13. TIDAK ADA YANG NAMANYA PAKSAAN DALAM PERSAHABATAN

1.8K 354 45
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
••••
🌱


Malam ini cuaca lumayan cerah karena dapat dilihat dari banyaknya bintang-bintang di langit.

Sebuah mobil berhenti di salah satu taman komplek yang suasananya  tidak terlalu ramai karena taman ini jarang dikunjungi orang-orang.

Lendra yang mengendarai mobil itu keluar dari mobilnya dan berjalan dengan tergesa-gesa ke arah Alice yang duduk di salah satu kursi taman dengan keadaan yang membelakanginya.

Alice ditarik kuat oleh Lendra untuk berdiri dengan tangan kirinya karena tangan kanannya dia sembunyikan dibelakang tubuhnya, entah karena apa, dan Alice sangat terkejut akan tindakan Lendra barusan.

Jleb

"Jangan dekat dengan cowok manapun kecuali gue!!" Ucap Lendra dengan tatapan tajamnya.

Kedua bola mata Alice membola ketika dirasanya sesuatu yang tajam menancap di perutnya tidak dalam, tapi rasanya begitu sakit.

Pandangannya mengarah kepada bagian perutnya yang dilapisi oleh baju dan mendapati sebuah pisau yang tertancap disana dengan tangan kanan Lendra yang menancapkan pisau itu.

Alice kembali mengangkat pandangannya dan menatap Lendra yang berada tepat di depannya dengan pandangan yang tidak dapat diartikan lalu menggelengkan kepalanya pelan.

Lendra menarik paksa pisau itu dari perut Alice dan berjalan mundur untuk menjauhi Alice.

Alice memejamkan kedua matanya menahan rasa sakit ketika Lendra menarik pisau itu kembali. Lendra sialan.

Pandangan Lendra tidak luput dari Alice yang berjongkok dan meringis kesakitan dihadapannya, tanpa ada niatan untuk menolong sama sekali.

"Shitt" Alice meringis dan semakin kuat menekan luka yang terdapat di bagian perutnya akibat ulah Lendra, tangan nya sudah dipenuhi oleh banyak darahnya yang keluar, dengan susah payah Alice berdiri dengan tegak ketika tadi dirinya sempat sedikit berjongkok dan berekspresi  seolah itu adalah luka kecil.

Alice menatap tajam Lendra yang terdiam ditempatnya dengan sebuah pisau berlumuran darah ditangannya.

"Tangan kosong kalau ngerasa Lo cowok beneran" Alice berkata masih sesekali meringis dan menatap Lendra remeh.

Pandangan Lendra yang asalnya tertuju kepada pisau yang berlumuran darah Alice pun mengangkat pandangannya dan menoleh kepada Alice, Lendra mengedipkan sekali kedua matanya dan tangannya secara refleks menjatuhkan pisau itu dan melihat kearah luka dibagikan sisi kiri perut Alice yang mengeluarkan banyak darah.

Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat dengan keadaan Alice yang nafasnya sedikit memburu dan Lendra yang masih terlihat tidak percaya dengan apa yang barusan dirinya lakukan, namun Alice tau jika Lendra takut dan khawatir secara bersamaan namun berhasil dirinya tutup oleh raut wajah tenangnya.

"Shitt" Alice kembali meringis dan menekan tangan nya lebih kuat supaya darahnya tidak banyak keluar, sungguh ini sangatlah menyiksa.

Alice mendongak menatap Lendra yang asalnya menunduk melihat lukanya yang semakin banyak mengeluarkan darah.

"Gue bakalan balas" Alice berkata lalu balik meninggalkan tempat yang hanya diterangi oleh lampu jalan dan juga lampu taman dengan tertatih.

Lendra melihat Alice yang berjalan dengan tertatih karena menahan sakit di bagian perutnya akibat ulahnya sendiri.

Setelah Alice menghilang dari penglihatannya, Lendra langsung berteriak dengan tidak jelas.

"Arghh, gue kenapa bisa bawa pisau sih" Sungguh ini membuatnya bingung, kejadian tadi seperti kaset rusak yang terus berputar di kepalanya, Lendra mengatur nafasnya yang memburu untuk menenangkan pikiran.

SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang