37. DITUNTUN MENJADI SAMA SEPERTI ORANG LAIN

1.2K 94 14
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
••••
🌱

"Ini semua karena kamu, sialan!!." Ellan berteriak murka kepada Cella, gadis yang masih berusia 14 tahun itu.

Cella diam tidak bergerak sedikitpun dari posisinya yang berdiri dengan kepala yang dirinya tundukkan, tidak berani balas menatap papahnya Ellan.

"Gara-gara kamu Ellin pergi meninggalkan saya!!." Ellan menatap Cella yang masih menundukkan kepalanya dengan tatapan tajam.

'kenapa aku yang disalahkan?' batin Cella bertanya, ini semua adalah kecelakaan jadi kenapa malah dirinya yang disalahkan?.

"Anak tidak tau diri!!." Ucap Ellan yang berhasil membuat Cella mendongakkan kepalanya balas menatap tatapan Ellan.

"Aku anak papah, bukan anak tidak tau diri."  Ucap Cella dengan mata berkaca-kaca.

"Pergi kamu dari hadapan saya, karena kamu hanyalah pembawa sial!!." Ucap Ellan sarkas membuat setitik air mata Cella turun, perkataan Ellan barusan sungguh melukai hati kecilnya.

"Tapi Cella pengen liat Ellin pah." Ucap Cella menatap papahnya penuh harap.

"Tidak akan saya biarkan kamu menemui putri saya!." Ellan menatap Cella semakin tajam yang mana membuat Cella semakin terluka.

"Ellin kembaran Cella pah, Cella pengen liat kembaran Cella untuk yang terakhir kalinya." Ucap Cella yang kembali menitikkan air matanya ketika mengingat bahwa kembarannya telah pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya karena kecelakaan yang terjadi kepada mereka beberapa jam lalu.

"Tidak!, Pergi kamu dari sini." perintah Ellan kepada Cella untuk meninggalkan ruang Ellin mengingat beberapa saat lalu Ellin menghembuskan nafas terakhirnya.

Kecelakaan yang terjadi pada mereka beberapa jam lalu membuat Ellin meninggal dunia dan juga sampai saat ini Celin mamahnya belum juga sadar, sedangkan Ellan dan Cella keduanya mendapatkan luka yang lumayan banyak namun tidak lama setelah luka keduanya diobati keduanya langsung tersadar dan menuju ruangan Ellin yang sedang ditangani mengingat dari keempatnya Ellin lah yang paling parah, keduanya baru saja sampai di pintu IGD hingga salah satu suster yang keluar mengatakan jika Ellin tidak dapat mereka selamatkan dan membuat Ellan murka.

"Pah Cella mohon, untuk yang terakhir kalinya." Ucap Cella dan menyatukan kedua tangannya memohon di hadapan Ellan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Pergi kamu dari sini!!." Teriak Ellan yang sudah habis kesabarannya hingga mendorong tubuh Cella sehingga Cella terjatuh.

"Pah." Ucap Cella lirih masih dengan posisinya yang terduduk.

"Pergi Cella, jika tidak saya pastikan wajah saya yang akan kamu lihat untuk yang terakhir kalinya sebelum malaikat maut menjemputmu." Ucap Ellan menahan emosinya dengan menatap Cella dengan tatapan tajamnya yang sedikit berair.

Deg

Cella mematung setelah mendengar perkataan Ellan barusan, apakah papahnya ingin membunuhnya jika dirinya tidak pergi dari tempat ini, saat ini juga?.

"Saya tidak akan memberikan kesempatan kedua Cella." Geram Ellan menatap Cella tajam.

Cella menitikkan kembali air matanya dan bangkit dari posisi terduduk nya lalu menatap Ellan yang masih menatapnya dengan tatapan tajam dengan tatapan yang berkaca-kaca.

"Cella cuma mau diperhatiin." Ucap Cella lirih dan berbalik meninggalkan papahnya yang tidak berkata apapun lagi setelah ucapannya barusan.

°°°

Cella menatap tangan kanannya yang terlilit perban dengan pandangan yang sulit diartikan, tangan inilah yang membuat papahnya tidak fokus menyetir.

"Kamu bodoh Cella." Lirih Cella dan mengangkat pandangannya menatap mamahnya yang masih belum sadarkan diri di atas brankar di dalam ruangan yang dibatasi oleh sebuah kaca besar untuk Cella melihat mamahnya.

"Ellin pergi mah. Apa yang harus Cella lakukan?, Papah melarang Cella  ketemu Ellin untuk ke terakhir kalinya." Ucap Cella dengan lirih di akhir kalimat nya dengan mata yang berkaca-kaca menatap ke arah mamahnya.

°°°

"Pah maafin Cella." Cella menatap papahnya dengan tatapan penuh harap.

"Apakah dengan memaafkan mu bisa mengembalikan Ellin?." Ellan tidak menoleh sedikitpun ke arah Cella sambil mengatakan kalimat barusan.

Cella diam tidak dapat menjawab perkataan Ellan.

"Tidak bisa bukan?, jadi untuk apa saya memaafkan anak pembawa sial seperti kamu?."  Ucapan Ellan barusan sungguh membuat dada bagian kiri Cella terasa sangat sakit.

"Tapi semua ini bukan salah Cella pah, ini semua sudah takdir." Ucapan Cella barusan membuat Ellan menoleh kearahnya dan menatap Cella dengan tatapan tajam.

"Takdir?, jika saja kamu tidak menuruti kemauan Celin dan mengajak Ellin untuk ikut semua ini tidak akan terjadi dan putriku pasti masih berada di sisiku saat ini." ucap Ellan yang terdengar lesu di akhir kalimatnya membuat dada bagian kiri Cella terasa semakin sengat sakit dan ini sungguh sangat menyiksa.

Cella berbalik meninggalkan Ellan yang kembali terdiam sambil menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.

"Cella pengen ketemu mamah" ucap Cella dan pergi meninggalkan rumah itu menuju rumah sakit dimana mamahnya masih dirawat.

"Ellin papah mohon, kembali ke rumah." Ucapan Ellan yang Cella dengar untuk yang terakhir kalinya hingga Cella benar-benar pergi meninggalkan rumah.

Celin mengalami kelumpuhan total pada kedua kakinya akibat kejadian yang menimpa mereka dan kecelakaan itu pun membuat Ellan sering melakukan kekerasan kepada Celin yang lumpuh karena selalu melindungi Cella dari amukan Ellan ketika Ellan kembali dari kantornya, dan waktunya tidak pernah menentu.

Terkadang Cella bersyukur ketika Ellan papah nya tidak kembali dari kantornya, karena ketika Ellan kembali dari kantornya pertikaian akan selalu terjadi antara kedua orang tuanya hingga Cella tidak dapat berkutik sedikitpun.

Dan akibat kepergian Ellin Cella dituntun untuk bisa di dalam segala bidang untuk mengikuti jejak Ellin yang menguasai semua bidang baik non-akademik dan akademik oleh Ellan, sehingga Cella menjadi sosok yang sangat pendiam dan sulit berkomunikasi dengan banyak orang.

"Dituntun untuk menjadi sama seperti orang lain itu sangatlah menyakitkan." Monolog Cella dengan rasa sakit pada bagian dada kirinya yang terasa sangat menyakitkan.





TBC

VOTE DAN COMMENT

YANG VOTE BEBAN HIDUPNYA DIRINGANKAN AMIN

Kalau kalian di posisi Cella apa yang akan kalian lakukan?

See you

SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang