16. PEMBULLYAN LAGI

1.6K 284 18
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°
°
°
°
°
°
°
°
°
🌱
••••



Siang berganti malam dan malam berganti siang, tidak terasa sekarang sudah kembali menjadi hari Senin.

Semua pasang mata terus menatapnya sadari tadi mulai dari dirinya keluar dari mobil yang mengantarnya sampai ia memasuki kelas, dirinya seperti orang linglung karena selalu mendapat tatapan aneh dari teman temannya. Andira hanya bisa terus menundukkan kepalanya merasa terintimidasi.

Mereka pasti bertanya-tanya apa yang terjadi kepadanya atas kejadian  beberapa hari lalu.

Prok

Prok

Prok

Dillta selaku ketua kelas menepuk tiga kali tangan nya untuk membuat teman-teman sekelasnya pokus kepadanya

"Semuanya buka buku lks kimia halaman 95 dan kerjakan latihan 1.1, kalau ada yang gak ngerjain bakalan dikasi -10 sama buk ayli" setelah berkata Dillta langsung menuju kursinya.

Alice menggeser kursinya untuk lebih mendekat kearah Cella memang selalu begini jika mereka diberi tugas dan tidak ada gurunya, Alice akan meminta Cella untuk menjelaskan cara untuk mengerjakannya lalu Alice akan mengikuti contoh yang Cella beri, namun baru saja menggeser kursinya Cella bangkit dan berjalan kearah kursi kosong yang berada disebelah Andira, melihat hal itu membuat Alice menatap Cella bingung.

Andira masih terus menundukkan kepalanya dia tidak melakukan apa yang Dillta katakan,
Andira juga sadar jika ada yang berdiri disebelahnya dan pandangannya terangkat.

"Kenapa?" Andira berkata dengan bingung melihat Cella yang tiba-tiba duduk disebelahnya.

Cella hanya melihat sebentar kearah Andira lalu mendudukkan dirinya di kursi yang berada disebelah Andira.

Cella meletakkan buku lks dipertengahan meja lalu kembali menoleh kearah andira.

"Bareng" kening Andira sedikit berkedut mendengar apa yang barusan Cella katakan.

Mengerti dengan kebingungan Andira, Cella menunjuk kearah buku lalu menunjuk bergantian kearah dirinya dan Andira melihat hal itu tentu Andira langsung mengerti.

Lalu mereka berdua mulai mengerjakan apa yang Dillta sampaikan, sesekali Cella menjawab pertanyaan dari Andira, ya meskipun Andira pintar ada kalanya satu atau dua soal yang dia tidak ketahui cara mengerjakannya, berbanding terbalik dengan Cella, dirinya sangatlah mahir dalam semua mapel bahkan disaat mengerjakan soal ini Cella hanya menggunakan beberapa menit waktunya.

Alice sadari tadi masih terdiam setelah Cella pergi ke sebelah Andira,
tatapannya selalu mengarah kepada mereka berdua dengan tatapan bingung.

Menghela nafas berat Alice memfokuskan dirinya.

'Alice Lo bisa' batin Alice menyemangati diri sendiri dan mulai mengerjakan tugasnya sendiri tanpa meminta bantuan siapapun.

Pandangan Dillta terangkat dan mengarah kepada meja Alice dan Cella, Dillta hanya mendapati keberadaan Alice, pandangan Dillta menyusuri setiap bagian kelas hingga terhenti kearah meja Andira dibelakang sana, Cella disana duduk disebelah Andira yang masih fokus mengerjakan soal, Dillta sedikit kebingungan, dari pantauan Dillta sejauh ini Cella bukanlah gadis yang mudah akrab dengan beberapa orang dengan hanya menghitung hari pendekatannya, karena Dillta tau Cella hanya memiliki dua sahabat yaitu Nathala dan Alice lalu yang lainnya jika berniat untuk menjalin pertemanan dengan Cella tidak akan Cella anggap. Cella hanya akan berbicara jika itu penting menurut nya dan diam jika tidak penting, memikirkan ini membuat Dillta semakin kebingungan.

Alice membaca materi yang telah diberikan minggu-minggu kemarin, soalnya pasti tidak jauh berbeda dari materi yang sudah diberikan.

Matanya menjadi sipit karena terlalu fokus membaca hingga Alice menemukan contoh soal serupa seperti no satu, Alice mulai mengerjakan soal tersebut seperti contoh soal.

Dia tidak peduli jika jawabannya salah yang terpenting adalah dia sudah mengerjakan nya.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya bel istirahat berbunyi, Dillta bangkit dari kursinya dan mengumpulkan tugas teman-temannya.
Dillta sengaja berjalan terakhir kearah meja Alice dan Cella karena dia tau Alice masih mengerjakan beberapa soal.

Tak

Alice meletakkan pulpennya setelah selesai mengerjakan soal terakhir hingga menghasilkan bunyi pulpen yang bersentuhan dengan meja.

Dillta datang kemeja nya dan mengambil kertas lembaran Alice. Dillta melihat apa yang Alice kerjakan, pandangan Dillta terangkat menatap kearah Alice dengan intens, Alice yang ditatap seperti itu menjadi kebingungan.

"Kenapa Dill?" bingung Alice, Dillta menggelengkan kepalanya dan pergi dari hadapan Alice, bertepatan dengan Dillta pergi Cella kembali ke kursinya.

Alice sibuk dengan pikirannya sedangkan Cella fokus kepada buku bukunya. Alice menoleh kearah Cella dan berkata.

"Cell, ke kantin??" Tanya Alice, Cella menoleh kearah Alice dan menggeleng kan kepalanya 'tidak' melihat itu Alice menganggukkan kepalanya mengerti dan bangkit meningkatkan kelas menuju kantin.

Cella hanya melihat kepergian Alice dengan pandangan yang sulit diartikan, dirinya menghela nafas kasar lalu bangkit dari kursinya keluar kelas.

°°°

"Gue pengen nunjukin sesuatu yang wow buat Lo berdua" Lendra berkata dengan mata yang hanya terfokus pada suatu titik.

Nathala dan Detra hanya mengangkat salah satu alisnya pertanda jika mereka berdua ingin tau apa itu.

Lendra bangkit dari kursinya berjalan dengan santai menuju salah satu meja kantin yang hanya diduduki oleh seorang gadis.

Lendra hanya perlu melewati satu meja lagi untuk sampai ke meja yang dituju, tangan kanannya mengambil salah satu minuman milik salah satu murid yang belum disentuh sama sekali.

Pemilik minuman itu terlihat ingin protes namun dia urungkan, hayolah siapa yang tidak mengenal Lendra, sahabat dari Nathala si king bully.

Sesampainya disisi meja yang Lendra tuju, tangan nya dengan santai menyiram makanan seorang gadis yang duduk sendirian itu, dia adalah Alice, Alice sungguh terkejut melihat hal itu, dengan cepat dia mendorong piring yang sudah penuh dengan air itu dan bangkit dari kursi supaya tidak mengenai seragamnya. Alice mengangkat pandangannya dan menatap Lendra dengan tajam.

Lendra dan Alice saling bertatapan untuk sesaat hingga Lendra kembali meraih minuman yang ada dimeja dan menyiram ke arah Alice, kedua mata Alice terpejam seolah menerima apa yang akan terjadi kepadanya setelah ini, namun sesaat Alice menjadi kebingungan karena tidak merasakan dinginnya air yang mengenai tubuhnya, kedua mata Alice perlahan terbuka.

Alice melebarkan kedua pupil matanya ketika melihat hal yang seharusnya tidak terjadi untuk saat ini dihadapannya.




TBC

MENGISI WAKTU LUANG MOHON MAAF APABILA TERDAPAT PENULISAN KATA YANG TIDAK SEMPURNA
TANDAI TYPO!!

gantung hehe ^‿^
Lanjut ga nii??
Kalau gitu jangan lupa vote & komen ya

SEE YOU

SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang