihancurin, baik secara fisik maupun mental" sukses ucapan Cella membuat banyak orang menatapnya dengan tatapan kagum.















Tbc

Pendapat kalian buat part ini?

MENGISI WAKTU LUANG, MOHON MAAF APABILA TERDAPAT BANYAK TYPO 🙏

VOTE & KOMEN!!!

PLAGIAT DIHARAPKAN MENJAUH

SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA...

SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang