06. NILAI SANGATLAH PENTING!

3K 466 77
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
🌱
••••


Alice terbangun dari tidur nyenyak nya karena suara jam weker yang lumayan keras,
melawan rasa kantuknya dan pergi menuju kamar mandi lalu bersiap siap untuk bersekolah.

Menuruni anak tangga yang terdapat di rumahnya dengan perlahan, tidak ada candaan maupun teriakan seseorang di pagi hari seperti dulunya,
hanya kesepian yang mendominasi rumah ini.

Alice berjalan meninggalkan rumahnya setelah mengunci pintu dan berjalan sedikit menuju perhentian bus terdekat sebagai alat transportasi yang sering dia naiki untuk menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah Alice langsung menuju kelasnya tetapi ketika menaiki tangga untuk menuju kelasnya langkah Alice terhenti, gadis yang pernah berteman dekat dengannya menatap Alice dengan begitu intens seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi Alice mengabaikannya seolah tidak melihat apapun dan pergi meninggalkan gadis itu yang masih terus menatap Alice dengan begitu intens.

Dia andalah Andira, mantan teman Alice, waktu itu keduanya berteman sangat dekat namun Ran, ayah Andira tidak ingin Andira berteman dengan Alice setelah dirinya mengetahui jika Alice adalah gadis bodoh di sekolahnya. Hingga keduanya pun memutuskan pertemanan dengan terpaksa.

Ketika hendak memasuki kelas, langkah Alice perlahan mundur tidak jadi untuk memasuki kelas,
melihat keadaan kelas yang begitu bising membuat Alice mengurungkan niatnya masuk ke dalam kelas.

Alice melangkahkan kakinya menuju rooftop mengigat sudah beberapa hari ini dia tidak mengunjungi rooftop dan bel masuk juga belum berbunyi jadi Alice bisa bersantai untuk sebentar.

Alice mengerutkan keningnya binggung, kenapa pintu rooftop digembok tidak seperti biasanya pintu ini dikunci.

Alice menghela nafasnya, sepertinya dia tidak bisa pergi ke rooftop untuk sementara waktu, dirinya berjalan kembali meninggalkan tempat ini menuju kelas.

Duduk di kursinya lalu mengeluarkan ponselnya dan berselancar di sosial media, tak berselang lama bel masuk telah berbunyi buru-buru Alice mematikan ponselnya nya dan menaruh kedalam saku rok.
Membawa ponsel ke sekolah tidaklah dilarang di laskar high school, hanya saja ketika pelajaran dimulai mereka akan mengumpulkan handphonenya kepada guru yang mengajar atau menaruhnya kedalam tas supaya semua murid pokus pada pelajaran.

Pandangan Alice beralih ke kursi yang berada disebelahnya, tumben sekali Cella belum datang biasannya 15 menit sebelum bel Cella sudah duduk manis di kursinya, apakah dia tidak masuk hari ini?, tapi kenapa tidak memberitahu nya, pandangan Alice kembali tertuju ke depan ketika guru sudah memasuki kelas.

°°°

"Cella" Absen guru yang akan mengajar mereka hari ini, tidak ada yang menjawab karena tidak ada yang mengetahui kemana dia pergi.

"Alice, di mana Cella?" tanya guru tersebut kepada Alice yang masih sibuk dengan pikirannya.

"Alice, Lo ditanya, jawab jangan ngelamun" Dillta yang merupakan ketua kelas dan duduknya yang tidak jauh dari Alice berkata dan seketika membuat Alice langsung tersadar.

"Ha?, kenapa buk?" tanya Alice lagi dirinya hilang pokus karena memikirkan kenapa Cella tidak datang ke sekolah hari ini, guru itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alice.

"Cella di mana?" tanya guru itu lagi.

"Sakit buk" jawab Alice asal, dirinya tidak ingin Cella di alpa kan, setelah itu guru tersebut tidak menanyakan lagi tentang Cella mengingat Cella merupakan murid kebanggaan banyak guru dan tidak mungkin jika Cella berbohong jika dirinya sakit. Ya begitulah manusia mereka terlalu bodoh.

°°°

"Alice disuruh buk Yuna ke kantor" Dillta masuk kedalam kelas dengan tumpukan buku ditangannya dan mengatakan bahwa Alice dipanggil ke kantor.

Alice yang masih menelungkup kan kepalanya di atas meja perlahan mengangkat pandangan nya dan berdiri meninggalkan kelas.

Ketika sampai di kantor, Alice menunduk sopan kepada beberapa guru.

"Permisi buk, buk Yuna manggil saya?" tanya Alice dan dibalas anggukan oleh buk Yuna.

Buk Yuna pun mempersilahkan Alice untuk duduk di kursi yang sudah disediakan didepan meja buk Yuna

"Mm ada hal penting apa buk?" tanya Alice lagi, dirinya merasa sangat penasaran kenapa sampai dipanggil begini.

Buk Yuna menghela nafasnya dan melepaskan kacamatanya.

"Ini" buk Yuna menyerahkan sebuah amplop kepada Alice.

Alice menerima amplop tersebut dan membukanya karena merasa sangat penasaran.

Alice sedikit bingung ketika membaca isi surat itu, setelah selesai membacanya pandangan Alice kembali mengarah kepada buk Yuna

"Maksudnya apa buk?" tanya Alice ketika sudah membaca surat tersebut untuk meminta kepastian lebih lanjut,
buk Yuna hanya bisa menghela nafasnya.

"Maaf Alice, guru guru banyak melapor tentang nilai kamu yang semakin menurun, jika nilai kamu tidak berubah untuk kedepannya terpaksa kamu harus tinggal kelas" kata buk Yuna, mendengar hal itu tentu membuat Alice merasa tertekan, meskipun sudah diajari Cella cara mengerjakan beberapa tugas tetap saja dirinya tidak bisa mengingat kemampuannya di bidang akademik dan non akademik sangatlah minim.

"Kamu harus bisa berubah Alice, jika kedepannya nilai kamu tidak berubah juga terpaksa saya akan membuat kamu tinggal kelas " Kata buk Yuna lagi menatap Alice dengan tatapan intens.

"Saya usahakan" Jawab Alice sambil tersenyum dan bangkit dari kursinya.

"Saya permisi" Kata Alice dan meninggalkan kantor setelah kepergian Alice, buk Yuna menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, beberapa tatapan guru-guru mengarah ke meja nya tapi buk Yuna tidak peduli, dia sedang memikirkan cara untuk membuat nilai Alice dan beberapa murid lainnya meningkat.

°°°

Ketika keluar dari kantor Alice berpapasan dengan Lendra,
melihat Alice yang keluar dari kantor berserta sebuah amplop yang berada ditangannya membuat Lendra penasaran saking penasarannya Lendra mengambil secara paksa amplop itu.

"Ehh, balikin" Alice berusaha menggapai kertas yang diangkat tinggi oleh Lendra.

Lendra membawa kabur kertas tersebut menuju lapangan terpaksa Alice mengikutinya untuk mengambil kertas itu kembali, kertas itu memang tidak penting tetapi jika murid-murid tau jika kemungkinan dia akan tinggal kelas karena nilainya yang buruk itu sungguh memalukan. Ya meskipun semua itu belum pasti.

"Lendra balikin!" Teriak Alice yang masih mengejar Lendra banyak murid yang menatap mereka penasaran bahkan beberapa dari mereka mengikuti mereka berdua hanya karena penasaran dengan isi amplop yang ada ditangan Lendra.

"Berhenti atau gue baca isi suratnya" kata Lendra membuat Alice menghentikan langkahnya, Lendra berdiri ditengah lapangan basket sementara Alice berdiri tak jauh dari Lendra.

Lendra membaca isi surat tersebut,
Setelah selesai membacanya Lendra mengubah raut wajahnya yang mulanya tersenyum mengejek menjadi biasa saja, beberapa murid pun terlihat kebingungan atas berubahnya raut wajah lendra.

Lendra Berjalan mendekat kearah Alice dan memberikan kembali surat itu, murid-murid dibuat semakin penasaran apa isi surat itu sebenarnya

"Kalau gue kasi tau semua murid isi suratnya, pasti seru" Lendra tersenyum evil setelah mengatakan hal tersebut tepat di samping telinga Alice yang terdiam membeku.














TBC

Vote dan komen

Pendapat kalian buat part ini?

PLAGIAT MINGGAT

TANDAI TYPO!!!
MENGISI WAKTU LUANG MOHON MAAF APABILA TERDAPAT BANYAK TYPO

🙏


SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang