45.APA AKU HARUS MENYERAH??

1K 72 0
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
••••
🌱


Cella membaringkan tubuhnya di atas kasur, jam weker yang berada di atas meja disebelah kasurnya menunjukkan pukul 08.20 malam.

Jujur perutnya masih terasa sangat sakit dan perih karena Liana hanya memberinya makan roti dan segelas susu ketika dirinya kembali ke rumah tadi setelah menenangkan pikirannya yang sedikit kacau tadi dengan pergi berjalan keluar tanpa arah.

Papahnya entah pergi kemana Cella tidak tau karena sejak siang tadi semenjak dirinya pergi Ellan tidak muncul dihadapannya hingga malam ini.

Cella memejamkan kedua matanya ketika perutnya terasa sangat sakit dari sebelumnya.

Cella larut dalam pikirannya hingga secara tiba-tiba Cella langsung terduduk dalam keadaan terbatuk-batuk.

Pyurr

Cella menatap Liana yang menyirami dirinya dengan tatapan tajamnya, dengan keadaannya yang masih terbatuk-batuk.

Liana menatap Cella tanpa rasa bersalah sedikitpun di wajahnya lalu sebuah senyuman kecil terbit di bibirnya, membuat Cella mengerutkan keningnya binggung, sepertinya wanita tua ini menjadi gila.

"Putriku, apakah dirimu tidak lapar?." Tanya Liana dengan suara yang dibuat selembut mungkin membuat Cella ingin muntah mendengarkannya.

"Putriku pasti sangat tersiksa karena tidak diberi makan malam." Ucap Liana yang duduk di kursi belajar Cella.

"Hmm, mamah akan memberikanmu makanan tanpa sepengetahuan papah mu. Tapi dengan satu syarat." Cella menatap Liana dengan tatapan yang sulit diartikan, beberapa hari belakangan memang papahnya yang menyuruh Liana memberikannya makan roti dan juga segelas susu di pagi hari dan malamnya juga menu yang sama.

"Apa syaratnya?." Tanya Cella, jujur saat ini Cella benar-benar membutuhkan makanan untuk mengisi perutnya.

Liana tersenyum mendengar perkataan Cella dan bangkit dari duduknya berjalan mendekati Cella.

"Selesaikan semua pekerjaan rumah." ucap Liana, Cella terlihat berpikir untuk beberapa saat dan setelah itu Cella langsung menganggukkan kepalanya setuju.

Liana tersenyum cerah dan kembali berkata.

"Putriku yang cantik ini bisa langsung mengerjakan pekerjaan rumah malam ini, setelah pekerjaanmu selesai aku akan memberikanmu makanan tanpa sepengetahuan papah." Ucap Liana dan pergi meninggalkan Cella.

°°°

Cella terduduk di kursi meja makan setelah menyelesaikan hampir seluruh pekerjaan rumah karena semua pembantu di rumah ini sudah papahnya pecat semenjak papah dan mamah nya bercerai.

Cella memejamkan kedua matanya ketika rasa pusing dan juga sakit pada perutnya kembali menyerangnya.

Brak

Cella langsung membuka kedua matanya yang mulanya terpejam ketika kursi yang saat ini dirinya duduki ditendang oleh seseorang dan membuatnya jatuh.

Cella menatap Ellan dengan tatapan tajamnya karena Ellan lah yang menendang kursi yang Cella duduki tadi.

"Papah tidak mengizinkan kamu untuk keluar dari kamar Cella!." Marah Ellan ketika disaat dirinya kembali dari kantor dan mendapati Cella yang keluar dari kamarnya, padahal Ellan sudah melarang Cella untuk keluar dari kamar beberapa hari ini sebagai hukuman untuk Cella karena telah membuatnya marah.

"Kembali ke kamar, sekarang!." Ucap Ellan tanpa ingin dibantah. Cella yang ingin protes mengurungkan niatnya mengingat keadaannya sekarang yang sangat tidak memungkinkan untuk melawan Ellan.

SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang