10. TOLONG PERCAYA PERKATAANKU

2.2K 388 57
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
🌱
••••


Andira langsung Nathala bawa ke rumah sakit karena kondisi Andira yang sangat lemah.

Dokter yang memeriksa Andira berkata jika Andira kurang istirahat dan juga akibat kurang minum air putih, itulah yang menyebabkannya mengalami mimisan, meskipun sebenarnya mereka kebingungan karena Andira mengalami mimisan yang sangat banyak dari pada umumnya.

Saat ini keluarga Andira berkumpul di salah satu ruangan rumah sakit yang Andira tempati saat ini.

"Bunda dapat laporan dari wali kelas kamu, kalau kamu bolos di pelajaran pertama" Dirna bunda Andira, Lendra dan Detra berkata, membuat perhatian semua orang mengarah ke arahnya yang berdiri di sebelah brankar Andira dengan menatap ke arah Andira penuh selidik.

Dirna menatap Andira dengan raut wajah tidak terbaca, sedangkan Andira hanya bisa menundukkan kepalanya pasrah, buk Risa pasti langsung memberitahu buk Yuna dan buk Yuna pasti memberitahu bundanya soal dirinya yang bolos di jam pertama tadi pagi mengingat wali kelas nya itu begitu taat akan peraturan dan tidak ingin murid-muridnya berbuat yang tidak-tidak ketika kegiatan belajar sedang berlangsung di sekolah.

"Andira tadi pagi di taman sekolah, jadi lupa waktu" Andira berharap ada yang menanyakan kenapa dirinya berada di taman sekolah disaat jam pelajaran berlangsung, jujur Andira membutuhkan pertolongan untuk saat ini.

"Di taman?, Lalu kenapa bisa ada memar di lengan dan juga kakimu?, bahkan juga ada di wajah" Tanya bunda Dirna lalu menatap Andira dengan tatapan mengintimidasi, karena memar yang ada pada tubuh Andira.

"Itu/" Perkataan Andira langsung dipotong oleh Dirna.

"Kamu berantem?" Tanya Dirna menatap Andira lekat, Andira pun menggelengkan kepalanya setelah mendapatkan tatapan mengintimidasi dari bunda nya.

"Nggak" Jawab Andira menatap bundanya dengan tatapan memohon supaya mendengarkan penjelasan dirinya dulu.

"Jawab jujur!!" Ayah Andira Ran menimpali. Andira melihat ke arah sisi lain dan menatap kearah sang ayah dengan pandangan takut dan berkata.

"A-andira nggak bohong" Jawab Andira dengan suara pelan sambil menatap takut sang ayah yang berada disampingnya saat ini, dirinya tidak berbohong karena memar yang dirinya dapat tidak hasil dari perkelahian melainkan bullyan dari saudara angkatnya.

"Jangan gugup jika kamu berkata dengan jujur!" Kata Ran menatap Andira lekat hingga.

Plak

Semua yang berada diruang tidak berekspresi sedikitpun kecuali Nathala yang melebarkan pupil matanya melihat hal itu.

Nathala menoleh ke arah Detra dan Lendra yang terlihat biasa saja seolah kejadian barusan sering terjadi, membuat Nathala mengerutkan keningnya binggung.

"Jangan berbohong, saya tidak suka jika ada yang mengatakan kebohongan" Ran berkata dan menatap Andira dengan tatapan tajam.

Andira terdiam karena tamparan dari Ran yang secara tiba-tiba hingga kepalanya menoleh ke samping, Andira kembali menoleh ke arah ayahnya dan menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, dirinya tidak berbohong tapi kenapa malah dituduh berbohong.

"Andira ngak bohong" ucap Andira menatap ayahnya dengan tatapan sayu.

"Jawab jujur apa yang menjadi alasan kamu bolos di jam pertama!" Ran kembali berkata yang mana tertuju kepada Andira sambil menatapnya tajam, mengabaikan perkataan Andira yang mengatakan dirinya tidak berbohong soal perkelahiannya. Andira menghembuskan nafas lelah dan berkata.

SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang