39. AKU DI TERTAWAKAN OLEH BANYAK ORANG!!

1.1K 83 10
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
••••
🌱

Alice melangkah menuju kantin dengan sendirinya karena sejak dirinya kembali dari kelas Lendra menuju kelasnya Alice belum menemukan keberadaan Cella.

Untuk hari ini pembelajaran tidak dilangsungkan karena guru-guru sedang mengadakan rapat, entah membahas tentang apa tidak ada murid yang mengetahuinya karena rapat diadakan dengan tiba-tiba.

Alice duduk di salah satu kursi yang masih kosong dengan nampan yang terletak piring nasi goreng dan juga segelas teh es.

Sebenarnya Alice ingin pulang terlebih dahulu tetapi belum diizinkan  oleh guru-guru dan juga gerbang sekolah dikunci.

Alice menyantap nasi gorengnya dengan banyaknya pasang mata yang menatap ke arahnya dengan tatapan jijik.

"Hello bitch." Rindi berkata sambil menatap Alice dengan tatapan mengejek lalu dirinya duduk di kursi yang berhadapan dengan Alice yang menatap ke arahnya tanpa minat.

"Dibayar berapa Lo?." Tanya Rindi dan menatap Alice dengan tatapan mengejek namun raut wajah menjengkelkan nya tetap melekat di wajahnya hingga membuat Alice muak.

"Udah berapa pria yang Lo layanin?." Lagi-lagi Rindi mengajukan pertanyaan yang membuat dada bagian kiri Alice terasa sangat sakit.

"Pastinya sudah lebih dari satu kan?."
Ucap Rindi dan tersenyum mengejek ke arah Alice.

Alice menggenggam erat sendok yang berada ditangannya setelah mendengar perkataan Rindi barusan dan menghempaskan nya ke piring dengan kuat hingga menghasilkan bunyi yang cukup nyaring.

"Mau lo apa sih?!." Alice menatap Rindi dengan tatapan tajamnya.

"Mau gue?, Gue mau Lo hancur!" Ucap Rindi lalu terkekeh. Alice mengepalkan kedua tangannya erat, sialan Rindi.

"Lo nggak bakalan bisa bahagia Alice!"

Pyurr

Rindi memejamkan kedua matanya setelah menyelesaikan perkataannya barusan ketika Alice menyirami dirinya dengan minumannya.

Rindi membuka kedua matanya kembali dan menatap Alice dengan tatapan tajam, kedua tangannya terkepal dengan erat hingga suara gebrakan meja terdengar memenuhi seisi kantin.

Brak

Rindi mengebrak meja yang berada dihadapannya dengan kedua tangannya, masih dengan sisa-sisa minuman yang Alice siram padanya di wajahnya.

"Sialan lo!." Teriak Rindi memaki dan menatap Alice dengan tatapan tajam.

Alice menatap Rindi dengan tatapan malasnya dan bangkit dari duduknya lalu berjalan ke luar kantin, namun tiba-tiba tubuh Alice terdorong ke arah depan dengan begitu kuat hingga kepalanya terbentur ujung meja.

Alice memegang pelepisnya yang terasa nyeri, 'Rindi sialan' batin Alice memaki.

Alice bangkit dari posisi terjatuhnya dan berbalik menatap Rindi dengan tatapannya yang semakin tajam.

"Gila Lo?!." Ucap Alice marah kepada Rindi.

Prang

Rindi melempar gelas yang isinya Alice siram ke arahnya tadi dengan sangat kuat ke arah Rindi, hingga gelas itu mengenai mata Alice lalu jatuh ke lantai dan pecah.

Alice mengangkat salah satu tangannya dan memegang mata kanannya yang terasa sangat sakit akibat lemparan gelas dari Rindi.

Rindi tersenyum senang melihat Alice yang terlihat kesakitan begitupun dengan banyaknya murid yang menyaksikan pertengkaran keduanya yang ikut merasakan sensasi senang karena melihat Alice kesakitan. Sangat bodoh.

"Jalang nggak pantas berada di sekolah ini!!." Ucap Rindi menohok dan meraih satu gelas minuman dari meja yang berada di samping kirinya dan menyiramkannya ke arah Alice lalu diikuti oleh beberapa murid yang berada dekat dengan Alice.

Alice memejamkan mata kirinya supaya air tidak memasuki matanya dan tangan kanannya masih memegang mata kanannya yang terasa sangat sakit.

Sebagian baju Alice basah karena siraman minuman dari mereka dan ini sangatlah menyebalkan.

Alice menurunkan tangan kanannya yang tadi menyentuh mata kanannya yang terasa sangat sakit setelah tidak mendapatkan siraman minuman lagi, lalu Alice menatap mereka semua yang saat ini sedang menertawakannya dengan mata kanannya yang sudah memerah, meskipun terasa sakit untuk terbuka sedikit lebar Alice tetap memaksakannya supaya bisa melihat wajah-wajah mereka yang menertawakan dan menghina dirinya.

"Tunggu pembalasan gue!." Ucap Alice marah dan menggebu-gebu. Alice kembali membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan kantin namun Alice tidak jadi melangkah ketika melihat Cella yang berdiri tidak jauh dari dirinya dan menatap ke arahnya tanpa ekspresi sedikitpun lalu Cella kembali melangkahkan kakinya menuju meja dengan beberapa kursi yang sudah diisi oleh Nathala, Nana, Detra, Lendra, dan juga Daffin yang sedang menatap ke arah Alice dengan berbagai ekspresi berbeda.

Alice mengalihkan pandangannya ketika bersitatap dengan Lendra yang tersenyum mengejek menatap ke arahnya. 'Menyebalkan' batin Alice muak.

Alice menghembuskan nafas berat ketika lagi-lagi suara banyak murid yang menghina dan juga menertawakan memasuki indra pendengarannya. Dada bagian kiri Alice terasa seperti dicengkeram erat oleh sebuah tangan tak kasat mata hingga membuatnya meringis kesakitan dan raut wajah kesakitan Alice tidak dapat disembunyikan hingga Cella yang menatap ke arah Alice sadari dirinya mendudukkan diri di atas kursi menjadi kebingungan, jujur sebenarnya Cella khawatir kepada Alice, namun dia tidak bisa membantunya saat ini.

Alice merasa sangat kecewa ketika Cella tidak berniat menolongnya tadi, Alice yakin sadari awal Rindi mendorongnya Cella sudah berada di sana dan menonton dirinya yang dibully oleh banyak siswa.

Jujur ini sangat menyakitkan ketika tidak ada yang berniat menolongnya tadi.

'Lo terlalu berharap mendapatkan pertolongan dari orang lain Alice!!' batin Alice pedih pada dirinya sendiri dan meninggalkan daerah kantin masih dengan suara tawa banyak murid yang menertawakan dirinya.



TBC

APA PENDAPAT KALIAN BUAT PART INI??

VOTE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA YA, PASTI AKU BAKALAN SERING UPDATE^^

MAKASIH

SEE YOU

SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang