52.KALIAN MENYAKITI SESEORANG YANG SALAH!!

1.6K 81 10
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
••••
🌱

Andira masih berdiri di dekat pembatas rooftop meskipun hanya dirinya seorang yang berada disini.

Andira menatap ke arah langit yang terdapat beberapa bintang dan bulan yang berbentuk bulan sabit dengan kedua matanya yang masih berlinang air mata.

Brak

Samar-samar Andira mendengar suara sebuah tabrakan yang terjadi di bawah sana, Andira menunduk untuk melihat keadaan dibawah sana. Karena gedung rumah sakit ini yang terdapat lima lantai membuat Andira yang berada di rooftop sedikit susah menatap dengan jelas apa yang terjadi di bawah sana.

Memilih mengabaikan apa yang sedang terjadi di bawah sana, Andira kembali merenungi nasib dirinya saat ini. Diasingkan oleh keluarga sendiri itu sangatlah menyakitkan dan menyiksa.

Andira rindu dengan kedua orang tuanya dan juga kedua kembarannya, meskipun semenjak kedatangan Rindi dirinya di cap buruk oleh keluarganya dengan segala fitnah yang Rindi berikan kepada dirinya, Andira tetep akan menyayangi keluarganya.

Hari dimana Andira yang tidak kembali berhari-hari dan tidak memberitahu keluarganya tentang dirinya yang dirawat di rumah sakit karena penyakit kanker nasofaring stadium akhir yang dirinya derita cukup membuat Andira semakin drop karena tidak dapat menghubungi keluarnya karena ponselnya yang tertinggal di kamarnya.

Cukup lama Andira berada di rooftop sendirian hingga akhirnya Andira memilih untuk kembali ke ruangan rawatnya.

Tapi Andira mengurungkan niatnya untuk kembali ke ruang rawatnya saat ini karena Andira masih ingin berkeliling, jujur di ruang rawatnya sendirian itu sangatlah membosankan.

Andira sampai di lobi rumah sakit Widya jaya yang lumayan terkenal ini. Andira menatap beberapa suster yang terlihat sangat sibuk malam ini, Andira terus melangkahkan kakinya tidak tentu arah hingga tiba-tiba Andira menghentikan langkahnya ketika dirinya menatap ayah dan bundanya yang berdiri disekitar depan pintu ruangan IGD dengan keduanya yang terlihat khawatir.

Andira ingin melangkah mendekat ke arah kedua orang tuanya namun suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Kalau Lo deketin ayah sama bunda Lo, ayah Lo bakalan berlaku kasar lagi ke diri Lo" Andira berbalik dan mendapati Nana yang menatap ke arah dirinya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Balik ke ruangan Lo sekarang, ada yang mau gue omongin" setelah selesai menyelesaikan perkataannya Nana pun berbalik untuk berjalan terlebih dahulu menuju ruangan Andira.

Keduanya sampai di ruangan rawat Andira. Nana langsung duduk di sofa yang memang tersedia di ruangan itu sedangkan Andira duduk di brankar nya.

"Alice kecelakaan tepat didepan gerbang sekolah dan dinyatakan meninggal ketika telah sampai di rumah sakit ini" perkataan Nana barusan membuat Andira langsung menatap Nana dengan tatapan kebingungan.

"Dia ketahuan hamil dan dikeluarkan dari sekolah dengan tidak hormat" lagi-lagi Andira menatap Nana dengan tatapan kebingungannya.

"Meninggal?, Rumah sakit ini?" Nana menganggukkan kepalanya menjawab perkataan Andira.

"Jadi berita anak sekolah yang meninggal karena kecelakaan itu, Alice?" Tanya Andira tidak menyangka akan semua ini dan lagi-lagi Nana menganggukkan kepalanya.

Andira menolehkan kepalanya ke arah samping ketika dengan tiba-tiba kedua matanya langsung berkaca-kaca setelah mengetahui kematian Alice, meskipun pertemanan keduanya telah lama berakhir dan itu karena keterpaksaan, Andira tetap menganggap Alice sebagai temannya meskipun keduanya tidak pernah bertegur sapa lagi.

SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang